Keluarga Kecil Liburan, Hari Pertama
May 27, 2017
Sebagai Ayah yang protektif, Pai tidak mau Ghaza dibawah ke luar kota sebelum ia berusia 1 tahun. Dia takut anaknya bakalan kenapa-kenapa saat perjalanan jauh, karena itu semenjak mengandung Ghaza hingga ia berusia satu tahun kami tidak pernah pergi berlibur. Padahal Bundanya ini sudah mau gila butuh refresing, hiksss... Sabar ya... sabar... *ngomong sendiri*.
Nah, saat Ghaza berulang tahun yang pertama, aku pun langsung mengajukan proposal liburan kepada Pai. Saat itu aku belum tau mau kemana, pokoknya LIBURAN! Tempat dimana kami bertiga bisa menikmati waktu bersama, beristirahat dari rutinitas sejenak. Setelah diskusi panjang nan alot akhirnya diputuskanlah kami akan berlibur di Batu, Malang pada tanggal 7-12 Mei 2017. Horeeeeee...
Hari yang dinanti pun tiba, pagi-pagi kami dengan segala kerempongan keluarga kecil beranak satu yang baru pertama kali berlibur semenjak punya anak, berangkat ke bandara. Sesampai di bandara kami langsung cek-in dan segera berlari-lari kecil menuju pesawat. Petugas Sriwijaya yang ada di tempat cek-in entah kesambet apa sehingga meminta kami bersegera saat itu, kami pikir penumpang yang akan ke Surabaya telah diminta menaiki pesawat. Sesampai di gate kami langsung menuju pintu, dan ternyata... kami belum dipersilahkan naik saudara-saudara!!! POSO DEH SUDAH LARI-LARI!!! Errrr... Ghaza masih sempat menghabiskan jagung bekal sarapannya sebelum penumpang pesawat yang akan ke Surabaya dipersilahkan menaiki pesawat.
Ini kali pertama Ghaza naik pesawat, aku optimis dia akan enteng di atas pesawat, soalnya selama ini jika dibawah kemana-mana, dia otomatis duduk manis dan menikmatinya. Saat naik ke pesawat si dia masih enteng dan manis, begitu juga saat kami duduk. Tetapi tiba saat dia kupakaikan sabuk pengaman, Ghaza langsung mengamuk. Mungkin dia merasa terkekang, tapi mau bagaimana lagi, pesawat akan lepas landas. Berbagai cara kami lakukan agar ia tenang hingga lampu tanda diperbolehkannya melepas sabuk pengaman dimatikan. Setelah itu, aku berharap ia akan duduk manis seperti saat di dalam mobil, ternyata tidak! Errr... bahkan diajak melihat awan yang berarak di jendela pun dia tidak tertarik. Tingkahnya macam-macam, mulai dari minta pindah bolak-balik dari pangkuanku ke pangkuan ayahnya, minta turun (niatnya mau lari-lari di lorong pesawat kali ya), mainin air di kemasan gelas air mineral yang dibagikan, hingga melepaskan sepatunya.
Mungkin ada sekitar 30 menit-an dia bertingkah, sempat tenang saat makan roti yang dibagikan lalu bertingkah lagi. Akhirnya dia minta netek, setelah sebelumnya telah kutawari beberapa kali dengan harapan dia tertidur, hehehe... Dan yes! Dia pun tertidur juga, alhamdulillah... Aku pun bisa ikutan tidur dengan pulas hingga pesawat mendarat di bandara Juanda, Surabaya. Ada turbulensi yang lumayan dan sempat membangunkanku saat itu, samar-samar mendengar dari interkom pesawat kalau cuaca lagi gak bagus di Surabaya, karena itu kami lumayan lama mendarat. Ya gak apa sih, detik itu juga aku kembali tertidur dan memasrahkan semuanya kepada Sang Pemilik Kehidupan.
Di Surabaya, setelah mengambil barang yang munculnya lama, kami melanjutkan perjalanan ke Batu menggunakan travel (kalau di Makassar si dibilangnya Panter nih, bedanya kalau di Makassar mobilnya diisi penumpang sampai sesak, di sana penumpangnya cuma 4 saja, 5 si dengan sopirnya, eh 6 deh dengan Ghaza). Kebetulan kedua penumpang lainnya sama-sama orang Makassar dan mereka turunnya di Malang. Surabaya ke Malang ditempuh selama 4 jam menggunakan mobil, dan dari Malang ke Batu kurang lebih 1 jam. Ghaza di atas mobil duduk manis sambil ngemil, setelah itu tidur pulas sampai Malang, lalu lanjut ngemil lagi sampai tiba di hotel di Batu.
Saat di Malang, hujan deras banget, agak gimana gitu ya takutnya sudah jauh-jauh berlibur tetapi ujung-ujungnya cuma bisa stay di hotel saja karena hujan. Untung saja saat memasuki kota Batu, hujannya berhenti.
Sesampai di hotel kami langsung bersiap-siap, rencananya mau pergi makan dulu lalu ke Batu Night Specktakuler (BNS). Sebelumnya aku sudah riset (buset ya bahasaku tinggi banget hahaha) tempat wisata dan tempat makan di Batu. Serta jadwal selama 5 hari ini telah kususun sehingga kami nantinya tidak jalan "kosong" gitu, hehehe... Untuk tempat makan hari ini aku memilih Waroeng Bamboe Lesehan Sidumulyo. Dari hotel ke tempat makan kami menggunakan taksi online.
Setelah perut terisi, tanpa membuang-buang waktu lagi, kami berangkat ke BNS. Oh ia cerita dan review tempat makannya akan kubuatkan postingan tersendiri ya. Kami menggunakan taksi online lagi, tapi sepertinya saat malam taksi online di Batu sudah jarang yang beroperasi, sehingga kami harus menunggu lumayan lama baru dapat driver.
Di BNS!!!
[Jangan enek ya liat foto narsis]
Setelah membeli tiket; tiket terusan untukku dan tiket masuk untuk Pai (dengan pertimbangan sepertinya yang bakalan mencoba semua wahananya cuma aku, sementara Pai menjaga Ghaza), kami pun langsung masuk.
Kami disambut dengan kerumunan orang di depan Arena Baru, suara musik dan kerlap-kerlip lampu yang meriah. Agak kepo, kami mendekati kerumunan, di sana sedang diadakan pertunjukan, beberapa orang menari dengan memakai kostum sambil mengajak pengunjung untuk turut serta. Ghaza yang antusias setiap mendengarkan musik, langsung bertepuk tangan heboh.
Meninggalkan kerumunan, kami berbelok ke kanan, menuju Taman Lampion. Sebelumnya kami melewati Rumah Penyihir, Rumah Hantu, dan Hunting Ghost. Duh, aku kepengen banget masuk Rumah Hantu tapi gak berani kalau hanya seorang diri. Hiks...
Untungnya ada sepasang kekasih (asikkkk) yang akan masuk ke Rumah Hantu itu dan aku pun mengikuti mereka... hehehe... Mengganggu kencan orang banget ya? LOL!
Di dalam Rumah Hantu itu gelap gulita dan disetiap belokkan ada "hantu" yang siap mengagetkan kami, dalam hati aku bersyukur tidak jadi masuk seorang diri. Sebenarnya hantu-hantunya tidak begitu seram, hanya saja kombinasi antara kegelapan, elemen kejutan, suara mendirikan bulu roma dan keharusan kita berjalan mencari pintu keluar yang membuat pengalaman mencoba wahana ini terbilang cukup horor buatku. Lega banget rasanya saat mencapai pintu keluar.
Setelah itu kami masuk ke Rumah Kaca. Rumah Kaca selalu sukses menyesatkanku, tidak peduli rumah itu kecil dan jalurnya pendek, aku pasti akan tersesat. Untungnya ada Pai, hahaha... Kalau tidak aku pasti sudah panik.
Nah setelah itu kami masuk ke Taman Lampion. Sebelumnya Pai harus membeli tiket terlebih dahulu karena sebelumnya dia memang hanya memiliki tiket masuk.
Taman Lampion yang romantis ini setiap sudutnya keren untuk bernarsis ria dengan berfoto. Tempat yang cocoknya untuk pasangan kekasih yang belum punya anak, kalau sudah punya anak susah punya foto bagus. LOL. Kami malah sibuk mengejar-ngejar Ghaza yang kegirangan melihat lampu warna-warni. Foto bertiga ngeblur semua... hufttt...
![]() |
Sudah jauh jalan, tiba-tiba si bocah memutar haluan dan kembali ke istana ini. Hahahaha... |
Yang penting kamu bahagia ya Nak.
Tapi ujung-ujungnya aku sebel juga si karena tidak bisa berfoto disemua tempat di sana. Hahahaha *ups.
Keluar dari Taman Lampion, kami mencoba Sepeda Udara. Sepeda Udara ini wahana yang mirip sepeda tetapi digerakkan oleh mesin si, gak kebayang kalau harus kita sendiri yang menggayuhnya, yang membawa kita mengelilingi area BNS dari atas. Di atas Sepeda Udara ini pemandangannya sangat indah, hanya saja mungkin yang takut ketinggian terlihat menyeramkan, belum lagi jika relnya berbunyi kreek kreek. Sepedanya juga terlihat rapuh untuk mata awam sepertiku. Tapi aman kok! Dinaikin kami bertiga pun...
Setelah naik Sepeda Udara, aku pun mencoba hampir semua wahana yang ada di sana. Pai kebagian menjaga Ghaza saja hehehe... Bunda puas teriak-teriak, tertawa sampai keluar air mata. Senang lah pokoknya!
Tidak terasa sudah jam 10 malam saja, kami pun memutuskan makan di food court. Sebelum memasuki area food court, kita melewati Night Market, tapi aku tidak sempat melihat-lihat karena perut sudah gak tahan lagi minta diisi.
Sayangnya, di food court penjualnya sudah banyak yang pulang. Kami pun memesan bebek goreng sambel ijo dan coklat panas untukku, bebek goreng kremes dan air jeruk hangat untuk Pai, sementara Ghaza disuap kami berdua.
Kebanyakan tidur dalam perjalanan Surabaya - Batu membuat Ghaza masih dipenuhi banyak energi. Dia berlari-larian ke sana ke mari diantara meja-meja di foodcourt. Band pun masih setia mengiringi kami makan. Tiba-tiba lampu padam. Waduh, kami sudah diminta pulang nih. Ghaza yang berlari-lari pun sontak terpaku lalu putar haluan kembali. Lalu dimulailah pertunjukkan air mancur menari, yang membuat Ghaza bertepuk tangan gembira.
Melihat antusias Ghaza, Pai yang telah menyelesaikan makannya, langsung mengajaknya ke depan panggung. Aku pun dengan tenang menjutkan makanku...
Perut telah terisi, malam sudah semakin larut, BNS pun sudah hampir tutup, kami memutuskan pulang. Awalnya kami mencoba menggunakan taksi online untuk ke hotel tapi sudah tidak ada lagi yang beroperasi di Batu sekitar jam itu (jam 11 lewat), akhirnya kami pulang menggunakan Taksi.
Sesampai di hotel kami langsung TIDUR! Hanya sempat mengganti pakaian lalu tidur pulas...
Besok pagi-pagi kami akan ke Jatim Park 1!!!
23 Comments
Aagghhhhh wahananya banyaaak yaaa :D. Pas ke malang dulu aku ga bisa banyak pergi2 krn malang hujan trs2an :( .. Dari dulu ga prnh bosen ama yg namanya themepark.. Malah klo traveling kemanapun, pasti themepark dulu yg slalu aku cari :) .. Makin exreme wahananya, aku makiin excited utk mencoba :D
ReplyDeleteKayaknya Lampionnya banyak yang baru. Ghaza kayaknya hepi banget
ReplyDeleteTaman lampion kerenn..mupeng pengen ajak auf ke sana 😍
ReplyDeleteWuihhh serunya kalo malam dii ? Lampu2nyaa... fotonya keren2 dwiii jd pengen jg ke BNS nantii 😍😍
ReplyDeleteLucu bacanya di bagian "Padahal Bundanya ini sudah mau gila butuh refresing, hiksss..." hahaha.... 😂😂
ReplyDeleteSerunya liburan ke Batu, taman lampionnya juga keren banget 😍😍. Ternyata banyak wahananya ya, kaya di dufan.
ReplyDeleteKeren bgt Mbak tempatnya. Seru main di sana sama anak2 ya. Dengan foto segitu banyak, Mbak masih belum puas foto2 karena masih ada yg ketinggalan? Hehe
ReplyDeleteBatu sekarang banyak bnaget ya tempat wisata timbang jaman aku kuliah dulu. Udah pernah ke BNS. Tapi sepertinya tambah bagus aja BNs ya.
ReplyDeleteBNS terkenal banget ya...saya belum pernah ke sana. Tapi dari tulisan Mbak Dweedy, saya jadi bisa tahu tempat-tempat bagus di BNS. Makasih sharingnya.
ReplyDeleteHuwaaahh pengen banget ke Malang atau Batu. Terakhir kalau tak salah tahun 2009. PAsti udah bnyk banget yg berubah.Moga bisa segera ke sana dan ajak anak2 ke BNS juga. Seru juga ya wisata malam2 :D
ReplyDeleteWuih foto-fotonya rameeee! Saya juga nabung nih masih mupeng ke Batu bersama keluarga. Salah satu yang mau dikabulkan taun depan niiih
ReplyDeleteAnakku waktu lihat foto mba Dweedy llangsung teriak....`Mama, kita pernah kan...ke sana.`
ReplyDeleteYaah...akunya bilang belum
Tapi waku aku inget-inget lagi...`Aah...iya pernah diink...`
hahha...
Bener seru ke Taman Lampion.
Bikin cape kalo sama anak kecil. Hahahaa...secara anakku dua.
Pulang-pulang, sukses bikin tepar.
Saya dulu juga pernah liburan di Batu Malang mba.. dulu ke BNS jg.. gak nyobain sepeda layang di BNS mba? Yg jalurnya diatas .. seru tuh mba hehe
ReplyDeleteO ya saran kalau foto sepertinya dibuat galery carousel lebih bagus mba.. jadi tidak scroll ke bawah tapi bs digeser ke kanan
Aku belum pernag ke Malang, udah ada di list liburan setelah lulus (semoga segera) dan makin pengin habis baca ini. Cntik banget ya BNS, spot-spotnya instagramable. Eh. Hehehe.
ReplyDeleteIni mah emang bundanya yang bener-bener refreshing kayaknya, sampe teriak-teriak keluar airmata naik wahana-wahananya hahaha
wahhh liburan yang asik bersama keluar tuh mba. Apalagi banyak sekali pemandangan yang bagus enak kayanya tuh main sepeda udara bisa melihat berbagai pemandangan dr ketinggian dengan menaiki sepeda tersebut
ReplyDeleteKalo udah liburan, mau gimana keadaannya tapi kalau udah judulnya sama keluarga pasti menyenangkan. tantangan dan rintangan akan berlalu melihat semua wajah bahagia dan penuh senyuman
ReplyDeleteLampunya byk bgt yaaa, aku sampai silau liat foto2nya. Baru tahu jg ada lampion garden di malang. Rumah hantunya gak selfie sama hantu kah? Hihih
ReplyDeleteAyah ibunya sudah eksis anaknya mlengos, ehehhehe. Seru ya liburan keluarganya
ReplyDeleteLiburannya seru banget, lampion-lampionnya indah dan wahana lainnya tak kalah keren. Sepertinya saya perlu jalan-jalan ke sana juga, butuh refreshing juga.
ReplyDeleteaisss pasti berjuta ya mba rasanya berjalan2 dengan si kecil. Kadang kita ga nyadar sebenarnya yg mau diajak liburan anaknya atau emaknya. hihi.. Mba Dwi berani juga masuk dan memaksakan diri masuk rumah hantu. saya mah ogah. ogah efek kebayang2 berikutnya, hihii ga mau merusak mood.
ReplyDeleteRumah lampionnya keren. Dokumentasinya juga kece. Si dedek tahu aja lagi dijadiin model sama mamanya. :-)
Aku belum pernah ke batu. .. Iih pengen deh. . membantu sekali loh dwi reviewnya. .. Ditunggu ya cerita berikutnya. ..
ReplyDeleteenaknya yang liburan keluarga. perkara foto, aku juga suka kesel kalo ke suatu tempat tapi nggak bisa narsis di tiap sudutnya hahhahaa. kadang mikirnya kan belum tentu kesana lagi, makanya pengennya banyak-banyak stock foto :D
ReplyDeleteAku kayaknya udah pernah komen disini dwee, xixixxi kayak dejavu gitu. .
ReplyDeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.