Mengeja Olfaktorium Bersama Aroma Karsa
April 24, 2018
Aroma Karsa
Karya Dee Lestari
Cetakan Pertama, Maret 2018
Penyunting: Dhewiberta
Perancang sampul: Fahmi Ilmansyah
Ilustrasi sampul: Hezky Kurniawan
Ilustrasi isi: Hezky Kurniawan
Konsep layout isi: Febrian
Pemeriksa aksara: Achmad Muchtar, Mia F. Kusuma & Rani Nura
Penata aksara: Anik & Petrus Sonny
Foto penulis: Reza Gunawan
Diterbitkan oleh Penerbit Bentang
710 hlm; 20cm
Dari sebuah lontar kuno, Raras Prayagung mengetahui bahwa Puspa Karsa yang dikenalnya sebagai dongeng ternyata tanaman sungguhan yang tersembunyi di tempat rahasia.
Obsesi Raras memburu Puspa Karsa, bunga sakti yang konon mampu mengandalikan kehendak dan cuma bisa diidentifikasikan melalui aroma, mempertemukannya dengan Jati Wesi.
Jati memiliki penciuman luar biasa. Di TPA Bantar Gebang, tempatnya tumbuh besar, ia dijuluki si Hidung Tikus. Dari berbagai pekerjaan yang dilakoninya untuk bertahan hidup, satu yang paling Jati banggakan, yakni meracik parfum.
Kemampuan Jati memikat Raras. Bukan hanya mempekerjakan Jati di perusahaannya, Raras ikut mengundang Jati masuk ke dalam kehidupan pribadinya. Bertemulah Jati dengan Tanaya Suma, anak tunggal Raras, yang memiliki kemampuan serupa dengannya.
Semakin jauh Jati terlibat dengan keluarga Prayagung dan Puspa Karsa, semakin banyak misteri yang ia temukan, tentang dirinya dan masa lalu yang tak pernah ia tahu.
Saat menerima novel ini dan kemudian membaca blurb-nya, aku langsung teringat novel parfum karangan Patrick Suskind. Kehebatan penciuman Jati dan kecintaannya dalam meracik parfum serta-merta membuatku membayangkan sosok Jean-Baptiste Grenoille, tokoh utama dalam Parfum itu. Akan semirip apakah Aroma Karsa ini dengan Parfum? Dengan pertanyaan yang disisipi rasa penasaran itulah aku memulai membaca buku ini…
Di bab awal, diselubungi aroma cendana dan melati, kita diperkenalkan pada Raras, pada permulaan bagaimana dia terobsesi dengan Pupsa Karsa. Di samping ranjang neneknya yang tengah sekarat, dia diberitahu bahwa Puspa Karsa bukanlah sekedar cerita dongeng belaka, dia nyata dan mengantarkan neneknya serta keturunannya ke tatanan teratas. Kini tugas Raras lah untuk mencari Puspa Karsa itu! Ke tangan Raras, diselipkan sebuah kunci yang menuntunnya pada lembar-lembar lontar kuno yang dipenuhi aksara hanacaraka. Juga terdapat dokumen pendamping yang ditulis memakai mesin tik dan disemat bersama kartu nama seorang arkeolog bernama Profesor Sudjatmiko. Tapi tak hanya itu, terdapat juga dua buah tube mungil terbuat dari perunggu, yang tak lebih besar dari ibu jarinya. Hal itu mengaliri Raras dengan keyakinan, keinginan, dan hasrat untuk bebas… Pertama-tama yang harus ia lakukan adalah menyelamatkan Kemara, perusahaan kecantikan yang didirikan neneknya, dari tangan orangtuanya sendiri.
“Eyangku selalu bilang, dunia ini sesungguhnya dunia aroma. Penciuman adalah jendela pertama manusia mengenal dunia. Manusia lebih mudah dipengaruhi oleh yang tidak terlihat.”
_Raras, hlm 153
Cerita pun bergulir… hanya dengan waktu lima tahun, Raras Prayagung, sang pengusaha muda di bawah usia tiga puluh tahun berhasil menyelamatkan Kemara, perusahaan tua dari tepi liang kubur dan menyuntikkan energi kebaruan padanya. Lima tahun berikutnya, Kemara mengukuhkan diri sebagai perusahaan jamu dan kosmetik nomor satu dengan porsi pasar terbesar di Indonesia juga dengan ekspor yang menggurita kemana-mana. Jalan telah terbuka sepenuhnya bagi Raras untuk lepas landas. Kemara pun menjadi sponsor ekskavasi Prasasti Planggatan yang dipimpin Profesor Sudjatmiko dengan harapan lokasi Puspa Karsa akan ditemukan.
“Semua yang berharga dalam hidup ini datang dengan resiko besar.”
_Raras, hlm 431
Seketika aroma berganti, bau busuk TPA menyelubungi, kita kini di bawah berkenalan dengan Jati Wesi, si Hidung Tikus. Jati memiliki indera penciuman yang luar biasa, saking luar biasanya dia bisa meramalkan datangnya badai dan mengklarifikasi bermacam-macam bau yang ada. Dia bahkan berhasil membaui mayat seorang pria yang telah tertimbun sampah-sampah TPA. Kehebatannya itu membuatnya terkenal disekitar TPA. Tapi hidupnya tidaklah mudah, sewaktu kecil dia dibuang di TPA itu dan diasuh oleh Nurdin Suroso. (hal ini mengingatkanku kembali kepada Jean-Baptiste Grenoille). Sekarang Jati bekerja tujuh hari seminggu, menjalani empat profesi: pengurus taman di tujuh rumah mentereng di kompleks Graha Royal Bekasi, pegawai pabrik kompos di TPA Bantar Gebang, pegawai Nurdin Suroso di lapak tanaman hias, dan pegawai Khalil Batarfi di toko Attarwalla. Hampir seluruh dari total penghasilannya itu ia berikan kepada Nurdin.
Dari semua pekerjaan yang ia geluti itu, ia sangat meyukai pekerjaannya di toko Attarwalla, meracik parfum. Dia bahkan memiliki laboratoriumnya sendiri yang diberi nama Laboratorium Gila oleh sesama karyawan Attarwalla. Dari sanalah Jati pertama kali bersentuhan dengan Kemara melalui Puspa Ananta, produk parfum keluaran Kemara. Karena rasa ingin tahunya, Jati membuat duplikat keempat parfum Puspa Ananta itu yang membuatnya ditangkap polisi dan berakhir dengan kontrak seumur hidup dengan Kemara.
Tinggal bersama Raras Prayagung serta putrinya Tanaya Suma membuat pembendarahan bau-bau-an Jati semakin banyak. Ia pun diberikan kesempatan belajar di Kemara dan di Perancis. Tapi ketidaksukaan Tanaya Suma membuatnya resah. Mengapa ia sangat membutuhkan pengakuan Suma? Dan mengapa semakin jauh Jati terlibat dengan keluarga Prayagung dan Puspa Karsa, semakin banyak misteri yang ia temukan? Tentang dirinya, hubungannya dengan Suma, dan masa lalu mereka? Akankah Puspa Karsa menuntunnya pada orangtuanya yang sebenarnya?
“Tan wenang kinawruhan ng katrsnan, wenang rinasan ri manah juga.”
Sebuah insiden membuat kesalahpahaman itu teratasi. Jati dan Suma pun menjadi dekat. Mereka akhirnya bergabung dengan misi Puspa Karsa 2, melewati jalur tengah Gunung Lawu menuju Kali Purba hingga ke desa mistis, Desa Dwarapala, tempat dimana manusia-manusianya bergerak seperti terbang dan tersamarkan dalam rupa hewan. Diselubungi ampuk-ampuk, dikejar kiongkong, hingga menghadap Sanghyang Batari Karsa, sang Puspa Karsa itu sendiri…
Sejujurnya menamatkan buku ini membuatku dihinggapi perasaan tidak puas. Aku berharap cukup banyak dengan petualangan mereka mencari Puspa Karsa, sayangnya porsi petualangan itu hanya menempati sebagian kecil di buku ini. Sepertiga buku ini malah diisi dengan pengenalan tokoh. Hal ini bisa menjadi masuk akal jika ternyata novel ini menjadi buku pertama dari dwilogi, trilogi, atau lebih, sehingga pengenalan tokoh yang teramat panjang itu bisa dimaklumkan. Terlalu banyaknya tokoh juga terkesan sia-sia, karena mereka hanya lewat begitu saja. Ingin rasanya memangkas bagian tokoh-tokoh tak penting itu dan menggantinya dengan petualangan yang jauh lebih mendebarkan, tapi sekali lagi jika novel ini berkelanjutan dan tokoh-tokoh lainnya kunci untuk cerita selanjutnya maka hal itu menjadi masuk akal. Tapi membaca review-review orang di buku Dee lainnya, terutama serial Supernova, memang seperti inilah gaya penulisan Dee. Hmmm…. mungkin ini alasan aku tidak seantusias pencinta buku lainnya saat buku-buku Dee terbit?
Pengenalan tokoh yang menghabiskan sepertiga di buku ini tidak jelek tentu saja. Pengarang sukses mengenalkan dunia parfumer melalui deskripsinya yang apik dan mengalir. Aku dibuat bisa membayangkan bau-bau-an yang dihidu oleh Jati dan Suma tersebut. Membuatku turut merasa, memasuki dan mengeja dunia olfaktorium. Bagaimana Jati mendeskripsikan bau Puspa Ananta, membuatku sangat ingin memiliki parfum itu, terutama yang DARANI. Dee ada niatan gak ya membuat parfum Puspa Ananta ini? Hehehehe...
Sosok protagonis dalan diri Jati juga membuat kita jatuh simpatik kepadanya, hal ini juga menjadi garis pembeda antara Jati dan Jean-Baptiste Grenoille. Yang akhirnya membuatku beranggapan novel ini tidak mirip Parfum meskipun ada beberapa persamaan yang mendasar di keduanya.
Dari segi misteri, pengarang juga sukses dengan cerdas menyisipkan potongan-potongan informasi yang membuat kita digiring untuk menebak-nebak fakta dan kelanjutan kisahnya. Misteri Puspa Karsa yang konon bisa mengubah dunia lewat baunya adalah daya pikat yang sungguh membuatku penasaran. Memasukkan unsur mistis dengan hewan-hewan mitologi perwayangan pun membuat buku ini terasa mendebarkan saat di baca. Kurangnya ya itu saja, Dee terlalu lama bermain-main di pengenalan tokoh dan dunia realitas. Tiba dibagian mistis, petualangan, dan fantasinya yang aku tunggu-tunggu malah terasa dituliskan dengan terburu-buru. Penggambaran Desa Dwarapala pun terasa mentah, hambar, dibandingkan bagaimana ia mendeskripsikan dunia olfaktori. Tokoh-tokoh yang mucul dan mati dibagian ini pun tidak digambarkan dengan detail sehingga tidak membangkitkan simpati...
Akhir kata… aku tidak merekomendasikan buku ini bagi pembaca yang mengharapkan kisah petualangan dan fantasi yang mendebarkan. Buku ini kurekomendasikan dibaca dengan santai sambil minum teh sore hari, atau sebelum tidur, jalinan katanya yang indah mampu membuai dan menutup hari dengan manis.
“Muliha kami ring lemah, mahuripa kami ing swargaloka, tan hana ikang amrta, matemwa ta kami ri kita.”
37 Comments
wah kayaknya perlu nich punya buku ini, buat teman menikmati teh sore hari. Agendakan ahhh
ReplyDeleteAku udah baca tapi belum selesai. Mungkin emang dibuat Trilogi Mbak .Terus terang aku kalau baca bukunya Dee berasa terintimidasi, duh kalau aku nulis novel bisa sedetail itu nggak ya. Duh risetnya keren banget dll. Tapi buku Hunger Games itu juga pengenalan tokoh detail lho, dan memang berseri. Berharap banyak ada lanjutannya. Aq cuma mikir kalau dijadikan film kurang greget berasa kayak serial Kamandanu,dll
ReplyDeleteBerarti nih buku cocok untuk menemani bumil seperti aku menikmati pagi hari sambil minum teh dan makan cemilan, asikkkkkkkkkkkk
ReplyDeleteSepertinya menurutku, buku ini tidak banyak orang suka karena sebagian besar orang suka dengan bacaan yang uhm, cis bag bug (giamana ya jelasinnya) yang seru begitu.
ReplyDeleteNamun, kadangkala apapun yang berkualitas tidak harus seru kan?
Ini buku bisa jadi referensiku buat temen2 goodreads hehe
Terima kasih Mbak atas review-nya yang apik.. aku penasaran pengin baca, tapi aku agak takut dengan cerita yang mistis-mistis. Hihihi..
ReplyDeleteSudah bberapa blog saya baca mereview ini. Dan setelah membaca ini makin yakin akan segala rasa yang timbul akibat membaca ini. Keren banget ya bukunya
ReplyDeleteAh iya, jadi inget jean baptise kak XD namanya unik-unik juga yah ka kaya cerita kerajaan2 gitu, sempet heboh si kemarin tapi aku baru lihat bagaimana ceritanya di sini hihihi
ReplyDeleteAroma karsa, salah satu Buku dee terbaru yang aku tunggu tunggu nih, tapi sayangnya meski sudah punya bukunya namun saya masih belum membacanya, karena daftar antrian buku baca terlalu banyak...
ReplyDeleteNamun dari membaca ulasan ini, yg aku dapatkan justru rekomendasi buku baru, buku parfum .. Bisa buat dibaca selanjutnya ^^
Ahhrgg penasaran sama buku ini, terima kasih revew-nya jadi punya gambaran dan jadi tambah pengen baca
ReplyDeletePenasaran banget sama buku aroma karsa, makasih ya revieww-nya, bikin makin mupeng baca
ReplyDeletemembaca tentang peracikan perfume di review novel ini mengingatkan saya akan seorang teman yang memiliki usaha parfume juga
ReplyDeleteWahhhh aku enggak sabar mau baca ini. Aku sudah beli bukunya. Tapi sengaja belum aku baca. Aku menanti enggak sibuk, enggak ada deadline (sayangnya ternyata itu susah).
ReplyDeleteAku pengennya menikmati Aroma Karsa ini tanpa gangguan.
Aroma Karsa adalah novel yg lagi booming akhir2 ini dan aku belum baca. Sudah banyak baca reviewnya termasuk di sini. Aku bisa menyimpulkan bahwa novel ini dibangun oleh kekuatan aroma mistis. Diksinya yang kaya membuatku makin tergiur untuk mencicipinya. Semoga dalam waktu dekat aku bisa membeli dan membaca buku ini.
ReplyDeletesepertinya bukunya berat ya
ReplyDeleteapa saya menilai dari nama nama tokohnya yg panjang dan ga mudah diingat ?
Aku jarang baca karya Dee. Satu itu Madre. Kata temen di blog buku, Aroma Karsa cukup oke. Cuma ya aku memang krg suka sama yg model detektif dan fantasi gitu. Mungkin kapan2 deh bacanya
ReplyDeleteAku setuju kalau baca itu pas mau tidur aja, hahaha
Saya sudah lama mengetahui keberadaan buku ini. Dan sekarang baru tau sedikit cerita di dalamnya. Sepertinya buku yang bagus untuk dibaca
ReplyDeleteBuku yang lagi hits dansepertinya sangat dicari banyak orang. Rata rata sua dengan ceritanya karena ngga tertebak. Banyak yang suka ternyata
ReplyDeleteAku kok ngebayangin pas baca novel ini tiba2 bisa merasakan bau2 menyeruak gtu ya hehe. Soalnya kan biasnaya kalau baca novel bisa sambil terbawa suasananya :D
ReplyDeleteIni novel kyknya cocok ya kalau dibaca sambil santai sambil hyeruput kopi atau teh anget :D
Ntah..kalo cerita masa lalu..gitu aku agak susah memahami..apalagi kalau nama tempat sulit ngeja...dll..apalagi pakai bahasa...yg campur2 ..
ReplyDeleteEnakan cerita romantis ...hi2
710 halaman mesti bersabar dengan nama-nama Jawa dan bahasa Jawa yang halus.
ReplyDeleteHiihii...aku yang orang Jawa aja agak bingung.
Apakah novel ini bisa dinikmati oleh khalayak luas?
Seru kali ya kl bukunya jg diksh bebauan parfum gitu hehe, jd bs kebayang2 baunya parfum, spt si puspa ananta tuh gmn ... :D
ReplyDeleteIni afalah buku yg masuk ke list wanna read..
ReplyDeleteSemoga dpt rejeki deh biar bisa kebeliiii heheeh
Bagus yahh Dwee.. suka deh ulasannya
menurut saya ini supernova versi mini
ReplyDeleteAku udah kelar baca ini juga nih dan sepakat kalau rasanya perjalanan nyari Puspa Karsa sedikit banget. Agak terlalu panjang di awal. Yah kalau jadi trilogi dan semacamnya masuk akal lah yaaa.
ReplyDeleteCerita kopi dan buku lainnya di sophiamega.com
Duh makin penasaran sama buku ini. Semoga bulan depan bisa kebeli :D
ReplyDeleteSejujurnya belum pernah baca buku Dee yg genre Fantasi selain Filosofi Kopi. Tapi, setrlah baca review ini aku penasaran dengan kisah fantasi ala Dee ini. Aku adlh samgt suka baca buku2 fantasi, tp klu kurang greget fantasinya kykx mesti mikir2 dlu 😁
ReplyDeletebisa jadi Dee memang menyiapkan Aroma Karsa menjadi trilogi atau seperti Supernova. bte, sudah pernah baca Jazz, Parfum dan Insiden-nya Seno Gumira?
ReplyDeleteWah kapan ya saya terakhir baca novel?
ReplyDeletesudah lupa hihihihi
entah kenapa, jarang tertarik sama novel kecuali yang ada unsur sejarahnya
mungkin karena saya rasa novel itu terlalu berat, susah saya cerna
Novel terbarunya Dee Lestari yaa.. wah siap2 nih dibawa terbang melayang lagi di alam imajinasi sang penulis yg kadang2 di luar ekspektasi.. keren nih kak Dwi sudah punya dan baca juga :)
ReplyDeleteBelum baca dan punya bukunya, tapi setelah baca review ini sepertinya ndak ada salahnya untuk beli buat tambahan koleksi buku di rumah...
ReplyDeleteSepertinya buku ini gak cocok buat saya. Ceritanya panjang dan ada bahasa apa tuh ya? Saya gak ngerti..
ReplyDeleteMembaca resensi buku ini membuat saya terbayang film Rattauile. Yang memiliki kepekaan yang sama akan bau-bauan. Bedanya Rattauile adalh cerita yang berkisar dengan dunia kuliner dan cerita ini bercerita tentang jamu dan parfum.
ReplyDeleteCerita yang menarik
Nilai lebih Dee dibanding novelis lain adalah detail penokohan karakternya. Saya belum baca sih buku ini, dan sudah lama pengen banget baca. Kalau memang seperti yang Dwi bilang, kemungkinan besar Aroma Karsa ini awal dari buku-buku yang lain. Seperti Supernova KPBJ dulu yang sempat bikin pusing, ini maksud bukunya apa sebetulnya?
ReplyDeletewaaaah aroma karsa!! kak dwi sepertinya pankapan bisa kayaknya kita bertukar2 buku di hahaha
ReplyDeleteMinum teh sore-sore memang selalu mengasyikkan. Tapi saya merasa lebih asyik jika bukunyang saya baca adalah buku motivasi. Kalaupun itu cerita yang mengandung fiksi, saya suka baca yang faksi (kombinasi fiksi dan non fiksi).
ReplyDeleteSetelah membaca reviewnya sekilas novel ini mengingatkanku sama salah satu drama korea judulnya My ID is Gangnam Beauty, karena bercerita tentang seseorang yang masuk jurusan kimia karena kecintaannya di dunia parfum. Tertarik ka dengan novel ini karena saya suka parfum2an, noted masuk list wajib baca💜
ReplyDeleteSalah satu buku faboritku ini, perfume. Dan sepertinya sa juga harus baca ini Aroma Karsa, dari penjabarannya Dwi malah bikin ka makin penasaran
ReplyDeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.