Perempuan ini dan Gadis Remaja itu, Sebuah Catatan 9 Tahun Ngeblog
December 27, 2016
Hidup mengambil terlalu banyak dariku, setidaknya itu yang kurasakan. Kehilangan Abah di usia 10 tahun, disusul empat tahun kemudian oleh Andi', membuatku hidup dalam kemarahan. Aku merasa mereka meninggalkanku meskipun aku tahu hal itu diluar kuasa mereka. Aku berprasangka karena cinta mereka yang terlalu besar, sehingga mereka tidak bisa terlalu lama berpisah. Cinta itu membuat mereka meninggalkan kami, anak-anaknya.
Kemarahanku terutama tertuju kepada Andi', aku merasa ia tak cukup berusaha untuk tetap tinggal. Ia memilih menyerah. Ia tidak tahan kehilangan Abah dan menyambut sukacita penyakitnya. Ia tidak cukup mencintaiku untuk terus berjuang. Aku marah. Ya, marah. Kemarahan yang tidak muncul dipermukaan, ia mengendap di dasar terdalam. Menyerupai monster yang memakanku dari dalam.
Orang-orang disekitarku, keluarga dan teman-temanku, mungkin beranggapan aku anak yang tabah. Yang menerima kehilangan itu dengan hati yang besar. Yang tetap ceria menjalani hidupku sebagai yatim-piatu. Di luar aku menampakkan semua itu. Ceria, bahagia, gembira, menjalani hari-hariku. Namun ketika malam tiba, saat semua orang terlelap, kemarahan itu mengambil alih.
Mungkin yang membuatku tetap waras dan tidak melakukan hal-hal aneh adalah menulis. Semua kemarahan, sakit hati, ketidakpercayaan, kesepian, dan hal-hal negatif lainnya kusalurkan ke buku catatanku. Dengan menulis itulah, perlahan-lahan membantuku menerima kehilanganku.
November 2007, akhirnya aku memutuskan membuat blog setelah lama sebelumnya aku mendengar perihal blog dari mantanku. Aku mempelajarinya dari buku yang kubeli dan akhirnya membuatnya sendiri. Postingan pertamaku hanyalah kutipan dari sebuah novel yang sedang kubaca kala itu. Sebagai pemula, ide untuk menuliskan "perasaan" dan membagikannya kekhayalak ramai masih terasa asing buatku. Aku membuat blog itu dengan harapan melatih kemampuanku menciptakan dunia imajiner melalui cerpen dan puisi-puisi yang kutulis. Aku menemukan kenikmatan hidup dari khayalan-khayalan yang kuciptakan, membuatku teralihkan dari kenyataan hidupku, yang saat itu terasa menyakitkan.
Lambat-laun, aku pun semakin nyaman untuk curhat di blog (tak usah ditanya betapa alay-nya tulisanku saat awal-awal ngeblog itu), meskipun seringnya curhatan itu kusamarkan sebagai puisi atau cerpen. Ada kepuasan saat menuliskan curhatan itu dan membagikannya kepembaca blogku, seakan-akan aku membuang sampah yang menumpuk di hatiku. Ada perasaan lega saat aku berani mengakui dan menceritakannya keorang lain, mungkin rasanya seperti pengakuan dosa. Aku menemukan tempat menyalurkan amarahku. Dan seiring berjalannya waktu amarah itu pun lenyap, meskipun tetap meninggalkan bekas.
Membaca kembali apa-apa yang kurasakan itu, juga membantuku lebih mengenal diriku sendiri. Aku belajar menerima apa yang terjadi dan apa yang kurasakan. Dan pada akhirnya aku bisa merangkul sisi gelapku itu dengan penuh kasih. Bisa kukatakan, ngeblog berperan besar dalam proses pendewasaanku.
Komentar orang-orang yang sebagian besar mungkin hanya mengira tulisanku itu sekedar fiksi atau malah tidak mengerti apa yang kuceritakan, memberiku banyak semangat. Menyadari tulisanku mendapat reaksi dari orang-orang, terasa menyenangkan. Tak perduli isi komentarnya, hal Itu membuatku bahagia. Ternyata diluar sana masih banyak orang yang peduli dan meluangkan waktu untuk membaca tulisan remeh-temeh gadis SMA (saat pertama kali ngeblog, aku duduk di kelas 11). Mungkin selama ini yang kubutuhkan hanyalah seseorang sebagai pendengar? Aku pun ketagihan ngeblog! Blog yang awalnya bernama "dweedy" ini kuganti menjadi "HONEYSUCKLE" yang adalah nama sebuah bunga yang aku rasa menggambarkan diriku. Lain kali akan kuceritakan perihal HONEYSUCKLE ini.
Bergabung di komunitas blogger, memperluas lingkup pertemananku. Aku belajar lebih banyak hal mengenai blog dari mereka. Juga perihal tulisan dan menulis itu sendiri. Pengunjung di blogku pun semakin meningkat tahun demi tahun. Ya, meskipun bergerak lambat (karena aku ngeblog sesuai mood saja dan sesuka hati saja), tapi peningkatannya begitu terasa saat ini, setelah sembilan tahun ngeblog.
Blogku pun akhirnya tidak hanya berisi curhatan, cerpen dan puisi saja, tapi kini juga memuat seputar kecintaanku pada membaca dan buku itu sendiri, juga tentang kecantikan, dan saat mengandung Ghaza mulai menulis perihal menjadi orangtua. Karena minatku yang banyak dan beragam, blogku, yang menggambarkan diriku juga berisikan banyak hal. Gado-gado kata orang. Tapi aku menyebut diriku sendiri Lifestyle Blogger, biar keren gitu.
Aku tahu, Dwi yang dulu saat pertama kali membuat blog ini, begitu berbeda dengan Dwi yang sekarang. Itu yang paling kusadari saat bernostalgia membaca tulisanku yang dulu-dulu di blog ini. Yang paling terasa berbeda, perempuan yang saat ini jauh lebih bahagia dari gadis remaja yang dulu memutuskan membuat blog ini.
Yuk, ngeblog~ 😉😁
18 Comments
Jadi pengen ngeblog lagi deh baca ini. Thanks for sharing mbak :)
ReplyDeleteAyo ngeblog ^^
DeleteTerimakasih sudah mampir Mba 😊
Hai Dwi, aku baru tau lho story behind kenapa blog ini dibuat. Menulis itu memang reapi yang menyenangkan, ya. Tahun 2013 pun aku pernah mengalami al yang ga meyenangkan. Menulis di blog jadi media penghiburanku. And it's work.
ReplyDeleteIya menulis itu terapi yang menyenangkan dan blog ini menjadi media penghiburan 😊
DeleteEnak baca ceritanya mbak., ngalir gitu aja! Memang sih kalau kita tulis berdasarkan true story lebih dapat fillnya.,! Salam kenal mbak!
ReplyDeleteTerimakasih sudah mampir mbak dan salam kenal kembali 😊
DeleteSoo deep :)
ReplyDeleteHati-hati kelelep Mbak 😜
DeleteSepakat, rasanya geli sendiri baca tulisan lama blog kita. Tapi, disitu kita bisa melihat perkembangan serta kedewasaan kita. Yuk, terus ngeblog! :D
ReplyDeleteTosss 🙌😊
Deleteiya, menulis itu terapi yang menyehatkan jiwa ya mba, keep blogging, keep sharing...
ReplyDelete😊☺️
DeleteMemang, ngeblog itu menumpahkan kekesalan dan kegusaran di hati meskipun cuma bentuk cerpen hehe. Nice story
ReplyDeletewww.extraodiary.com
😊☺️
DeleteNgeblog buat saya sebagai Me Time mba, nice sharing mba :)
ReplyDeleteIa banget! 😊
DeleteSuka sekali dengan tulisannya mba ^^
ReplyDeleteSetuju sekali dengan blog juga berperan sebagai proses pendewasaan, serta bisa kelihatan juga dari post blog kita antara dulu dan sekarang,
Salam kenal ya mba ^^
Tulisan lama saya ga ketulungan alay-nya 😂 tapi tanpa tulisan2 super alay itu (karena sekarang pun masih alay walau berkurang 😁✌) ga akan ada kebiasaan menulis sampai sekarang ☺
ReplyDeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.