Saat Ghaza Berkebun Taoge di Telinganya

January 29, 2019

"Kenapa di jadi malas ki makan Ghaza?"
"Mungkin bosan ki makanannya? Atau mauki patpil?"
"Na makanan andalannya mi ini, sedikit tonji dia makan."



Begitulah kira-kira percakapanku dengan Pai disuatu malam. Saat itu telah berjalan hampir dua minggu, Ghaza malas makan. Dia yang biasanya banyak makan, kini hanya menyantap paling banyak lima suapan. Masalahnya saat banyak makan pun, badannya mungil, apa lagi jika malas makan. Khawatir? Tentu saja.


Tapi mungkin dia hanya sedang di masa-masanya malas makan... Kami pun menutup percakapan dan berharap nafsu makannya akan kembali (sembari berusaha dengan berbagai cara dan siasat agar dia banyak makan tentu saja).

Waktu berlalu... disuatu malam yang lain saat Ghaza tertidur pulas, Pai iseng-iseng menyenter telinganya (Pai memang punya rasa kepo yang tinggi tapi kali ini ke-kepo-an-nya sangat bermanfaat). Di situ kami melihat benda bulat berwarna putih. Nanahkah itu? Atau hanya sekedar kotoran telinga? Kami pun berspekulasi tentang benda apakah itu. Mungkinkah telinga Ghaza infeksi? Mungkinkah hal itu yang membuatnya malas makan?

Besoknya aku membersihkan telinga Ghaza tapi benda berwarna putih itu tidak keluar. Ghaza pun tidak menunjukkan reaksi kesakitan sekali pun. Selama ini dia juga tidak pernah mengeluhkan jika telinganya sakit. Mungkinkah di dalam telinga anak terdapat sesuatu yang berwarna putih dan bulat? Mencoba tidak panikkan, aku pun berusaha mengajak Ghaza bicara. Apakah telinganya sakit? Tapi dia santai-santai saja, dan ceria-ceria saja... sehingga hal itu kemudian kami lupakan.

Lalu besoknya saat dia selesai berenang dan tidur, aku iseng-iseng lagi melihat telinganya dan benda berwarna putih itu masih ada. Cukup membuatku khawatir sehingga menunjukkannya pada ipar-iparku. Benda asing itu apa ya? Mungkin saja mereka yang telah lama berkeluarga bisa memberikan masukan atau setidaknya pencerahan kepadaku. Setelah itu Ghaza yang tertidur dikerumunin untuk dicek telinganya, dan... KACANG HIJAU! Benda asing berwarna putih itu KACANG HIJAU! Tapi kok berwarna putih? Ternyata itu tunasnya yang telah tumbuh. Sialnya lagi ternyata kacang hijau itu tidak hanya berada di satu telinganya, tetapi di keduanya.

Kenapa kacang hijau bisa berada di dalam telinga Ghaza?

Aku punya masa kecil yang sangat bahagia, saking bahagianya aku merasa ingin menjadi anak kecil terus. Masa kecilku diwarnai berbagai macam petualangan karena orangtuaku bukan tipe yang banyak larangan. Aku diperbolehkan main di rawa-rawa, turun ke got menangkap ikan, main lumpur, memiliki kebun sendiri, dll. Aku diisinkan bereksplorasi selama itu tidak membahayakan diriku... karena hal itu aku juga ingin Ghaza merasakan kebahagiaan masa kecil sepertiku. Makanya saat beberapa minggu yang lalu dimana ia mengumpulkan kacang hijau yang terjatuh di lantai aku tidak melarangnya bermain dengan itu, aku malah memberikannya segenggam kacang hijau dan beras untuk dia mainkan (istilah kerennya montessori).

Aku pernah membaca, dengan membiarkan anak berexplorasi dengan memegang berbagai tekstur dapat membantu mengembangkan motorik kasar dan halusnya, karena hal itulah aku oke-oke saja dia bermain dengan kacang hijau (dan beras) itu. Salahku ialah ada saat-saat dimana ia bermain dengan kacang hijau itu tanpa pengawasanku. Saat aku meninggalkannya untuk mandi dan bermain hanya berdua dengan sepupunya, misalnya. Mungkin di saat seperti itulah ia yang penasaran memasukkan sendiri kacang hijau ke telinganya... mungkin ia berpikir, taoge bisa dipelihara di dalam telinga.

Akhirnya kami membawanya ke Dokter THT di RS Wahidin. Satu lagi momen patah hati yang membuat dada ini cenat-cenut.

Di sana karena dia tidak boleh bergerak-gerak saat proses mengeluarkan kacang hijau dilakukan aku harus memangkunya dan memeluknya erat sehingga badannya terkunci rapat. Ayahnya memegang kepalanya, seorang residen memegang kedua tangannya, dan seorang lagi memegang kedua kakinya. Bahkan setelah dipegang seperti itu pun kami masih kewalahan dengan amukannya, kecil-kecil ternyata dia sangat kuat. Belum lagi tangisannya yang sangat menyayat hati.

Proses mengeluarkan kacang hijaunya membutuhkan waktu yang sangat lama. Di telinga kanan, hanya butuh sekali korekan dengan pinset untuk mengeluarkan kacang hijau itu (kacang hijau yang telah bertunas). Tapi di telinga kiri dibutuhkan korekkan pinset dan beberapa kali spulling untuk mengeluarkan kacang hijaunya karena letaknya yang cukup dalam. Sialnya lagi setelah kacang hijau itu keluar, ternyata masih ada kacang hijau lainnya.

Kacang hijau yang ini letaknya sangat dekat dengan gendang telinganya, juga telah membesar dan sangat lunak sehingga proses mengeluarkannya membutuhkan waktu dua kali lebih lama dibandingkan sebelumnya. Butuh dua kali lebih banyak korekan pinset dan dua kali lebih banyak spulling. Kalian bisa membayangkan bagaimana rusuhnya dan melelahkannya? Bagaimana tangisan Ghaza sangat menyayat hati? Bagaimana ia semakin kuat mengamuk sehingga kami yang memegangnya sangat kewalahan? Tapi kami tidak boleh menghentikan proses ini, jika dibiarkan kacang hijau yang terakhir ini bisa merusak pendengarannya.

Akhirnya setelah perjuangan panjang semua kacang hijau dari telinga Ghaza telah dikeluarkan. Bajunya sampai basah karena keringat dan air mata. Dia pun langsung tertidur dipelukkanku. Huhuhu... Untuk sementara ini aku kapok memberikannya benda kecil untuk dimainkan.

Ghaza pun awalnya sangat trauma jika telinganya di sentuh. Tapi semakin ke sini akhirnya traumanya itu menghilang sedikit demi sedikit, meskipun sekarang dia masih menolak jika telinganya dibersihkan sih.

Sehat dan bahagia selalu anak solehnya Bunda. Maafkan Bunda yang telah lalai ya, hiks...

You Might Also Like

12 Comments

  1. Saya ingat dulu juga pernah begini waktu kecil. Telinga penuh kotoran dan harus dibawa ke dokter untuk membersihannya.

    Sehat selalu Ghaza. .

    ReplyDelete
  2. Astagaaa kacang hijau. Kalau pengalaman saya kapan hari kemasukan air di telinga setelah lama renang. Terus sayanya korek-korek pakai cotton buds. Yang ada malah infeksi huhuhu

    ReplyDelete
  3. Astaga dwiii selama saya baca ini saya tahan nafas !!!
    Mulai dari penasaranmu tt benda putih .,, mulaima dumbatssss

    Kodong ghaza kebayang ka waktu dia nangis karena dikinci badannya ,,keingat ka juga abangzam waktu pertama kali dia dinebu, ndak na suka skali baru menangisnya kayak menangis minta tolong ., huaahhhhh menyayat mmg .

    Ya Allah ada berapa kacang ijo di telinganya dwi? Ini kejadiannya kapan??
    Jadi sekarang gimana mi telinga ghaza , di chekup lagi ga ada ji apa2 lg ??

    ReplyDelete
  4. Astaghfirullah.. Ngerinya deh, sampe udah bertunas karena lembab.

    Tapi sepertinya hampir semua anak pernah seperti itu. Saya juga kata Mamiku waktu kecil pernah masukin jagung, sedangkan adeku masukin biji srikaya, sama-sama di hidung, hehe...
    Tapi lebih ngeri anaknya temanku, masukin batre yang kecil gepeng ke hidungnya sampe itu batre sdh agak berkarat dan hidungnya mulai berdarah!

    ReplyDelete
  5. Wah, saya bacanya deg2an.
    Membayangkan anak kecil dgn kacang ijo bertunas di telinganya seperti pengalaman buruk ya. Tidak satu tapi dua. Mmg yg sering bikin panik klo baru ketahuan setelah sdkian lama. Kasian banget...

    ReplyDelete
  6. Ghaza kreatifnya ok, eksperimennya menaruh kacang hijau ke dalam telinga ini gak tau deh terinspirasi dari mana, semoga dengan pengalaman ini dia paham bahayanya menanam tauge di dalam telinga -___-

    ReplyDelete
  7. Sumpah deg-degan kayak nonton film kak 😭😭😭 Ghaza sehat sehat ya Nak 😘😘😘

    ReplyDelete
  8. hadeh, sudah berapa lama ya itu kacang hijau di sana?
    sudah bertunas pula. untungnya cepat ketahuan, jadi nda terlalu parah.
    tapi yaa pasti bikin deg2an juga.

    saya ingat dulu ada sepupu yang waktu masih kecil dia makan kelereng --"
    lamanya ditunggui kalau beol, sampai keluar itu kelereng hahaha

    ReplyDelete
  9. Deg degan juga. Kirain benda putih itu apa? Untung ya ayahnya sampai kepo gitu, jadi bisa segera ketahuan ada benda asing di telinga Ghaza.

    Yup, sebaiknya memang anak seusia Ghaza belum bisa dikasih mainan atau benda kecil, apalagi tanpa pengawasan. Ini juga jadi pelajaran buat ibu baru kayak saya.

    ReplyDelete
  10. saat pertama baca tulisan dwiananta.com. sy kira Ghaza itu adalah nama Kota, ternyata nama putra penulisnya hehe.... sy kaget krn mengetahui bhwa kacang itu ternyata bisa bertunas dlm telinga. Sungguh byk hikmah yg bisa dipetik dlm tulsnx. Semoga Ghaza sehat selalu, dn tumbuh menjd anak yg sehat dn ceria.

    ReplyDelete
  11. Ya ampun, gara-gara baca postingan ini jadi ngeri sendiri. Ternyata kacang ijo yang masuk ke dalam telinga, selain menjadi gangguan pendengaran, ternyata bisa tumbuh juga 😮 huah jadi ingat jaman dulu pas SD, biar ditaruh di kapas basah saja bisa tumbuh jadi toge 😮

    Syukurlah Ghaza akhirnya lepas dari segala drama kacang ijo tersebut >.<

    ReplyDelete
  12. Saya sewaktu kecil pernah kayak Ghaza, deh sakit sekali kak. Semoga ghaza sehat-sehat terus.

    Btw anaknya lucuk kali kak dwi😍

    ReplyDelete

Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.