Kisah Kedua: Minggu ke-18

March 28, 2021

Maret sudah dipenghujung hari, dan usia kandunganku sudah 18 Minggu tepat di hari ini. Dari rentangku terakhir menulis cerita kehamilan ini, banyak hal yang terjadi dan akan kucoba mengabadikannya melalui tulisan ini. 

Alhamdulillah memasuki trisemester kedua, kutidak lagi merasa mual dan puyeng berkepanjangan. Meskipun penciumanku tetap jauh lebih sensitif dari biasanya dan kutak suka mencium beberapa bau menyengat yang membuatku kehilangan selera makan dan terkadang mual. Kujuga terkadang masih tiba-tiba merasa pusing, tapi selebihnya terasa jauh lebih mendingan dibandingkan trisemester pertama.

Karena pandemi ini, dokterku menyarankan untuk kontrolnya tidak perlu setiap bulan, cukuplah dua bulan sekali. Asalkan kondisi janin baik dan tidak terjadi hal darurat yang sekiranya bisa menyebabkan keguguran. Karena itu seharusnya jadwal kontrolku itu baru di bulan April lagi, tapi... Yas ada tapinya fyuhh...

Di usia 14 minggu kandunganku, aku mengalami pendarahan. Awalnya hanya berupa flek kecoklatan, lalu gumpalan darah seperti haid, kemudian darah segar. Harusnya kumerasa panik, tapi sebelumnya saat mengandung Ghaza aku juga pernah mengalami ini jadiku cenderung lebih tenang saat menghadapinya. Langsung berbaring dan beristirahat lalu mengatur pernapasan dan tak lupa mendaftar untuk konsul dengan dokterku.


Malam itu aku, Pai, dan Ghaza menuju RS Paramount tempat dimana dokterku praktek. Meskipun sedikit cemas aku lumayan tenang dan sedikit geli melihat antusias Ghaza melihat adeknya dan mendengarkan suara detak jantungnya. Dia ikutan menimbang dan asik bercerita dengan kami tanpa rewel atau pun merengek karena bosan.

Karena antrian cukup panjang, akhirnya Ghaza dan ayahnya melipir ke KFC depan RS karena waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam dan sepertinya dia sudah kelaparan. Harapannya sih setelah makan dia dan ayahnya bisa kembali dan menemaniku masuk mengecek kondisi kandunganku. Sayangnya kusalah perkiraan, tak lama mereka pergi, aku pun dipanggil masuk. Tau begitu mending mereka menunggu dulu. Selain cemas mendengar kondisi kandunganku yang sampai saat itu masih mengeluarkan darah sehingga kubutuh ditemani Pai, aku pun menduga Ghaza akan kecewa tidak bisa ikutan melihat adiknya.

Setelah menceritakan pendarahanku kepada dokter dan ditanya apakah dalam kondisi capek, apakah bekerja, atau habis jatuh dan sebagainya yang mungkin saja membuatku pendarahan... Perutku pun diolesi gel dan di usg. Alhamdulillah kondisi janinku baik-baik saja dan detak jantungnya stabil. Lalu kenapa bisa pendarahan? Well kemungkinan kandunganku memang lemah karena itu aku tidak boleh dalam kondisi lelah, disarankan lebih banyak beristirahat dan happy terus, tidak boleh naik kendaran dengan jarak tempuh yang jauh, dan menghindari dulu berhubungan dengan suami (poor Pai harus puasa 9 bulan 😜).

USG 14 Minggu

Tak lupa ku diresepkan penguat kandungan yang harus dimasukkan lewat vaginaku setiap malam dalam rentang 5 hari itu. Saat mengandung Ghaza aku juga diresepkan obat sejenis ini jadi ya aku santai saja, karena penggunaannya tak seseram itu. Ternyata obatnya agak berbeda, dulu berbentuk selinder dengan ujung meruncing sehingga memudahkan memasukkannya, kali ini modelnya bulat dan agak susah dimasukkan. Perjuangan setiap malam memasukkannya. Kadang kesabaranku habis saat berusah memasukkannya dan membuatku ingin menangis saja rasanya.

Benar saja, Ghaza agak ngambek karena tidak bisa melihat adiknya. Tapi setelah kutunjukkan foto usg dan kujanjikan saat kontrol selanjutnya dia ikutan lagi agar bisa melihat adiknya, dia pun kembali ceria. Sepertinya dia sudah sangat siap menjadi seorang kakak? Masyallah.

Alhamdulillah 2 hari setelah kontrol pendarahannya berhenti. Kadang-kadang keluar flek kecoklatan atau lendir bening bercampur segaris darah tapi hanya seperti itu. Dan jika mulai keluar seperti itu lagi, aku memang langsung bedrest seharian dan mengatur napasku. Semoga kandungan sehat, air ketubannya jernih, dan anakku tumbuh dengan baik serta sehat tanpa kekurangan hal apapun. Amin.

Gejala kehamilan yang kurasakan sangat beragam... dan kuakui jauh lebih rewel dibandingkan kehamilan pertamaku. Aku jauh lebih sensitif, semakin mudah menangis dan semakin sering drama. Susah fokus sehingga jarang menulis di blog ini apa lagi membaca buku. Tak bisa menahan diri untuk julid dan berkomentar, yang rasanya gak aku banget hahaha...

Kujuga menjadi clingly dengan Pai, menjadi sering menanyakan kabarnya, dan menjadi super jengkel jika pulangnya telat atau terlalu sibuk di kantor. Lol 😂🤭

Kuingin seperti kehamilan sebelumnya, banyak bercerita sehingga kubisa menikmati kenangannya kapan pun aku menginginkannya sekaligus tidak berlaku berbeda diantara kedua anakku ini. Sayangnya di Kisah Kedua ini, butuh usaha keras untukku menulis dan fokus menyelesaikannya. Otakku rasanya melempem dan butuh usaha dua kali lebih keras untuk memerasnya sehingga kata bisa bersambungan dan dituliskan. Jadi ya... ini mungkin akan menjadi tulisan pertama dan terakhirku di bulan Maret ini.

Baca juga: Kisah Kedua

Eksimku kambuh gila-gilaan diberbagai tempat dengan rasa gatal yang luar biasa. Ketek menjadi menghitam, tapi kondisi kulit wajah membaik meskipun tidak lagi menggunakan obat jerawat, kecuali di area sekitar bibir yang masih memerah dan rash karena eksim. Punggung mulai terasa pegal sehinggaku merasa seperti nenek-nenek, tidur pun tidak begitu nyenyak karena sering terbangun baik karena pegal ataupun kebelet pipis atau malah mimpi yang aneh.

Kumulai merasa penat dan ingin berlibur. Tapi belum bisa ke tempat yang jauh dan pandemi ini masih membuatku berpikir dua kali untuk naik pesawat ke luar kota. Jadi ya, mari mencari akal untuk menghilangkan kepenatan ini. Ada ide atau masukan gak?

You Might Also Like

21 Comments

  1. wuah keren mbak, masih bisa nulis, mencurahkan isi hati
    tetap menulis yaaa... mengabadikan kenangan dalam sebuah tulisan bersama si kecil
    apapun yang terjadi, semoga ibu dan bayi baik-baik yaaaa
    terima kasih sudah berbagi cerita

    ReplyDelete
  2. Sharing yang sangat bermanfaat buat aku yang belum menikah dan belum pernah hamil. Nonton drakor aja kak kalo belum bisa jalan-jalan, hehe

    ReplyDelete
  3. Tantangan sebagai bunda di masa kehamilan berbeda - beda ceritanya, salut buat bunda.terus menyemangati diri sendiri mengatasi berbagai keluhan. Support suami dan keluarga akan membuat perasaan tumbuh baik.

    ReplyDelete
  4. Semogaaaa lancaaarr ya mba kehamilannya
    aku dulu juga gatel2 pengin garuk kulit mulu pas hamil.
    trus trimester kedua mulai deh, kaki bengkak2

    ReplyDelete
  5. Alhamdulilah sedang hamil anak kedua

    Alhamdulilah pula dipercaya mendapat berbagai ujian, semoga adiknya Ghaza dan mbak Dwi selalu sehat sehat hingga waktu kelahiran tiba, amin

    ReplyDelete
  6. Perjuangannya luar biasa ya mba di kehamilan nya ini.
    Pasti ga nyaman banget klo eksim pas lagi hamil
    Semoga selalu sehat utk bunda dan baby-nya semoga dilancarkan hingga saat kelahiran nanti

    ReplyDelete
  7. Semangat berjuang bumil, semoga sehat selalu yaa sekeluarga.. memang liburan itu penting, coba staycation mbak?

    ReplyDelete
  8. wahh semangat ya mbak
    semoga selalu sehat ibu dan bayinya
    klo mau liburan tipis tipis enakan staycation ya mbak

    ReplyDelete
  9. MasyaAllah ya perjuangan untuk bumil. Jadi ingat waktu hamil dulu, aku LDM sama suami jadi tiap cek kehamilan selalu sendiri. Tapi beruntung pas lahiran bisa nungguin. Semangat ya bumil, semoga selalu sehat dan diberi kemudahan saat melahirkan nanti

    ReplyDelete
  10. Semangat ya semoga kehamilan lancar dan sehat, iya sebaiknya jangan pergi jauh-jauh dulu. Staycation di hotel yang nyaman lumayan menghibur..

    ReplyDelete
  11. Mba dwiii, semoga lancaaaar dan sehat trus ibu dan baby nya yaaaa :). Jangan stres2 dan banyak pikiran :). Walopun ngerti banget pandemi ini memang bikin banyak org gatel pgn jalan. Akupun gitu, sampe sakaw rasanya.

    Tp utk ngurangin bosen dan jenuh, aku LBH milih staycation yg deket2 dan hotelnya patuh protokol. Bahkan skr jalan2 naik mobil kliling tol aja aku seneng mba, walo ga turun hahahahh. Yg ptg jalan.

    Ato drakoran, sambil pesen masakan Korea hahahahhaa. Itu caraku sih :D. Intinya, kerjain aja apa yg menjdi hobi :D

    ReplyDelete
  12. Waaah selamat mbak :) Sehat-sehat terus! Aku malah udah di tengah trimester 3. Lumayan sih makin berat bebannya (yang di perut hahaha). Semoga lancar sampai lahiran dan sehat-sehat selalu untuk kita semua

    ReplyDelete
  13. Mba sehat selalu dan calon debay ya. MasyaAllah masih produktif nulis. Harus sih biar yang ganjal di hati hilang.

    ReplyDelete
  14. wah senang bacanya, sehat-sehat momi dan calon dede bayinya ya, semoga selalu lancar dan diberikan kesehatan, happy banget kalau lihat ada yang hamil senang pastinya ya

    ReplyDelete
  15. Mengalami pendarahan saat kehamilan emang bikin senio ya Mbak. Wajar banget kita kuatir, karena menyangkut kesehatan anak kita juga. Alhamdulillah semuanya baik-baik saja. Lancar kehamilannya dan selalu sehat ya Mbak. Asik. Tak lama lagi bisa memeluk si buah hati. Amin :)

    ReplyDelete
  16. Ternyata perjuangan selama hamil itu berat banget ya, tetap semangat mbak, semoga bisa lahir dengan selamat dan sehat untuk bayi dan ibunya.

    ReplyDelete
  17. Semoga sehat selalu Dwi dan cadebay nya.
    Kali ini kehamilannya gak sekuat yang pertama ya.
    Perbanyak doa dan dengar murothal, Insya Allah terlindungi. Aamiiin...

    ReplyDelete
  18. sehat selalu Mom Dwi sekeluarga.. salam buat Ghaza yg sebentar lagi akan jadi seorang kakak.. tetap semangat yaa..

    ReplyDelete
  19. Bawaan hamil yaa, kak..
    MashaAllah~
    In syaa Allah anaknya kelak yang paling mudah, sehat dan cerdas.

    Sehat-sehat selalu, kak Dwi.

    ReplyDelete
  20. Seneng banget deh kalau ada ibu hamil yang share cerita dalam bentuk tulisan gini...
    Yang belum pernah hamil pun bisa memetik pengalaman kehamilan, dan bisa jadi referensi kehamilan juga...
    Semoga sehat selalu ya kak, dan baby nya juga...

    ReplyDelete
  21. Semoga kandungannya sehat-sehat dan lahir dengan normal ya nantinya, Amin. Kehamilan memang jadi sebuah cerita tersendiri dan ternyata banyak lika-likunya, semoga tetap happy ya.

    ReplyDelete

Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.