Nights In Rodanthe
September 19, 2015
Nights In Rodanthe
By Nicholas Sparks
Copyrights @ 2002 by
Nicholas Sparks Enterprises, Inc
Copyrights arranged
with Sanford J. Greenburger Associates
All rights reserved
Motion Picture
Artwork @ Warner Bros. Entertainment Inc.
All rights reserved.
Malam-malam di
Rodanthe
Alih bahasa: Marina
Suksmono
Ilustrasi sampul:
Dina Chandra
Hak cipta terjemahan
Indonesia:
PT Gramedia Pustaka
Utama
Diterbitkan pertama
kali oleh:
Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama
Jakarta, November
2006
Cetakan kedua:
November 2008
308 hlm; 18cm
Kisah yang menyentuh
hati, tentang harapan, suka cita, dan memaafkan, dan bahwa cinta bisa datang
setiap saat, tak mengenal waktu dan usia, sering kali justru pada saat tidak
diharapkan.
Pada usia 45 tahun,
Adrienne Willis mesti menata kembali hidupnya setelah suaminya meninggalkannya
untuk wanita yang lebih muda. Masih dengan kesedihan mendalam, ia menerima
tawaran seorang teman untuk menjaga penginapan di Rodanthe, kota pantai kecil
di Carolina Utara.
Ketika badai besar
mengarah ke kota itu, tampaknya Adrienne akan terisolasi di sana, namun
ternyata ada seorang tamu yang datang. Paul Flanner. Paul, dokter berusia 54
tahun, telah menjual praktiknya dan datang ke Rodanthe untuk berdamai dengan
dirinya dan masa lalunya. Dua orang yang sama-sama “terluka” ini menemukan
penghiburan satu sama lain, dan kebersamaan pada satu akhir minggu itu mengubah
banyak hal dalam hidup mereka.
Delapan
bulan sudah semenjak kepergian Brent, suami putrinya, Amanda, sebagai korban
kanker testis yang mematikan. Adrienne menyaksikan Amanda tenggelam ke dalam
depresi berat. Saat mengantarkan cucu-cucunya pulang setelah melewatkan waktu
bersama mereka, Adrienne mendapati tirai-tirai di rumah Amanda tertutup, lampu
teras menyala, dan Amanda sedang duduk di ruang keluarga memakai mantel mandi
dengan ekspresi kosong sama seperti yang tampak pada hari pemakaman.
Saat
itulah, sewaktu berdiri di ruang keluarga Amanda, Adrienne tahu sudah saatnya
menceritakan masa lalunya kepada putrinya…
Masa
lalu seperti apakah itu?
Dapatkah
hal itu membantu Amanda mengatasi kesedihannya?
Empat
belas tahun. Sudah selama itu kejadiannya.
Selama
bertahun-tahun itu, Adrienne hanya menceritakan peristiwa itu kepada satu
orang, tapi ayahnya sudah meninggal bersama rahasianya, tanpa bisa bercerita
kepada siapa pun kalau pun ia ingin.
Ayahnya
pendengar berbakat; dengan dagu di tangan, ayahnya tak pernah mengalihkan
pandangan matanya dari wajah orang yang bicara kepadanya, ekspresinya
mencerminkan empati dan kesabaran, humor dan kesedihan. Adrienne berharap
seandainya saja ayahnya ada untuk Amanda sekarang ini; beliau juga pernah
kehilangan pasangan hidup, dan Adrienne berpendapat Amanda akan bersedia
mendengarkan ayahnya, kalaupun hanya karena ayahnya mengerti betapa sulitnya
mengatasi itu.
Sebulan
yang lalu, ketika Adrienne dengan lembut berusaha berbicara pada Amanda tentang
apa yang dialaminya, Amanda langsung berdiri dari meja sambil menggeleng marah.
“Ini
tidak seperti kau dan Dad,” kata Amanda. “Kalian berdua tidak bisa
menyelesaikan masalah kalian, jadi kalian bercerai. Tapi aku mencintai Brent.
Aku akan selalu mencintai Brent, dan aku kehilangan dia. Kau tak mengerti
seperti apa rasanya hidup dalam kenangan seperti itu.”
Adrienne
diam saja, tapi ketika Amanda meninggalkan ruangan, Adrienne menundukkan
kepalanya dan membisikkan sebuah kata.
Rodanthe…
Ada
apa di Rodanthe?
Mengapa
sepertinya tempat itu begitu penting untuk Adrienne?
Nicholas
Sparks ini emang paling bisa mengaduk-aduk emosi pembacanya atau mungkin
sayanya saja yang cengeng. “Kehilangan” menjadi topik di buku ini,
bagaimana sang tokoh menghadapi kehilangan itu dan melanjutkan hidupnya.
Diceritakan secara flashback… dimana pada awalnya kita disuguhkan cerita
tentang putri Adrienne, Amanda, yang tak bisa melanjutkan hidupnya
sepeninggalan suaminya. Melihat kondisi putrinya, Adrienne berniat menceritakan
masa lalunya kepada putrinya dan melalu cerita itu kita pun dibawa ke masa di
mana Adrienna menghadapi kehilangannya sendiri…
“Semakin besar cintanya, semakin besar tragedinya ketika cinta itu berlalu.”
_ Adrienne, halaman 224
Ya,
bayangkan saja, semuanya baik-baik saja. Kau dianugrahi suami yang luar biasa
yang kau temui saat kau berkuliah lalu kalian menikah dan memiliki tiga orang
anak; dua putra dan satu putri yang cerdas-cerdas. Lalu tiba-tiba tanpa angin
tanpa hujan, suamimu meminta cerai karena ia jatuh cinta dengan sekertarisnya,
yang jauh lebih muda darimu. Setelah perceraian itu, kau harus menghadapi
kenakalan-kenakalan kecil anakmu yang terpengaruh perceraian itu. Bayangkan
sesaknya, putusasanya, perasaan dicampakkan dan tidak diinginkan itu. Kau
bertanya-tanya apa yang salah, kesalahan apa yang kau lakukan sehingga semua
ini terjadi, sehingga suamimu tidak lagi mencintaimu… itulah yang Adrienne
alami. Kehilangan itulah dan kehilangan-kehilangan yang menyusul setelahnya
yang harus ia hadapi… Jika itu kau, dapatkah kau melanjutkan hidup?
“…kebanyakan orang tidak berbeda. Tua dan muda, laki-laki atau perempuan, hampir setiap orang yang dikenalnya menginginkan hal yang sama: Mereka ingin merasa damai dalam hati mereka, mereka ingin kehidupan tanpa gejolak, mereka ingin bahagia.”
_ Halaman 241
Lalu beberapa malam yang ia lalui di Rodanthe, pertemuannya dengan Paul, kebersamaan mereka…
“Mereka berjalan dalam keheningan yang menyenangkan, Adrienne semakin yakin dengan setiap langkah bahwa dia ingin lebih lama bersama Paul. Tapi tak terlalu ganjil, bukan? Paul kesepian, begitu pula dirinya, dua pelancong tunggal yang menikmati bentangan pasir sepi di sebuah desa pinggir pantai bernama Rodanthe.”
_Halaman 131
Arghhhh
jadi geregetan pengen spoiler hahahaha ^^
Saya
suka buku ini, seperti saya menyukai semua buku karangan Nicholas Sparks
lainnya. Ada pun sedikit kritik, saya merasa cinta yang berkembang diantara
Adrienne dan Paul terlalu cepat menjadi begitu dalam dan intens. Tapi mungkin
juga karena mereka sedang sama-sama terluka dan sama-sama menerima penghiburan
dari satu sama lain sehingga cinta itu cepat menjadi dalam… entahlah…
Saya
tidak akan berkomentar tentang penokohan, diksi, dll karena saya menyukainya…
semuanya terasa pas dan tepat. Itu saja.
![]() |
Arghhh jauh lebih suka cover yang ini u.u |
Ini
buku Nicholas Sparks yang baru pertama kali ini saya baca (kecuali buku
barunya), bukan reread, entah mengapa dulu saya melewatkan buku ini. Bahkan
buku ini telah difilmkan dengan Richard Gere (ulalalala aktor tua tampan ;p)
sebagai Paul dan Diane Lane sebagai Adrienne, dan saya pun sama sekali belum
menontonnya (download segera!!!). Kemana saja saya selama ini?!! Hahahaha…
“Walau sesulit apa pun, walau terasa menyakitkan dan tak adil seperti ini, aku tak mau menukar beberapa hari yang kulewati bersama Paul dengan apa pun.”
_ Adrienne, halaman 293
“Dia telah jatuh cinta pada seorang asing selama akhir pekan, dan dia takkan jatuh cinta lagi. Keinginnan untuk mencintai lagi telah berakhir di puncak gunung di Ecuador.”
_ Halaman, 307
Akhir
kata, saya tentu saja merekomendasikan buku ini untuk pembaca romance dimana
pun kalian berada ^^
6 Comments
baru tahu ada kanker testis dari ulasan novel tersebut....
ReplyDeleteKemana aja Nita :O
Deleteitu novelnya masih dijual gak yah? penasaran sama ceritanya setelah baca ulasannya
ReplyDeleteKalau cari di toko buku bekas mungkin ada Mas ^^ Kalau tidak yaaaa tungguin saja Gramedia cetak ulang :p
Deletesaya udah nonton filmnya kak....khas Nicholas Sparks memang, mengaduk2 perasaan hehee...sudah baca yg Message in The Bottle? tidak jauh beda juga kak...
ReplyDeleteSaya belum >.<
DeleteIaaaa Message in The Bottle juga mengaduk-aduk perasaan u.u
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.