Dikaruniai anak mau tak mau
membuat segala perhatian dan kasih sayang tercurah kepada sang buah hati, suami
pun menjadi nomor dua. Ia gak? *jangan-jangan cuma aku saja ya*. Yang dulunya
tiap Pai berangkat ke kantor diantar sampai ke pintu dan diberi ciuman
penyemangat, kini setiap ia berangkat ke kantor aku seringnya masih berbaring
di ranjang menyusui Ghaza. Yang biasanya saat Pai pulang kantor langsung
kusambut dengan manja kemudian kutanyakan bagaimana kesehariannya di kantor,
kini cuma disapa, "Pulang mi. Beli ji makan malam toh?". LOL.
Pai pun yang biasanya sering
mengajakku nonton film di bioskop, kini tak pernah lagi karena tidak tega
menitipkan anaknya untuk bersenang-senang tanpa turut menyertakannya. Yang
sekarang apa-apa harus mengutamakan keamanan, kenyamanan, dan kebahagiaan
Ghaza. Menjadi yang utama ala ibu hamil dahulu kala pun tinggal kenangan... Lah
inimah curhat ya hihihi.
Tapi bukan berarti kami berdua
tidak lagi bermesraan ala orang berpacaran ataupun ala pengantin baru. Tidak
juga berarti hubungan kami merenggang dan kami layaknya dua orang asing yang
kebetulan menjadi orangtua Ghaza. Kami menemukan cara untuk bisa tetap mesra,
meskipun memang dalam segi kuantitas menurun, yang penting dalam hal kualitas
kami masih menjaga perasaan itu.