Cerita Seminggu: Sebut Saja Habis Gelap Terbitlah Terang

February 18, 2018

Untuk konsisten menuliskan Cerita Seminggu ternyata sulit juga ya. Aku harus memilah mana yang ingin kubagikan dan mana yang tidak, dan mencari waktu yang tepat untuk menuliskannya, tanpa diganggu bocah yang sedang tertarik dengan keyboard. Kadang malah ada yang sudah kutuliskan tapi kelupaan di postnya. Hahahaha... Tapi biarlah, aku tetap ingin menuliskan hal-hal remeh tak penting ini.

Seminggu ini, dari Senin hingga Jumat, hujan deras mengguyur Makassar. Hujanya turun dengan lebat, kadang disertai angin kencang dan guruh yang memekakkan telinga. Aku dan Ghaza menghabiskan waktu dengan bermain-main di kamar saja sambil menunggu Pai pulang kantor. Menanti makanan berkuah yang panas yang selalu kami pesan sepulangnya dari kantor.

Jumat malam kami berkumpul dengan keluarga besarku, menikmati makan malam di luar. Seorang adik akan segera menikah, kami membantunya melihat-lihat untuk seserahan dan membahas perintilan-perintilan nikahan lainnya. Baju seragam! Gedung! Undangan! Foto! Dan segala hal-hal mengenai pernikahan.

Pernikahan adalah kabar gembira yang patut dirayakan. Mengumpulkan keluarga yang jauh, mengenal dan menyatukan keluarga yang baru. Pernikahan juga berarti memasuki kehidupan kejenjang selanjutnya... mengahadapinya kita membutuhkan bekal yang cukup. Jangan sampai setelah menikah kita malah merasa kesepian. Karena itu menurutku menikah tidak perlu cepat-cepat, apalagi hanya karena persoalan umur saja. Setuju gak?

Sabtu, matahari kembali setelah lama bersembunyi di balik awan. Ghaza diajak Bunda Dhyan dan Syifa berenang. Senang? Tentu saja! Bahkan drama pun terjadi saat menghentikan bocah-bocah itu berenang. Meskipun bibir mereka telah membiru dan badan gemetaran, mereka ngotot tidak mau naik.  Main air memang menyenangkan ya, hahahaha...

Saat itu kolam renang dipenuhi orangtua yang mengajak anaknya berenang juga. Melihat anak-anak itu yang beberapa seumuran Ghaza membuatku sedikit baper. Rasanya kok Ghaza kecil banget ya? Dibandingkan dengan Syifa pun yang hanya berbeda 3 bulan, Ghaza jauh-jauh-jauh lebih kecil. Padahal Ghaza makannya lebih banyak dibandingkan Syifa. Haaaa... aku tahu sih problem ini adalah kegalauan ibu-ibu seluruh umat dan segala cara pun telah kulakukan untuk menambah BB Ghaza, cuma memang dianya saja yang kecil terus. Pemeriksaan darah dan kencing pun telah kulakukan.


Dia sehat. Lincah! Itu yang penting. Dan semakin hari tingkahnya semakin menggemaskan juga membuat pusing. 

You Might Also Like

11 Comments

  1. Saya suka kalimat "menikah tidak perlu cepat-cepat, apalagi hanya karena persoalan umur saja". Kalimat nya indah.

    ReplyDelete
  2. Halo dedek Ghaza cakep, sehat terus ya nak. Semoga tumbuh jadi anak yang sehat. Ih, beneran lho mbak, dedeknya cakep

    ReplyDelete
  3. momen pernikahan memang waktu yang paling sering dinantikan oleh keluarga besar untuk berkumpul ya, aku pun demikian, jauh hari sudah merencanakan cuti saat adik ipar melangsungkan acara pernikahan

    ReplyDelete
  4. Nah seneng baca kabar si Ghaza baik pada akhirnya.
    Saya setuju dan tertarik sama pernyataan tentang pernikahan tadi, sampai saya screenshot dan jadi whatsapp story.
    Thank you, tulisanmu bagus!

    ReplyDelete
  5. Dilematis orangtua di manapun mereka berada ini mah yaa...
    "Anakku kok belum bisa ini yaa...padahal si itu sudah bisa begitu..."

    Hiihii....aku dulu pernah punya tetangga yang hobi banget banding-bandingin ((karena anak kita memang hanya beda 4 hari)), trus parahnya...aku ladeni.

    Jadinyaaa...
    Kalo anakku yang belum bisa...rasanya nyeri hati sendiri.

    Alhamdulillahnya,
    si tetangga oh tetangga itu segera pindah.


    Kehidupanku kembali tenang.

    ReplyDelete
  6. terkadang pernikahan itu banyak faktor sih pasti ujung ujungnya karena umur menjadi nomer 1. tapi, terkadang desakan dari berbagai pihak juga diharuskan untuk menikah mba dan masalah anaknya sih jangan membanding bandingkan sayangi anak sendiri hihi

    ReplyDelete
  7. Semoga BB Gazha bisa naik seperti layaknya teman-teman seumuran ya mbak. Saya sewaktu kecil kurussa,kecill badannya mbak, dulu saking kurus nya emak beliin Vidoran biar nambah nafsu makan, alhasil setelah besar malah jadi beelebih BB hahahahaha.

    ReplyDelete
  8. Anaknya gemesh bangettt. salam kenal, Ghaza. jadi anak yg soleh yaa

    ReplyDelete
  9. Tetap semangat untuk konsisten menulis dan membagikan cerita seminggunya Mbak. Mbak mungkin merasa ini remeh, tapi hal ini jika dilakukan terus menerus dapat menjadi catatan mingguan yang bermanfaat untuk Mbak sendiri dan orang lain lho.

    ReplyDelete
  10. Hai, Ghaza! Senang melihatmu tersenyum ceria seperti itu. Semoga sehat-sehat selalu ya, Nak :)
    Memang problem itu kegalauan ibu-ibu seluruh umat sih, Mbak. Hihihi. Tapi selama anak lincah dan BB nya masih di garis hijau, insya Allah masih aman... :)

    ReplyDelete
  11. Diriku lahir dulu juga seperti itu... bahkan bidan langganan nyokap selalu bilang aku kurang gizi hehehe tapi untunglah jarang sakit. Yang penting asupan makanan gizi seimbang dan tetep menjaga kebersihan sih aman aja menurutku

    ReplyDelete

Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.