Kesepian tidak ada obatnya.
Dia seperti rumput liar yang tumbuh di taman bunga Perempuan Itu. Meskipun menyianginya, dia akan tumbuh lagi. Meskipun tanah tempatnya tumbuh diberi racun, suatu saat dia akan kembali dan tahu-tahu telah menutupi bunga dengan daun-daunnya. Menentang langit dengan angkuh. Memiliki semangat hidup yang jauh lebih besar dibandingkan bunga-bunga di taman itu.
Perempuan Itu keras kepala. Dia tidak ingin kalah. Ini seperti adu kekeras kepalaan. Unjuk kekuatan. Siapa yang bertahan? Siapa yang akan menyerah?
Di satu titik, Perempuan Itu lalai. Rumput liar telah menguasai taman bunganya. Menutup setiap jengkal tanah dengan daun runcingnya. Tumbuh melebat dan menjadi sesemakan yang kokoh. Perempuan Itu kelabakan. Dia bahkan mulai tenggelam ke dalam jalinan rumput itu. Tidak menemukan jalan ke luar. Permintaan tolong yang ia teriakkan tidak ada gunanya. Bagaimana meminta tolong di dalam pusaran kesepian? Kesendirian?
Karena tak ada yang mendengar dia semakin tenggelam.
Karena tak ada yang mengulurkan tangan dia meringkuk di tengah pusarannya.
Lalu dia lenyap.
Tak terdengar kabarnya lagi.