Hari Ini Kau Berusia 2 Tahun
June 25, 2023Masih teringat jelas, huru-hara saatku melahirkanmu. Kontraksi yang cepat dan teramat sakit itu, kepanikan karena belum menyiapkan apa pun, dan harus berpindah Rumah Sakit karena kekurangan inkubator. Rasanya badanku dicabik empat bagian lalu disambungkan kembali untuk dicabik kembali saat itu. Suara dokter dan bidan hanya seperti gaung dikejahuan, yang kuinginkan saat itu agar kau cepat-cepat keluar dan rasa sakit ini menghilang. Suntikan anastesi di ruang operasi kusambut dengan penuh rasa syukur… Dan kamu pun lahir…
Baca juga: Sebuah Huru-hara di Akhir Juni
Hingga sekarang jika mengingat hal ini, aku kesulitan bernapas dan dadaku terasa sangat berat. Ya, hari itu menyisakan trauma yang masih membekas hingga saat ini.
Sayangnya kita tak bisa langsung bertemu, karena kondisimu, kamu pun dirujuk ke Rumah Sakit dengan fasilitas NICU yang lebih memadai. Barulah 2 hari kemudian kita bertemu setelah Bunda diizinkan pulang dari Rumah Bersalin. Itu pun ada sekotak kaca yang menghalangiku denganmu. Kamu yang tak lebih besar dari botol air mineral, dengan berat hanya 1,5kg, dengan banyak selang yang tersambung ditubuhmu, teramat mungil dan rapuh. Bisakah kamu bertahan? Akankah kami melihatmu tumbuh besar?
Ada rentang waktu sekitar 2 mingguan kita tak bertemu lagi setelahnya. Kasus Covid yang meningkat membuat NICU tidak menerima penjenguk. Kami hanya melihat fotomu dari bidan atau suster yang berjaga. 2 minggu terburuk dalam hidupku. 2 minggu dipenuhi pikiran buruk, kecemasan, kekhawatiran, rindu yang menumpuk, dan harapan yang menipis.
Alhamdulillah lihatlah kamu sekarang. Hari ini telah berusia 2 tahun. Anak kami yang jahil, lincah dan cerewet. Yang membuat seisi rumah berantakan, yang jika rumah lupa dikunci segera berlari ke luar, yang memanjat sana-sini hingga pernah kejatuhan rak dan pc komputer, ada saja tingkahmu yang membuat kami tertawa, merasa geli, hingga menghela napas.
Melihatmu tumbuh adalah momen penuh keajaiban dan syukur. Anak yang begitu mungil dulunya yang hingga berusia 3 bulan hanya bangun saat menyusui saja kini tak bisa diam. Rumah hanya rapi beberapa menit saja setelah dibersihkan. Saat diluar rumah pun mata kami tak boleh tidak tertuju kepadamu, kau mungkin saja lari entah kemana atau pergi bersama orang lain yang dengan mudahnya kau merasa akrab. Energi sebesar itu darimana datangnya?
Kadang Bunda kelelahan, tak bisa menyeimbangi energimu yang meluap. Kau pun kesal dan menangis, sementara Bunda ingin berteriak. Sering juga Bunda kehilangan kesabaran dan meninggikan suara, kau malah tertawa dengan jahil. Geregetan melihatmu saat itu. Sebagai orang yang jauh lebih tua, Bunda ingin meminta maaf karena sering kehilangan kesabaran. Meminta maaf karena kadang tak paham apa yang ingin kau sampaikan. Meminta maaf karena seringnya lupa bagaimana rasanya menjadi anak-anak.
Baca juga: Setahun, Belahan Jantungku Yang Kedua
Dan terimakasih… karena telah menjadi anak kami. Karena tumbuh dengan menghadirkan lebih banyak warna dikehidupan kami. Karena telah menjadi dirimu sendiri… Yusuf Ghibran Athaya, anugrah yang memulihkan yang menyatukan dengan harmonis, tumbuhlah dengan sehat dan bahagia.
Bunda, Ayah, dan Kakak Ghaza menyayangimu ❤️💕
0 Comments
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.