Metamorfosis
July 22, 2015
Hari
terakhir puasa, setelah melepas Pai ke kantor, saya (seperti biasa) menyiram
rumput serta pohon jeruk dan lengkuas yang ada di taman depan rumah. Saat
itulah saya menemukan sebuah kepompong di ranting pohon jeruk. Mengamatinya
lebih dekat, saya mendapati kepompong itu mulai terbelah dan seperti sihir
pelan-pelan seekor kupu-kupu hitam (saya tak tahu jenisnya) mulai keluar
menampakkan diri. Tentu saja saya terpesona. Rasanya mungkin sama seperti
menyaksikan kelahiran seorang anak. Ajaib, luar biasa, sekaligus mengerikan.
Tapi
ternyata tak semudah itu, apalagi untuk seorang gadis kecil. Pertama menemukan
ulat bulu ternyata susahnya luar biasa. Tiap tanaman dan helai daun pohon
mangga kuperiksa tapi tak ada. Belakangan aku menemukan banyak ulat bulu di
pohon mengkudu tetangga, tapi sayangnya yang ada aku malah terserang
gatal-gatal dan tak berhasil juga membawa pulang satu pun ulat bulu tersebut.
Aku malah kena omel karena bengkak-bengkak dan segera dimandikan dengan detol.
Setelah
itu “tugas” mencari ulat bulu dilimpahkan kepada Andi’ku. Seharusnya sejak awal
aku menceritakan tentang keinginan ku itu kepada Andi’. Orang dewasa meskipun
terkadang sulit memahami kita, mereka punya cara-cara ajaib mewujudkan
keinginan kita. Esoknya setelah insiden ulat bulu, proyekku pun berjalan.
Seekor ulat bulu hitam melata malas di atas daun di dalam kotak kacaku. Dan
hari-hari mengamatinya pun dimulai.
Segera
aku menjadi bosan. Ulat bulu itu kerjanya hanya mengunyah daun! Yang awalnya
kotak kaca itu kuamati tiap beberapa jam, kini dalam sehari aku hanya
menengoknya sekali. Kemudian ulat bulu itu berubah menjadi kepompong,
semangatku pun kembali, meskipun hanya sebentar. Kepompong jauh lebih
membosankan dibandingkan ulat bulu! Setidaknya ulat bulu masih bergerak, melata
dan mengunyah daun. Lah kepompong!?? Hanya diam. Aku pun kehilangan minat dan
hanya menengok kotak kaca itu jika mengingatnya saja. Dan tau-tau, Andi’
mengatakan kupu-kupunya sudah lahir! Apaaaaa????!!!! Padahal yang paling
kunantikan adalah saat-saat di mana dari dalam kepompong yang membosankan itu
keluarlah kupu-kupu yang cantik! Hikssss… Kita anggap saja proyek itu gagal
total. Dan memang sebelum pagi itu, aku hanya melihat proses metamorfosis
kepompong menjadi kupu-kupu di TV saja, di natgeo wild.
Selain
berlangganan majalah Bobo dan Donal Bebek, saat kecil aku juga berlangganan
majalah Aku Anak Saleh. Saat itu bulan puasa, salah satu artikel di majalah itu
membahas hewan-hewan yang turut berpuasa. Salah satunya adalah kupu-kupu saat
menjadi kepompong. Dan pagi itu pun aku teringat mengenai fakta itu. Bukankah
suatu kebetulan yang tepat di hari terakhir puasa, seekor kupu-kupu lahir? Maksudnya
begini, kupu-kupu itu seperti perlambangan manusia yang dulunya adalah ulat
bulu yang buruk rupa, berpuasa sebulan lamanya ketika menjadi kepompong (fase
kepompong berapa lama sih?) dan akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.
Betapa alam mengajarkan banyak hal. Ahhh… atau mungkin pengaruh hormon sehingga
aku meromantisasi segala hal.
Kupu-kupu
itu memerlukan waktu yang lama membiasakan dirinya pada tubuhnya yang baru. Dia
hanya bertengker di ranting di samping cangkang kosong kepompongnya. Bahkan
tidak bergerak ketika saya foto begitu dekat. Dan belum juga terbang ketika
saya menyelesaikan menyiram taman dan masuk ke rumah. Dia perlu waktu untuk
terbiasa pada perubahan yang ia alami, perlu waktu untuk menyadari kedua
sayapnya, dan mungkin perlu waktu yang jauh lebih lama untuk menyadari
keelokannya. Hingga pada akhirnya ia terbang~
15 Comments
Gambarnya bening mbak :D
ReplyDeleteHehehe thanks to iphone :p
DeleteDwee, keren photo kupu-kupunya.
ReplyDeleteSama kerennya dengan yang foto gak Mbak? :p
Deleteoo gitu ya mbak, pantes kok bisa dapet foto kupu-kupunya, kupu-kupunya cantik ya ^_^
ReplyDeleteIa gitu ^^ belakangan si kepikiran kenapa gak dividioin saat kupu-kupunya keluar dari kepompong >.< tapi mana sempat u.u
Deleteoh bisa ya pelihara bikin kepompong jadi kupu-kupu
ReplyDeleteBikin kepompong jadi kupu-kupu si gak bisa ya, yang bisa cuma Tuhan :p tapi ia kita bisa buat proyek sains gitu ^^
DeleteBelum pernah liat kepompong bermetamorphosis jd kupu2...pasti luar biasa ya :)
ReplyDeleteBanget >.< Alhamdulillah diberi kesempatan itu~
Deletekeren, Dwi.
ReplyDeletemomen langka :D
Hehehe ia ^^ saya sampai heboh sendiri >.<
Deletehhahaha. langsung lari kek nija cari kamera :D
Deletecantiknya kepompong itu :)
ReplyDeleteCantikan kupu-kupunya si kalo aku ^^
DeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.