Serpihan Memori di 2017

January 01, 2018

Mungkin karena keseharian yang berjalan sama hari demi hari, aku merasa kecolongan. 2017 berlalu begitu saja dan kini kita telah berada di 2018! Apa yang kulakukan setahun belakangan?

Jika harus mengingat-ingat, yang terlintas pertama adalah sederetan kejadian tidak menyenangkan. Ia, 2017 adalah tahun yang sulit untukku. Tahun yang menguras kewarasanku. Aku lega meninggalkannya dibelakang dan menyambut tahun yang baru dengan harapan yang baru. Lega tapi merasa kecolongan... Labil ya?

Awalnya, 2017 kulalui dengan optimisme yang tinggi. Aku ingin tekun ngeblog, ingin rajin berolahraga (terutama mengecilkan perut), tidur lebih awal dan bangun lebih pagi, menjadi ibu yang baik dan sederetan keinginan lainnya. Seperti tahun-tahun lainnya, aku bersemangat menyambut awal tahun itu. Hari-hari akan kulalui dengan menyenangkan dan bahagia. Itu harapanku.

Nyatanya di awal hingga pertengahan bulan memang seperti itu. Aku bahkan sempat berlibur tiga kali dengan keluargaku (yang bahkan ceritanya belum selesai-selesai kutuliskan di blog), menikmati waktu bersama, bercanda, tertawa, dan menjadi lebih dekat. Setelah itu? Aku tidak ingat lagi apa-apa yang terjadi selain serangkaian kejadian tidak menyenangkan dan rutinitas yang sama seperti biasanya. Karena itulah aku merasa kecolongan. Rasanya tahun itu berlalu tanpa ada yang kuperbuat selain rutinitas sehari-hari...

Kejadian tidak menyenangkan yang kumaksud di sini terpusat pada diriku sendiri. Gadis Remaja itu datang dan menetap kembali. Membawa semua luka dan keputusasaannya. Semua kesepian dan kesendiriannya. Aku pun tertatih untuk tetap waras. Dan bertahan...

Ia, setidaknya aku bertahan. Mungkin itulah pencapaian terbesarku di tahun 2017.
BERTAHAN.
SURVIVE!

Ada pun sebagai seorang ibu, aku merasa baik-baik saja. Aku tidak bisa mengatakan aku adalah ibu yang baik, hal itu biarlah menjadi tugas Ghaza untuk memutuskannya. Aku berusaha sebisaku melakukan yang terbaik sekaligus menikmati dan bersenang-senang dalam prosesnya. Di tahun ini Ghaza adalah mercusuarku, cahaya di tengah kegelapan dan badai, yang membantuku tetap pada jalur. Aku bersyukur memilikinya.



Dan 2017 berakhir.

Tidak perlu resolusi karena aku jarang berkawan dengan resolusi. Semangat hanya di awal saja kemudian dilupakan...

Aku hanya perlu menulis jurnal lebih rajin lagi seperti dahulu. Untuk berdamai dengan diri dan menemukan kembali siapa aku.

Selamat tahun baru~♥♥♥

You Might Also Like

6 Comments

  1. tidur lebih awal dan bangun lebih pagi,
    deh itu banget jg resolusi kuuuhh
    bukan resolusi ya gausah resolusian hhahahaahaha semangat di awal saja
    tp semoga kita para ibu bisa mengubah diri jd lebih baik selalu dan selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha kayaknya itu memang resolusi semua umat hahahah

      Delete
  2. semangat Kak Dwi.. salam buat Ghaza..

    ReplyDelete
  3. Menulis peristiwa berkesan setahun kemarin cukup membantu loh dwi. Setidaknya untk saya hehehe tadinya saya merasa banyak sekali kesulitan di tahun 2017, pas saya menuliskan rangkuman peristiwa berkesan di 2017 saya jadi merasa kalau sy dikelilingi keluarga dan teman yang baik hati, termasuk dirimu 😘

    Tetap semangat Dwi 💪

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ia kak menulis itu memang membantu. Mengapa tahun lalu rasanya sangat sulit, juga tahun sebelumnya karena saya tidak menuliskan kejadian dan apa yang saya rasakan, karena itu mau mi lagi rajin menulis jurnal, hehehe...


      Yey!!! Senang berteman dengan kita...

      Delete

Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.