Renungan Disaat Hujan, Pouch!

February 20, 2018

Selain perasaan malas yang ia hadirkan, hujan juga membuatku lebih banyak merenung. Merenungkan hal-hal yang jarang atau bahkan tidak terpikirkan karena tergerus kesibukan sehari-hari. Mungkin karena waktu yang terasa melambat di saat hujan, atau karena aku yang merasa jauh lebih santai saat hujan turun, sehingga punya waktu untuk memikirkan “hal yang tidak-tidak”.

Aku hanya perlu duduk memandangi hujan dari balik jendela, mungkin ditemani segelas susu coklat panas, lalu pikiran aneh-aneh itu bermunculan, yang menarikku dalam pusaran perenungan. Kadang renungan itu cukup berat yang membuatku merasa melankolia dan itu bisa bertahan seharian, tapi seringnya juga aku merenungkan hal-hal sepele, random, dan tidak penting.

Seperti sore itu, aku tiba-tiba saja memikirkan sebuah persoalan sepele. Awalnya aku sedang menulis di jurnalku dan kepikiran untuk membeli pulpen warna-warni, stiker dan beberapa printilan lainnya untuk membuat jurnalku lebih berwarna. Dari sana aku teringat semasa SD dulu jurnal itu tempat kita (aku dan teman-temanku setidaknya) menuliskan biodata diri, mulai dari nama, tempat tanggal lahir, hobi, cita-cita hingga koleksi. Jurnal itu akan menjadi konsumsi publik dan setiap teman turut menuliskan biodatanya disana. Hayoo… ada yang begitu juga gak semasa SD?

Dari nostalgia masa SD itu aku tiba-tiba saja kepikiran dengan koleksiku.

Apa saja sih yang aku koleksi? Semasa SD dan saat ini? Adakah yang berubah? Kenapa berubah? Dan untuk apa aku mengoleksinya? Ribet ya, hal itu saja sampai dipikirkan dan pakai acara direnungkan lagi. Sudah itu random pula, Hahahaha…

Seingatku sewaktu SD itu aku mengoleksi buku, kertas surat, dan perangko! Yang masih bertahan hingga sekarang adalah mengoleksi buku. AKU MEMANG PENIMBUN BUKU, beli dulu bacanya belakangan. Beberapa kertas surat dan perangko yang kukoleksi masih ada si kusimpan hingga sekarang, tetapi sudah tidak pernah lagi membeli keduanya. Untuk buku… yiah… uang bulanan sih seringnya habis karena jajan buku. LOL. Terus terus terus… sekarangkan aku sudah doyan makeupan nih, jajannya juga, kalau jajan skincare mah dari dulu emang doyan, tapi baru semenjak nikah mulai tertarik dengan makeup ini. Tapi makeup gak bisa dikatakan koleksikan?! Secara dia habis dan memiliki tanggal kadaluarsa. Padahal nomor dua yang menghabiskan uang bulananku adalah makeup dan skincare ini loh.

Makeup dan skincare yang katakanlah lumayan banyak itu ternyata memakan tempat. Selain rak khusus aku juga memiliki tas kosmetik yang unyu-unyu untuk membawa semua atau beberapa peralatan makeup ini saat bepergian. Nah ia, tas kosmetiknya, atau yang lebih seringnya kusebut pouch ini ternyata tidak hanya satu atau dua saja, tapi hmmm banyak. Bisa dikatakan koleksi juga nih! Hehehe… 

Beberapa pouch yang kumiliki


Seringnya melihat pouch-pouch yang dari segi bentuk dan warna yang cute membuatku suka lupa diri. Tiba-tiba saja menumpuk! Selain membelinya ada juga sih yang berupa hadiah dan ada juga yang kubuat sendiri. Terus tas kosmetik sebanyak itu apa kepakai? Tentu saja kepakai.

Pouch pemberian teman

Pouch itu memang tidak sekaligus dipakai si, tapi berganti-gantian gitu, bergantung mood dan kuantitas makeup serta printilannya yang akan kubawah. Aku juga suka sebel kalau pouch yang kugunakan itu kotor, takutnya bakalan menjadi sarang kuman dan menyebar ke kuas dan printilan makeup lainnya yang berakhir menginfeksi kulit mukaku. Seram dong! Juga aku mencuci pakaian hanya seminggu sekali. Karena itu sudah sepatutnya memiliki pouch lebih dari satu, jika ada yang kotor tinggal diganti saja.

Akhir renungan sih, aku berkesimpulan tidak ada kata pemborosan menyangkut kesenangan, asal tahu batasnya saja. Hehehe…

Sungguh renungan yang random dan tak pentingkan?

Kalian pernah seperti aku gak? Merenungkan hal tak penting?

Terus… apa koleksi kalian? Boleh banget loh berbagi ceritanya.

You Might Also Like

8 Comments

  1. Pouch seperti itu berguna banget loh Mbak buat saya pas lagi traveling. Buat nyimpen uang, tiket peswat, bon-bon bukti pembayaran, sampai print out itinenary.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ia ya. Gak selamanya untuk menyimpan makeup, pouch seperti ini banyak gunanya juga.

      Delete
  2. lucuuu2 motifnyaaaaa
    warnanya jugaaa
    mau coba2 bikin deh hihihiw

    ReplyDelete
  3. Samaan koq mba, aku juga suka banget koleksi pouch - pouch lucu, atau kalo pouch yang terbuat dari fur/bulu bulu gitu pasti deh langsung rencana beli hihihi

    ReplyDelete
  4. aku akuu sering banget merenungg ngga jelas XD
    kalo kau sih suka koleksi lisptick sama buku mbak.haha
    lipstick ini yang bikin senewen, udah banyak koleksinya bibirnya cuma satu tapi pengen beli terus T^T

    ReplyDelete
  5. hebat mba, bisa bikin pouch sendiri. koleksi pribadi adalah sepatu hihihi, tapi setelah punya anak lebih banyak koleksi baju anak2 hihihi

    ReplyDelete
  6. Pouchnya gemeeeeees pingin aku culiiik! Aku juga suka banget ngoleksi pouch mbak, sampai Ibu aku sebel katanya udah kebanyakan punya pouch.. But, who can resist a cute pouch? :')

    ReplyDelete
  7. pouchnya ihhh. sama nih, aku kalo udah liat pouch yg lucu, unik gitu gatel aja pengen beli, tp masih bisa ketahan tergantung mood hehehe.
    malah beli lagi kalau yg lama udah juelekk banget

    ReplyDelete

Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.