Selain perasaan malas yang ia hadirkan, hujan juga membuatku lebih banyak merenung. Merenungkan hal-hal yang jarang atau bahkan tidak terpikirkan karena tergerus kesibukan sehari-hari. Mungkin karena waktu yang terasa melambat di saat hujan, atau karena aku yang merasa jauh lebih santai saat hujan turun, sehingga punya waktu untuk memikirkan “hal yang tidak-tidak”.
Aku hanya perlu duduk memandangi hujan dari balik jendela, mungkin ditemani segelas susu coklat panas, lalu pikiran aneh-aneh itu bermunculan, yang menarikku dalam pusaran perenungan. Kadang renungan itu cukup berat yang membuatku merasa melankolia dan itu bisa bertahan seharian, tapi seringnya juga aku merenungkan hal-hal sepele, random, dan tidak penting.
Seperti sore itu, aku tiba-tiba saja memikirkan sebuah persoalan sepele. Awalnya aku sedang menulis di jurnalku dan kepikiran untuk membeli pulpen warna-warni, stiker dan beberapa printilan lainnya untuk membuat jurnalku lebih berwarna. Dari sana aku teringat semasa SD dulu jurnal itu tempat kita (aku dan teman-temanku setidaknya) menuliskan biodata diri, mulai dari nama, tempat tanggal lahir, hobi, cita-cita hingga koleksi. Jurnal itu akan menjadi konsumsi publik dan setiap teman turut menuliskan biodatanya disana. Hayoo… ada yang begitu juga gak semasa SD?
Dari nostalgia masa SD itu aku tiba-tiba saja kepikiran dengan koleksiku.
Apa saja sih yang aku koleksi? Semasa SD dan saat ini? Adakah yang berubah? Kenapa berubah? Dan untuk apa aku mengoleksinya? Ribet ya, hal itu saja sampai dipikirkan dan pakai acara direnungkan lagi. Sudah itu random pula, Hahahaha…
Seingatku sewaktu SD itu aku mengoleksi buku, kertas surat, dan perangko! Yang masih bertahan hingga sekarang adalah mengoleksi buku. AKU MEMANG PENIMBUN BUKU, beli dulu bacanya belakangan. Beberapa kertas surat dan perangko yang kukoleksi masih ada si kusimpan hingga sekarang, tetapi sudah tidak pernah lagi membeli keduanya. Untuk buku… yiah… uang bulanan sih seringnya habis karena jajan buku. LOL. Terus terus terus… sekarangkan aku sudah doyan makeupan nih, jajannya juga, kalau jajan skincare mah dari dulu emang doyan, tapi baru semenjak nikah mulai tertarik dengan makeup ini. Tapi makeup gak bisa dikatakan koleksikan?! Secara dia habis dan memiliki tanggal kadaluarsa. Padahal nomor dua yang menghabiskan uang bulananku adalah makeup dan skincare ini loh.
Makeup dan skincare yang katakanlah lumayan banyak itu ternyata memakan tempat. Selain rak khusus aku juga memiliki tas kosmetik yang unyu-unyu untuk membawa semua atau beberapa peralatan makeup ini saat bepergian. Nah ia, tas kosmetiknya, atau yang lebih seringnya kusebut pouch ini ternyata tidak hanya satu atau dua saja, tapi hmmm banyak. Bisa dikatakan koleksi juga nih! Hehehe…