Sebagai
anak yang lahir dan besar di Makassar, salah satu makanan favoritku tentu saja
adalah Coto Makassar. Makanan yang terbuat dari daging dan jeroan sapi yang
direbus lama di dalam belanga/kuali tanah liat (korong butta/uring butta) yang
kemudian dipotong-potong dan disajikan dengan kuah yang dibumbui 40 jenis
rempah-rempah dan gilingan kacang tanah ini, disantap dengan ketupat atau buras
serta lombo’ (sambel) tauco dan perasan jeruk nipis. Hmmmm… selalu sukses
membuatku menitikkan air liur.
Daddy-Long-Legs
By Jean Webster
Penerjemah: Ferry
Halim
Penyunting: Ida
Wadjdi
Pewajah Isi: Aniza
Pujiati
Penerbit Atria
Cetakan I, November
2009
Jerusha Abbott (dia
lebih suka dipanggil Judy) sudah mencapai usia kadaluwarsa di Panti Asuhan John
Grier. Artinya, dia tidak boleh tinggal di sana lagi. Untunglah salah seorang
dewan pengawas Panti Asuhan John Grier menawarkan kesempatan untuk mengirim
Judy Abbott ke perguruan tinggi.
Satu-satunya syarat
yang diminta adalah gadis itu harus menulis surat pada dewan pengawas tersebut
setiap bulan. Si Tuan Budiman yang tidak mau diketahui jati dirinya itu cuma
sempat dilihatnya dari jarak jauh, dan dia memiliki tungkai kaki yang
panjang—mirip laba-laba—sehingga Judy menyebutnya ‟Daddy-Long-Legs‟.
Hidup Judy di perguruan
tinggi diramaikan oleh teman-teman, pelajaran, pesta, dan persahabatan dengan
si ganteng Jervis Pendleton yang kian bertumbuh. Dengan adanya begitu banyak
hal yang terjadi dalam hidupnya, Judy hampir tidak bisa berhenti menulis!
Hay
^^
Siapa
di sini yang gaya bermakeup-nya berkiblat di Korea hayoooo ngancung?!!
Hehehehe…
Nah
dikesempatan ini aku mau ngereview makeup dari Korea lagi. Kali ini dari 3CE. Lama
banget aku udah naksir pengen cobain produk-produk 3CE, tapi ya itu galau pengen
cobain semuanya, tapi tapi… bangkrut dong nanti. Jadilah menetapkan hati
membeli lipmarker-nya saja. Sekarang si lagi naksir lip color palletnya,
huhuhuhu…. Ada yang mau beliin?
Aku
Dancow suka Dancow~ karna engkau anak kerbau~
Hayoooo
siapa yang masa kecilnya dicecokin lagu Dancow itu dari iklannya yang
bertebaran di TV? Saking boomingnya lagu Dancow itu selalu dinyanyikan di
sekolahku dan mengalami banyak modifikasi di sana-sini *nostalgia*. Dan karena
lagu itu pun, semua teman SD ku hanya minum susu Dancow kalau gak minum Dancow
dibilangin gak gaul. Hihihi betapa besarnya pengaruh sebuah iklan ya…
Hai
^^
Akhir-akhir
ini aku merasa waktu beterbangan dan tahu-tahu saja sudah bulan Oktober! Banyak
hal yang kurencanakan dan yang ingin kulakukan akhirnya terlupakan. Yah…
salahku sendiri si yang doyan menunda-nunda. Hehehe…
Oke
keburu curhatnya kepanjangan, di postingan kali ini aku mau melanjutkan cerita
saat Desember yang lalu berlibur ke Toraja. Ia, DESEMBER YANG LALU!!! Ini salah
satu postingan yang kutunda-tunda terus menuliskannya… Tapi sayang juga si
rasanya jika tak kuposting. Siapa tahukan ada yang ingin ke Toraja bulan
Desember nanti atau sedang mencari referensi liburan akhir tahun. Mungkin
postingan ini bisa membantu. Meskipun… KEBANYAKAN MALAH FOTO NARSIS!!!
HUWAHAHAHAHA….
Baca
dulu sebelumnya: Toraja Hari Pertama
Hari
kedua kami di Toraja jatuh pada hari Jumat. Tiap hari Jumat, entah mengapa,
mungkin karena Sholat Jumat, waktu terasa lebih pendek. Maka itu kami
merencanakan bangun pagi-pagi untuk jalan-jalan dulu sebelum Sholat Jumat.
Rencana tinggal rencana. Meskipun bangun pagi, para lelaki malah malas-malasan.
Kesel!
Menurutku
jika sedang berlibur, sebanyak mungkin waktu kita habiskan untuk menjelajahi
kota tempat kita berlibur, bukannya malah ngedem di penginapan (dalam hal ini
kosan teman). Mending gak usah liburan saja jika begitu, capek, buang-buang
waktu dan tenaga.
Rada
ngambek aku pun mensearch di google tempat-tempat menarik di Makale yang bisa
kucapai seorang diri. Dari pada di kosan saja menunggu sampai Sholat Jumat, mending
aku jalan sendiri sajakan.
Kolam Makale |
Semakin
dekatnya waktu persalinan (SEBULAN LAGI!!!), aku kadang merasa cemas. Bisakah
aku melahirkan normal? Bisakah aku memberikan ASI kepada anakku? Mampukah aku
melewati sakitnya persalinan normal? Dan jika cesar, bisakah aku melewati
sakitnya jahitan yang belum kering sambil mengasuh anakku? Bisakah aku mengurus
anakku sendiri? Akankah aku menjadi ibu yang baik? Dll.
Tapi
aku merasa kecemasan itu adalah hal yang wajar dialami calon ibu, hanya tak
perlu dijadikan beban dan di bawah stres saja. Cemaslah lalu serahkan semuanya
kepada Sang Kekasih… Dia yang tahu yang terbaik untuk kita. Dan ya, kecemasan
yang kurasakan itu tak terlalu kuambil pusing apalagi sampai membuatku stres.
Aku hanya stres jika sedang ingin ngemil dan ternyata stok cemilanku habis. Hahahaha…
Sumpah bumil yang sedang kelaparan moodnya buruk banget!