Bagaimana menilai sebuah
buku?
Bagaimana menentukan
sebuah buku bagus atau jelek?
Untuk saya, mudah saja,
jika buku itu membuat saya menikmati membacanya, maka buku itu sudah termasuk
buku yang bagus. Ia, semuanya memang tergantung selera saja. Buku yang saya
anggap bagus belum tentu dianggap bagus oleh pembaca lainnya, begitu pun
sebaliknya, buku yang saya anggap jelek mungkin saja dipuja-puja orang pembaca
lain. Kembali lagi ini memang tergantung selera masing-masing...
Saya yang memang sering
mereview buku, kerapkali juga mengeluarkan kritikan pedas pada buku-buku yang
tidak saya sukai. Yang jelek dalam anggapan saya. Tentunya sedapat mungkin
dalam review itu saya sertakan hal-hal yang tidak saya sukai dalam buku
tersebut dan mengapa saya tidak menyukainya. Dan karena saya mereview sebagai
seorang pembaca yang telah meluangkan waktu dan uang untuk membaca buku
tersebut dengan harapan mendapatkan “kesenangan” dari sebuah buku, saya tentunya
berhak menuliskan/mengutarakan pendapat saya atau pun kritikan saya pada buku
itu.
Sebagai pembaca, saya
tentunya hanya menilai buku tersebut dari fisik maupun isi buku tersebut. Saya
tak mau tahu ataupun mengambil pusing, apalagi bersimpati pada seberapa keras
sang penulis menuliskan bukunya itu, atau seberapa jatuh bangunnya ia sampai
buku itu dapat diterbitkan. Hal itu tidak akan mempengaruhi pendapat saya
tentang isi buku tersebut. Tak suka ya tak suka, jelek ya jelek! Haruskah saya
memuji sesuatu yang rasanya tak pantas untuk saya puji? Yang sama sekali tidak
memberikan “kenikmatan” saat saya membacanya? Hanya karena, mungkin, saya bersimpati
pada sang pengarang? Munafik sekali rasanya...
Ataukah memang seharusnya
kehidupan pengarang diturutsertakan dalam menilai tulisannya? Ahhh... saya
hanya seorang penggila buku bukan orang sastra yang paham, saya menilai sesuai
apa yang saya baca dan sesuai selera bacaan saya.
Jika pun mungkin ada
yang tersinggung atau pun penulis yang terluka hatinya hinggah patah semangat
saat membaca kritikan saya yang pedas (yaelah kayak tong ada penulis buku yang
mau mampir ke blog ku deh atau tiba-tiba nyasar baca reviewku), saya meminta
maaf. Tapi tidak akan berhenti melakukannya. Saya cuma akan merasa kasihan jika
ada seseorang yang mendapatkan kritikan lalu menerima kritikan itu dengan
prilaku negatif (marah, putus asa, menyerah, dll). Seseorang yang mentalnya
begitu lemah saya rasa tak usah memilih profesi sebagai pekerja seni yang
karyanya “dilempar” ke khalayak ramai. Ahhh... manusia yang tak bisa menerima
kritikan, meminjam kata-kata dari seorang teman, “Mamam racun saja sana!”.
Apakah ada yang merasa
bangga jika bukunya dikatakan bagus karena siapa dia? Bagaimana kepribadiannya?
Bagaimana latar belakangnya? Bukan karena hasil karyanya? Adakah? Jika ada, duh
kasian sekali deh, tenar karena rasa iba.
Bukan berarti dengan
tidak memperdulikan proses bagaimana sang pengarang menuliskan bukunya itu
dalam menilai tulisannya, saya menjadi seorang yang hanya mementingkan hasil
akhir dan tidak memperdulikan sebuah proses. Sekali lagi, saya menilai sebuah
buku dari sudut pandang seorang pembaca! Tentu saja proses itu jauh lebih
penting dari pada hasil akhir. Bagaimana seorang manusia bangkit dari
kekalahan, penolakan, belajar, lalu jatuh dan berusaha bangkit lagi, belajar
dari masa lalu, dan seterusnya itulah yang menjadikan kita manusia. Dan juga di
mana “hasil akhir” itu sebenarnya? Dalam hal seorang penulis apakah hasil
akhirnya ketika dia telah menerbitkan sebuah buku?
Menulis dan menerbitkan
buku memang tidak mudah. Saya akui itu. Apalagi hingga buku kita bisa dibaca
orang lain, dipuja, dicerca, disukai, dicela, itu sebuah proses yang panjang
dan mental yang kuat serta pikiran yang terbuka sangat diperlukan di sini.
Mungkin juga saya tak bisa menulis “sebaik” buku yang saya anggap jelek ataupun
saya tidak pernah sekali pun menerbitkan buku... tapi untuk sekian kalinya saya
tekankan, sang mengkritik sebagai seorang pembaca buku, bukan sebagai seorang
penulis. Tolong pisahkan kedua hal itu...
Dan sebagai pembaca saya
akan tetap seperti ini ^^
Nb: Hal ini juga
berlaku saat saya menonton film ^^