Daddy Long Legs
October 26, 2015
Daddy-Long-Legs
By Jean Webster
Penerjemah: Ferry
Halim
Penyunting: Ida
Wadjdi
Pewajah Isi: Aniza
Pujiati
Penerbit Atria
Cetakan I, November
2009
Jerusha Abbott (dia
lebih suka dipanggil Judy) sudah mencapai usia kadaluwarsa di Panti Asuhan John
Grier. Artinya, dia tidak boleh tinggal di sana lagi. Untunglah salah seorang
dewan pengawas Panti Asuhan John Grier menawarkan kesempatan untuk mengirim
Judy Abbott ke perguruan tinggi.
Satu-satunya syarat
yang diminta adalah gadis itu harus menulis surat pada dewan pengawas tersebut
setiap bulan. Si Tuan Budiman yang tidak mau diketahui jati dirinya itu cuma
sempat dilihatnya dari jarak jauh, dan dia memiliki tungkai kaki yang
panjang—mirip laba-laba—sehingga Judy menyebutnya ‟Daddy-Long-Legs‟.
Hidup Judy di perguruan
tinggi diramaikan oleh teman-teman, pelajaran, pesta, dan persahabatan dengan
si ganteng Jervis Pendleton yang kian bertumbuh. Dengan adanya begitu banyak
hal yang terjadi dalam hidupnya, Judy hampir tidak bisa berhenti menulis!
Lama
sudah saya mengetahui tentang Daddy-Long-Legs ini. Sedari kecil, seingatku.
Ceritanya sering diceritakan kembali di buku anak-anak atau disinggung dalam
berbagai film. Tapi untuk cerita keseluruhannya, saya sama sekali belum pernah
membacanya ataupun menontonnya. Saya hanya tau ini buku klasik dan berkisah
tentang seorang anak perempuan yatim-piatu yang mendapatkan bantuan dana dari
seorang misterius yang ia beri julukan Daddy-Long-Legs. Itu saja.
Sewaktu
menemukan buku ini di tumpukan buku yang sedang di diskon, tanpa ragu saya
langsung mencomotnya. Lumayan banget, buku ini harganya tinggal
delapan-ribu-rupiah. Covernya imut pula. Meskipun covernya itu rada
menyesatkan. Melihat covernya saja tanpa membaca blurb-nya, kita bisa mengira
Judy ini gadis kecil, bukan remaja yang sudah hampir menjadi perempuan dewasa.
Buku
ini sendiri pada bab pertama menggunakan sudat pandang orang ketiga tapi mulai
dari bab kedua hingga tamat menggunakan sudat pandang Judy, errr lebih tepatnya
berisikan surat-surat yang Judy tuliskan untuk Daddy-Long-Legs. Awalnya
terkesan menarik, seperti mencuri membaca surat pribadi seseorang, hahahaha.
Tapi lama kelamaan menjadi membosankan dan semakin membosankan saja. Ceritanya monoton
dan terlalu mudah untuk ditebak. Bahkan siapa Daddy-Long-Legs itu langsung
ketahuan saat kemunculan lelaki itu.
Karakter
Judy yang periang, agak lancang, dan pengkhayal sedikit banyak membuat buku ini
agak menarik buatku. Meskipun agak kecewa juga si saat dia menyembunyikan jati
dirinya sebagai anak yatim-piatu dan berpura-pura memiliki keluarga. Kecewa
tapi ya bisa memahaminya, karena berpura-pura kadang lebih mudah, menjauhkan
tatapan kasian, simpati, dan pertanyaan-pertanyaan menjengkelkan. Dan juga
ketidaksukaannya pada Julia Pendleton agak errr… hanya bersumber pada iri
hatinya menurutku. Dan prasangka?
Selebihnya
buku ini ya bercerita tentang keseharian Judy di asrama.
Pelajaran-pelajarannya, teman-temannya, buku-buku yang ia baca, dan
liburan-liburannya. Dan karena kita mengetahui keseharian Judy hanya dari surat
yang ia tuliskan, hingga akhir buku ini banyak menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab. Seperti mengapa Daddy-Long-Legs
menginginkan Judy menuliskan surat kepadanya? Dan mengapa ia menyembunyikan
jati dirinya?
Lalu
ada banyak keanehan pada buku ini, entah kehilafan pengarangnya atau kesalahan
penerjemah dan editor buku ini. Ada paragraf dimana Judy mengaku sebagai yatim
piatu kepada temannya, tapi di saat natal ia malah mengaku dikirimi hadiah
natal oleh ibu dan ayahnya. Lalu ada adegan di mana ia menuliskan akan berlibur
ke rumah Shandy dan tiba-tiba dia berliburnya di rumah Julia! Heh! Sayang
sekali saya lupa mencatat pada halaman keberapa keanehan-keanehan ini berada.
Secara
keseluruhan buku ini lumayanlah, dibacanya sebagai selingan gitu. Dan juga buku
ini bisa dibaca untuk segala usia. Imaji tentang seseorang diluar sana yang ada
untukmu, padahal selama ini kau selalu sendirian, saya rasa yang membuat buku
ini tenar. Okelah untuk menambah koleksi buku klasikku. Hanya saja saya
bertanya-tanya, versi terbitan Atria ini versi asli yang diterjemahkan atau
versi yang diceritakan kembali kemudian diterjemahkan? (ya ampun itu kalimat
belibet bener).
“Saya rasa kualitas paling penting yang perlu dimiliki oleh seseorang adalah imajinasi. Imajinasi membuat orang mampu menempatkan diri mereka di tempat orang lain. Imajinasi membuat mereka menjadi orang yang baik dan bisa bersimpati serta penuh pengertian.”_ Judy, halaman 123.
24 Comments
Suka sama covernyah, btw ini sudah terjemahan indonesia blum?
ReplyDeleteIa covernya unyu ^^
DeleteYup ini terjemahan terbitan Atria.
suka banget sama quote nya judy, tau buku ini tapi sampai sekarang blm pernah baca hehe, baru kali ini ngeliat ada yang review di blog. dan sejujurnya aku baru tau kalau buku ini terbitan lama mba heheh
ReplyDeleteWihhh ini termasuk buku klasik ^^ baru diterbitkan Atria juga tahun 2009. Tapi setauku pernah diterbitkan Balai Pustaka deh. Beruntung sekali aku dapat diskonan :p
DeleteDuh teh dweedy udah baca juga ternyata. Kirain deva doang suka buku beginian. Kereeen :))
ReplyDeleteAku mah pembaca sekala Deva ^^ sampai tulisan dikemasan makanan pun kubaca :p
Deletelumayan bisa buat perpustakaan pribadi buat calon debaynya :D
ReplyDeleteIyap bener ^^ hehehe
DeleteAku belum baca dan even baru tau ada buku ini. Dari review nya sih menarik. Tapi belakangan ini hasrat baca buku menguap entah kemana. Ditunggu review buku menarik lainnya ya bumiil ^^
ReplyDeleteAku hasrat baca bukunya masih besar >.< tapi rasanya waktu kok gak ada ya?!!! huhuhu
DeleteSippp tunggu ya ^^ tumpukan buku yang mau direviewku banyak! hehehe
jadi ini kayak buku buat anak-anak gitu ya,kayak cerita dongeng,sepertinya menarik,
ReplyDeleteEnggak ^^ ini lebih ke young adult.
DeleteAku baca komik koreanya, ninton juga film korea dengan judul yang sama. Dari situ jadi tau itu ternyata Daddy Long Legs terjemahan dari cerita klasik. :))
ReplyDeleteBuku ini memang banyak banget adaptasinya ^^ aku dulu juga taunya dari adaptasinya. Tapi belum pernah baca yang komik korea ataupun nonton filmnya si. Cuma pernah dengar di City Hunter :p
DeleteBelom baca yang versi ini, tapi dulu waktu jaman SMA saya pernah nonton film koreanya, dan saya juga punya komik korea-nya. Ceritanya bikin penasaran sama si deddy :)
ReplyDeleteWah jadi penasaran dengan film dan komik koreanya >.< versi aslinya si Daddy gampang banget ketebak siapa.
DeleteKutipannya bagus sekali,
ReplyDeletedi beberapa perusahaan tak hanya mempekerjakan orang orang yang pintar saja, tapi terkadang mereka mencari orang orang yang mempunyai imajinasi dan tingkat kreatifitas tinggi agar bisa membangun perusahaan degan lebih baik, dengan ide yang cemerlang.
Ia aku suka kutipannya ^^
DeleteDunia ini memang butuh orang yang imajinatif :)
Gw belom pernah sekalipun ngereview buku, kenapa ya? kayak ga pede aja gitu. takut reviewnya jelek dan orang ilfill sama bukuknya, kan kasina yang punya buku.
ReplyDeleteJudy, halaman 123 ---> jadi kita butuh imajinasi. cb nonton spone bob edisi kardus tivi, imajinasinya sponge bob sama patrik liar banget di episode itu
Wah Mas mulia bener ^^ aku mah karena merasa sebagai orang yang waktunya terpakai untuk membaca buku jadi punya hak untuk memuji ataupun menghina sebuah buku yang mengambil waktuku. Apa lagi jika buku itu kubeli! Hehehe
DeleteSudah lama gak nonton Spongebob >.< rada sebel dengan kepolosannya .-.
gambarnya bagus ya mba
ReplyDeleteaku kapan baca buku huhuhu
Ia gambar covernya bagus ^^
DeleteSempetin aja Mbak, 1 atau 2 halam sehari
Ini yang namanya resensi ya Mak? Pingin ngerensi juga tapi karena belum pernah, jadi helum begitu ngeh...
ReplyDeleteIa ini resensi tapi gak lengkap ^^ resensi yang lengkap jauh lebih panjang sampai dijabarin penokohan, latar, dll
DeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.