Sappu Battang
September 30, 2015
Tradisi
orang Indonesia ya, saat kandungan memasuki usia tujuh bulan biasanya diadakan
ritual tujuh bulanan gitu. Namanya berbeda-beda di setiap daerah, mungkin juga maksud
dan tujuan diadakan ritual itu berbeda di setiap daerah. Di sini disebutnya
Sappu Battang, arti harfiahnya si menyapu perut. Filosofinya kita mengharapkan
dengan dilakukannya ritual ini segala yang jelek-jelek yang mungkin ada pada
tubuh calon ibu dan bayinya bisa disapu bersih juga harapan agar calon ibu dan
bayinya sehat walafiat dan ucapan syukur atas bayi yang akan segera lahir
tentunya.
Saat
usia kandunganku tujuh bulan, aku pun melakukan ritual Sappu Battang ini. Ya
mau gimana lagi, namanya juga tradisi, tak ada salahnya menjaga kebudayaan
kita, asalkan jatuhnya tidak syirik saja si.
Ritual
ini kami lakukan sesederhana mungkin, tidak mengundang hanya keluarga terdekat
kami yang hadir. Saking sederhananya, saat passili’ (ritual dimandikan) aku
hanya memakai daster dan sarung. Hehehe…
Nah
ritual Sappu’ Battang itu dimulai dari Passili. Saya didukkan di atas kelapa
yang bertunas (nama kelapanya ada tuh, tapi aku gak ingat), kemudian kepala
saya dipijit-pijit dan ditiup tepat di ubun-ubun. Setelah itu dengan
menggunakan seikat tanaman dan air yang diletakkan di dalam wajan besar, kepalaku
menyusul bahu kanan kemudian kiri dan perutku disapu-sapu. Selanjutnya aku
dimandikan menggunakan air dari wajan tersebut dengan urutan yang sama; kepala,
bahu kanan, lalu bahu kiri. Disetiap sesi passili itu, si nenek membacakan
doa-doa, tepatnya doa apa dan bunyinya gimana aku lupa. Doanya tentu saja
ditujukan kepada Karaeng Lataala (Allah).
Sesi
kedua, setelah aku mandi dan berpakaian (disuruhnya si makeup juga, tapi baru
pakai bedak, pintu sudah diketuk diminta cepat-cepat. Hufffff…), aku dipijit-pijit,
terutama perut dan kepalaku (jangan tanya istilahnya). Rasanya ya… seperti
orang dipijit, beberapa titik terasa sakit. Tapi senangnya, selama seminggu
lebih aku bangun tidur tanpa merasakan pegal dan sampai sekarang tidak lagi
mengalami tikus-tikus.
Baca
juga Cerita Kehamilan: Minggu ke-28
Masih
dalam keadaan berbaring, dua ekor ayam berbeda kelamin di bawah masuk. Pusarku
diberi beras dan kedua ayam itu didekatkan. Ini momen yang paling menakutkan
buatku, membayangkan sakitnya dipatuk ayam itu, ughhhh. Seekor ayam langsung
saja mematuk beras-beras dan makan dengan lahap, sedangkan yang satunya cuek
saja tidak mengindahkan beras tersebut. Sontak semua riuh… Katanya si ayam yang
mematuk itu menandakan itulah kelamin calon anakku kelak. Dan kebetulan hasil
usg-nya sama. Aku si lega saja saat-saat dipatuk ayam itu berakhir, dan
alhamdulillah rasanya tidak sakit sama sekali.
Setelah
itu aku dibawa ke luar kamar menuju ke ruang tamu, di mana telah tersedia kue
dan buah-buahan serta segelas air putih. Aku dan Pai dipersilahkan memakan kue
dan buah-buahan tersebut. Oke, ritual yang ini yang paling ku sukai.
Hahahahaha… Sebenarnya si katanya ada makna dari setiap kue atau buah apa yang
kami pilih untuk dimakan pertama kali. Tapi bagian itu di skip begitu saja.
Hehehe… Harapannya dengan memakan kue yang manis-manis itu, kehidupan kami pun
akan manis. Yaaaaa asal gak kena diabetes saja.
Senangnya
dengan diadakannya acara ini, keluargaku dan keluarga Pai bisa berkumpul
bersama-sama. Hal yang karena kesibukan masing-masing jarang bisa terwujud,
hanya dari momen-momen seperti inilah dapat terjadi.
Dear
Pejuang Kecil, inilah keluargamu. Kami tak sabar bertemu denganmu.
Sehat-sehatlah, kuatlah, dan tumbuhlah dengan lengkap. Ingatlah selalu yang Menciptakanmu
^^
Kami
sayang padamu~
22 Comments
Iiiihh lucu yaaa dipatuk ayam peyutnyaaa ahaha
ReplyDeletePas kebetulan jg USG nya sama ?
Iih penasaran deh ihihi
Semoga sehat selalu, lancar sampai proses melahirkan. Aamiin
(´∀`)♡
Gak lucu ihhhh, menyeramkan ia >.< hahaha ia hasil usg-nya sama. Mungkin kebetulan :p
DeleteAmin! Terimakasih :*
wah rumit juga ya tradisinya, untungnya keluargaku dan keluarga suami bukan tipe yg harus ngikutin adat, jadi terlepaslah dari keharusan itu. Semoga selamat nantinya anak dan ibu
ReplyDeleteRumit si enggak juga Mbak ^^ malahan seru. Hehehe
DeleteLagian jika bukan kita yang melestarikan adat dan kebudayan kita, siapa lagi? ^^
Amin, makasih mba ^^
Enaaaak ada makan2nya #fokusnya kesitu heheheee
ReplyDeleteIyaaa enak ^^ kuenya enak-enak :p hahaha
DeleteIni kebudayaan mana ya mba Dwee.. Itu lucu banget duduk diatas kelapa, gimana caranya, goyang - goyang dong *ngayal.tingkat.tinggi hahahhahahahhaa...
ReplyDeleteOiaaaaa, bisa jadi tips nihhhh, saat ada org tua suruh dandan dalam suatu acara keluarga (apalagi ritual2 adat seperti ini), baiknya yg pertama kita pake adalah lipstick hahahhahahahhaha, soalnya bedak nanti juga luntur, dipegang - pegang pipinya, dicium - cium juga.. hahahahhahaha.
Bugis Makassar Mba ^^ hehehe... waktu kududukin gak goyang-goyang si :p kokoh aja gitu.
DeleteHuwaaa benar juga ya Mba >.< makasih sarannya ^^
Salam kenal dan semoga sehat ibu dan calon dedek bayi...
ReplyDeleteSalam kenal mba ^^
Deleteterimakasih sudah mampir~
ooo disana sappu batang ya
ReplyDeletedisini nuju bulanan...
sehat2 lancar sampe persalinan
aamin
Nuju bulanan itu di Jawa ya Mba? ^^
DeleteAmin amin makasih
Barulihat foto suaminya Dwi .... ternyata kalian mirip yah ^_^
ReplyDeleteBarakallah, semoga lancar dan sehat semuanya
Muka jodoh toh kak :p
DeleteIhhh masa baruki liat ki seringku ji uplod fotonya :p
Amin! Makasih kak
semoga lancar lahirannya nanti mbak, didaerahku juga ada nih acara tujuh bulanan, cuma namanya apa aku lupa, dan rada beda juga sama acara sappu batang, kalo ditempat aku biasanya waktu si ibu hamil dimandikan, nah disamping sampingnya di gantungin makanan makanan kue kue dan buah-buah gitu
ReplyDeleteMakasih Mba ^^
DeleteDigantungin makanan kayak lomba makan kerupuk Mba? *mengkhayal tinggat tinggi* hahaha
Aku paling males hal-hal beginian. Males ribet, males greeting orang kalau pas lagi nggak mood, dan lain-lain (pas hamil emang aku moody soalnya hehehe). Tapi kalo cerita orang lain ngelakuin tradisi begini dengan dokumentasinya, jadi suka mbatin "ih asik banget ya, coba aku dulu ada begini, kan bisa jadi bahan blog" *LHOH* hahaha
ReplyDeleteAnyway, sehat selalu yaa Mba :)
Hihihi ia si rada ribet ._.
DeletePadahal aku juga orangnya moodyan >.< dan semenjak hamil moody-nya bertambah 10000%. Tapi entah mengapa, pas acara rasanya seru aja dan sudah diniatin si mau ngepost di blog :p Hehehe
Jangan-jangan karena itu ya?
Sayang foto-fotonya rada kabur u.u
Makasih ya Mama Ubiii ^^
tradisinya rumit tapi unik sih, ya semogasehatselalumbak
ReplyDeleteGak rumit kok ^^ kan tinggal lakuin yang rumit itu yang nyiapin semua-muanya :p
Deletenamanya unik, sappu battang
ReplyDeletesehat selalu ya mbk ibu dan calon dekbay, amiinn
Yang baru pertamakali mendengar bahasa daerah sini pasti selalu bilangnya gitu si mba ^^ padahal bagi kami biasa-biasa saja. Yaiyalah ya... hahahaha
DeleteTerimakasih mba ^^ Amin!!!
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.