"Siapa yang mau sukses?"
Kalimat itu berkali-kali diteriakkan oleh Pak Bruno saat ia membawakan presentasinya di depan panggung. Bruno Hasson adalah founder sekaligus CEO Sophie Paris, beliau membawakan materi motivasinya dengan penuh semangat di siang hari tanggal 8 September yang lalu. Selain Bruno Hasson, ada Gregory Faunvet (EVP Sales & Marketing) dan Deasy Rahayu (VP Sales & Training) yang juga membawakan presentasi (atau meteri motivasi?) di Regional Confrence Sophie Paris yang bertajuk Dare to Change itu.
Hai beauties?!! 🌹 🌹🌹
Diminggu pertama September ini aku mau mereview salah satu skincare yang telah kugunakan hampir 4 bulan lebih. Mungkin yang sering berkunjung ke HONEYSUCKLE ini masih ingat kalau di bulan Mei itu aku menghadiri Photogenic Beauty Soiree yang diselenggarakan oleh ASTALIF dan lebih menyenangkannya lagi, aku tuh diberi kesempatan untuk mencoba produk andalannya, Jelly Aquarysta. Dan inilah reviewnya...
Baca juga: Photogenic Beauty Soiree by ASTALIF
Meskipun tulisan ini adalah sponsored post, tapi aku jamin review yang kutuliskan ini jujur sejujur-jujurnya ya. Sesuai pengalamanku selama hampir 4 bulan menggunkannya.
ASTALIFT JELLY AQUARYSTA
Dear my beauties… Apa kabar? 🌺🌺🌺
Di sini aku masih berjuang mengatasi kulit wajahku yang sejak awal tahun mengalami breakout. Selain breakout, kulitku juga jauh lebih sensitif dibandingkan sebelumnya, juga sangat kering. Karena hal itu aku mulai menjadi sangat selektif terhadap skincare yang aku pakai. Harusnya untuk produk makeup pun kudu selektif ya, tapi perlahan-lahan dulu deh hahaha… Lagian aku menggunakan makeup hanya saat keluar rumah saja, dan aku keluar rumah itu lumayan jarang (kemudian mencari pembenaran ✌🏻).
Baca juga: Ada Apa Dengan Kulitku?
Nah sesuai judulnya, dipostingan kali ini aku mau berbagi tentang bahan kimia apa saja yang terdapat pada produk kecantikan yang ternyata bisa berbahaya untuk kulit sehingga mulai kuhindari. Bukannya mau sok ya, hanya saja kondisi kulitku yang ngambek semenjak awal tahun itu dan keyakinanku untuk menjaga kesehatan tubuh, khususnya kulitku ini yang menjadikan aku lebih picky memilih produk kecantikan.
Jadi karena postingan ini akan sangat panjang, aku saranin kalian memilih tempat duduk yang nyaman baru kemudian melanjutkan membacanya~
"Kulit manusia memiliki proses regenerasi secara natural setiap 28 hari sekali. Namun, dengan seiring bertambahnya usia, proses regenerasi akan menjadi lebih lambat dan lama. Jika tidak dilakukan perawatan khusus, maka kulit akan menjadi kering, terlihat kusam, berjerawat, serta masalah kulit lainnya," kata dr Inneke Jane Hidayat, MD, Msc, di siang hari itu.
Mungkinkah ini alasan semua masalah kulitku saat ini?
Hari Minggu tanggal 22 Juli aku bergegas menuju Hotel Four Point untuk menghadiri undangan dari Maxipell. Ada yang tahu dengan brand yang satu ini? Atau setidaknya pernah mendengar tentangnya? Aku sendiri, jujur saat menerima undangan dari Maxipeel tidak tahu sama sekali mengenai brand yang satu ini, apalagi produk apa saja yang mereka punyai. Setelahnya barulah aku searching dan mengetahui bahwa brand ini berasal dari Filipina dan produk andalannya adalah Maxi-Peel Zero, yakni toner exfoliasi yang mengandung AHA & BHA. Wah, sebagai beauty junkie dan skincare maniak, aku sangat exited menghadiri acara hari itu.
Cahaya purnama mengelilingi Perempuan Itu, bermain-main di sela rambutnya, menggelitiki pipinya. Seulas senyum menghiasi wajahnya dan dia pun mendongak, "Bulan indah saat ini".
"Ya. Bulan indah saat ini," kata Gadis Kecil. Ia turut mendongak memandang purnama yang menggantung dengan megah di langit sana. Cahayanya yang keperakan menyelimuti malam tanpa malu-malu. Area terbuka dimana mereka duduk diterangi cahaya itu, tak menyisakan celah untuk bersembunyi.
"Kau datang," kata Perempuan itu. Senyum yang jauh lebih lebar kini menghiasi wajahnya.
"Ya, aku datang," jawab Gadis Kecil. "Apa kabar?"
Perempuan Itu sekali lagi mendongakkan kepalanya, memandang purnama, lalu ia rebahkan badannya ke hamparan rumput dan menghela napas. "Baik. Kurasa aku baik-baik saja," jawabnya.
"Kau tak yakin?" Tanya Gadis Kecil lagi, sembari turut merebahkan badannya.
"Ya aku baik. Aku hanya tidak yakin apakah ini yang kuharapkan. Akhir-akhir ini aku sering menoleh ke belakang, menyesali beberapa hal dan membayangkan seandainya aku melakukan hal yang lain. Aku... entahlah..."
Gadis Kecil mengangkat tangannya, seolah-olah akan meraih purnama, kemudian berkata, "Apakah itu akan berbeda?"
"Entahlah... Mungkin tidak. Kurasa aku akan memilih jalan yang sama. Karena sejujurnya yang kupunya saat ini terlalu berharga untuk ditukar dengan apa pun. Hanya saja aku... entahlah... belum bisa berdamai? Berdamai bahwa aku bukanlah pusat dunia? Berdamai bahwa dikisahku kini aku tidak lagi menjadi tokoh utama? Kini dikehidupanku, aku adalah pemeran pembantu, dan itu melukai egoku. Mungkin?"
"Setiap kita, adalah tokoh utama dalam kisah kita, bukankah begitu?" Gadis Kecil terkekeh kemudian berdiri, tangannya terulur, mengajak Perempuan Itu turut berdiri. Perempuan Itu lalu meraih tangan Gadis Kecil.
"Purnama mengajak kita bermain-main, mari menari di bawahnya. Kau dengar lantunan musik yang mengalun itu? Kau rasakan angin itu? Rumput-rumput ini malah telah mendahului kita menari! Ayo!"
Gadis Kecil dengan antusias menggenggam tangan Perempuan Itu dan mengajaknya menari, dengan versi tariannya sendiri tentu saja. Ia berputar, membawa serta Perempuan Itu dalam lingkaran tak bertepi, terus berputar, semakin cepat dan semakin cepat lagi hingga keduanya tak lagi bisa dibedakan.
Lalu mereka melepaskan tangan masing-masing dan terkapar di rerumputan sambil tertawa terbahak-bahak.
Terengah-engah dan masih menyimpan kikikan Perempuan itu berkata, "Sudah lama aku tidak menari."
"Aku selalu menari. Kapan pun, dimana pun, jika sedang ingin menari, aku pasti menari," kata Gadis Kecil.
"Ya. Lihatlah dirimu. Aku iri. Kau tahu? Aku merasa aku menjadi perempuan yang getir. Lihatlah aku! Ini bukan yang kuinginkan, yang kuharapkan pada diriku! Ini bukan aku. Suatu hari aku terusir dan tidak menemukan tempat untuk pergi. Aku merasa tak berdaya. Terhina sehina-hinanya. Aku ketakutan, ini bukan yang kuinginkan pada diriku. Aku benci sosok lemah ini. Aku mulai jarang tersenyum. Aku berpikir dan terus berpikir, hingga aku menjadi orang yang terlalu banyak berpikir. Bahkan untuk mengambil langkah pertama sebuah tarian pun, aku membutuhkan waktu yang lama untuk memikirkannya."
"Aku bingung," kata Gadis Kecil. "Apakah kau tidak bahagia?" Katanya lagi.
"Tidak juga. Aku bahagia. Hanya saja, kau tahu? Perasaan bahwa aku bukan tokoh utama, bahwa tak ada lagi perhatian yang kudapatkan, bahwa aku harus membagi hal yang telah sedikit itu dengan yang lainnya membuatku tertekan. Aku... merasa bahagia, sedih, bersyukur, kecewa, pahit, manis, campur aduk yang... entahlah."
"Bukankah begitulah kehidupan?" Kata Gadis Kecil.
"Ya, ya, kau benar. Seperti inilah kehidupan. Aku cuma... entahlah... Hanya menoleh ke belakang dan menyesali beberapa hal dan berharap dulu tidak begitu bodoh dan menyia-nyiakan beberapa hal lainnya." Perempuan Itu sekali lagi menghela napas, kemudian berkata lagi, "Kemana saja kau selama ini?"
"Tidak kemana-mana." Jawab Gadis Itu.
"Aku merindukanmu."
"Aku juga"
"Sering-seringlah berkunjung, maka kurasa aku akan bisa menjalani semuanya. Aku akan baik-baik saja. Kita akan baik-baik saja.
"Ya. Kita akan baik-baik saja."
"Bulan indah malam ini."
"Ya. Ia indah malam ini."
Rampung membersihkan kamar, kemudian mencuci tumpukan piring kotor, setelah itu melipat pakaian bersih dan memasukkannya ke dalam lemari sembari menunggu cucian selesai, itu pun seringnya disela Ghaza yang minta ditemani main atau minta digendong. Perut belum sempat diisi, mandi apa lagi, aku lanjut menjemur pakaian. Setelah menjemur, mainan dan buku-buku yang sebelumnya dibereskan, sudah tersebar dimana-mana, errrr… gitu saja terus! I NEED VITAMIN SEA!!! Bunda lelah dengan rutinitas yang tak ada habisnya ini~
Rasanya sudah lama banget saat kami pergi berlibur bertiga, apalagi pergi berdua saja, merasakan manisnya masa-masa pacaran dan pengantin baru tanpa ada bocah yang merecoki. Tapi apa sudah tega meninggalkan Ghaza dan berlibur berdua?!! Jelas tidak, hahaha…
Karena itu dibandingkan ber-honeymoon, aku sangat ingin kami berlibur bertiga lagi, setidaknya lepas dari tugas-tugas rumah tangga yang menjenuhkan itu selama lima hari. Demi kewarasan bunda!!!
Baca juga: Keluarga Kecil Liburan, Hari Pertama
Tapi kemana ya bagusnya?
Lalu teringatlah di bulan September itu kami akan ke Jakarta untuk menghadiri kawinan sepupu, jadi ya sekalian aja dirangkaikan dengan liburan, lumayankan menghemat uang tiket pesawat (emak-emak irit, hohoho). Tapi di Jakarta mau kemana? Ku lelah melihat bangunan dan mobil. Ku bosan main di mol. Ku mau lari ke pantai dan berenang di lautan, menginap di resort yang indah dan bermalas-malasan, tanpa dibuat sepet melihat tumpukan cucian dan kamar yang berantakan. Akhirnya setelah googling sana-sini kami memutuskan untuk mengunjungi Kepulauan Seribu.
Seperti liburan sebelumnya, kami mencari tahu dulu tempat-tempat di Kepulauan Seribu yang menarik hati kami untuk dikunjungi. Sebenarnya di Sulawesi banyak juga terdapat pulau-pulau kecil yang biasa kami kunjungi, karena itu kami berusaha mencari tempat yang “tidak biasa“ yang sekiranya jarang kami temui di pulau-pulau di sini. Dan inilah tempat-tempat yang ingin kami kunjungi di Kepulauan Seribu nanti:
Baca juga: Berjumpa Lagi Dengan Samalona
Pulau Pramuka
![]() |
Gambar diambil di google |