The 100 Year Old Man Who Climbed Out of the Window and Disappeared

February 03, 2015


The 100 Year Old Man Who Climbed Out of  the Window and Disappeared
By Jonas Jonasson
First published by Piratforlaget, Sweden 2013
Published by agreement with Brandt New Agency
All rights reserved

Penerjemah: Marcalais Fransisca
Penyunting: Ade Kumalasari
Perancang sampul: Adipagi
Ilustrasi isi: Adipagi
Pemeriksa aksara: Fitriana, Intan, Intari Dyah P.
Penata aksara: Martin Buczer

Hak terjemahan ke dalam bahasa Indonesia ada pada Penerbit Bentang Pustaka
Diterbitkan oleh Penerbit Bentang
Cetakan ketiga, September 2014
508 hlm; 20,5 cm


Allan Karlsson hanya punya waktu satu jam sebelum pesta ulang tahunnya yang keseratus dimulai. Wali kota akan hadir. Pers akan meliput. Seluruh penghuni Rumah Lansia juga ikut merayakannya. Namun ternyata, justru yang berulang tahunlah yang tidak berniat datang ke pesta itu.

Melompat lewat jendela kamarnya, Allan memutuskan untuk kabur. Dimulailah sebuah perjalanan luar biasa yang penuh dengan kegilaan. Siapa sangka, petualangannya itu menjadi pintu yang akan mengungkap kehidupan Allan sebelumnya.

Sebuah kehidupan di mana – tanpa terduga – Allan memainkan peran kunci di balik berbagai peristiwa penting pada abad kedua puluh. Membantu menciptakan bom atom, berteman dengan Presiden Amerika dan tiran Rusia, bahkan membuat pemimpin komunis Tiongkok berutang budi padanya! Siapa, sih, Allan sebenarnya?

Petualangan apa sih yang bisa terjadi pada seorang kakek-kakek berumur seratus tahun? Hal luar biasa apa yang bisa menimpa lelaki tua uzur yang berumur seabad itu sehingga buku ini begitu sering diperbincangkan di lini masa? Rasa penasaran ku akhirnya terjawab ketika untuk pertama kalinya say membaca buku ini.

Kisah bermula – seperti yang mungkin sudah kalian tebak – ketika Allan melompat dari jendela Rumah Lansia dan kabur sejam sebelum pesta perayaan ulang tahunnya yang keseratus. Hanya beralaskan sendal kamar, ia tiba di terminal Malmkoping dan segera membeli tiket bus yang akan membawanya semakin jauh dari Rumah Lansia yang ia tinggalkan. Tidak masalah kemana, yang penting bus itu akan membawanya sejauh mungkin dan sesegera mungkin.

Saat menunggu kedatangan bus yang akan dia tumpangi, seorang pemuda ceking bertampang berandalan dengan jeket bertuliskan Never Again di punggungnya menitipkan sebuah koper kepadanya. Pemuda itu berniat menuntaskan “hasratnya” di toilet tetapi kopernya yang besar tidak muat masuk bersamanya. Sesaat setelah pemuda itu menutup pintu toilet, bis yang akan Allan tumpangi tiba dan segera akan berangkat lagi. Tanpa pikir panjang, ataupun terbersit keraguan, Allan membawa koper itu turut serta bersamanya.

Hal itu dan serentetan hal-hal lainnya membawa Allan bertemu dengan banyak orang dan menimbulkan masalah di sana-sini.  Kemungkinan kakek berusia seabad diculik terus berembus dikipasi oleh para wartawan, polisi bergerak mencari keberadaannya, dan masyarakat membuka mata lebar-lebar untuk menjadi orang pertama yang menelpon polisi dan memberikan informasi tentangnya. Sebentara itu kelompak mafia juga berusaha terlebih dahulu menemukan Allan. Mengapa mafia turut serta memburu Allan? Hal apa yang dilakukan Allan sehingga kelompok itu sangat bernafsu untuk menemukannya?

Dalam pelarian itu, Allan pun menemukan teman-teman yang tidak kalah anehnya dengan dirinya; Julius Jonsson – seorang warga yang sering melakukan tindakan kriminal kecil-kecilan demi mendapatkan keuntungan dan kenyamanan bagi dirinya sendiri, Benny Ljunberg – seorang pemilik kios hotdog yang awalnya mobil dan jasanya sebagai supir disewa oleh Allan hingga kegemarannya berkuliah diberbagai macam jurusan tanpa lulus ternyata memiliki banyak kegunaan untuk “komplotan” mereka, Jelita Gunilla Bjorklund – pemilik peternakan tempat mereka bersembunyi, Sonya – gajah yang kabur dari rombongan sirkus, dan beberapa teman yang pada akhirnya bergabung dengan mereka.

Bersama-sama mereka kabur dan beberapa kali tanpa sengaja – atau pun sengaja – melakukan pembunuhan. Jejak berdarah mereka yang begitu membingungkan diikuti oleh Inspektur Kepala Aronsson dan dibelakangnya komplotan mafia yang semakin marah dari jam ke jam yang terlewatkan karena mengejar Allan dan komplotannya. Jaksa Renelid bernafsu menangkap Allan dan pers semakin beringas berspekulasi mengenai kaburnya Allan dan jejak berdarah yang ditinggalkannya. Dapatkah Allan dan komplotannya terus menerus bersembunyi?

Buku ini sukses membuat saya tersenyum geli sekaligus merasa miris disaat bersamaan. Meskipun orang-orang mengatakan buku ini sangat konyol dan lucu, saya baru merasakan kelucuannya dibagian pertengahan hingga akhir buku, bermula dari kasus Alkitab hingga tentang Indonesia tentu saja. Tokoh Allan yang digambarkan cuek, santai, dan tidak menjadikan kemalangannya sebagai sebuah kemalangan membuat saya menggeleng-gelengkan kepala dan merasa ingin mengancungkan kedua jempol saya kepada penulisnya. Alurnya maju-mundur, membawa kita juga pada kisah Allah sewaktu muda. Saya merasa sedih dan menyesal atas hal-hal yang dialami Allan sewaktu muda, tetapi saya pun merasa takjub pada hal-hal itu.

“Segala sesuatu berjalan seperti apa adanya, dan apa pun yang akan terjadi , pasti terjadi.”
_Halaman 40

Allan punya dua keahlian; membuat vodka dari susu kambing dan membuat bom. Karena kemampuannya itu, dia dilirik oleh sebagian besar tokoh-tokoh dunia pada masanya itu. Hanya saja Allan tidak suka berpolitik, dia merasa bosan pada percakapan politik dan tidak menganut paham apapun. Tapi lucunya, dia selalu saja terseret dan terlibat pada peristiwa sejarah yang penting. Apakah itu hanya sebuah kebetulan? Atau sebuah keberuntungan?

“Balas dendam itu tidak baik. Balas dendam itu seperti politik, satu hal akan diikuti hal lain sehingga yang buruk menjadi lebih buruk dan yang lebih buruk akan menjadi paling buruk.”
_Halaman 89

“Pendeta dan politikus sama buruknya, dan tidak ada bedanya sedikit pun jika mereka komunis, fasis, kapitalis, atau aliran politik apapun.”
_Halaman 170

Melalui buku ini dan sosok Allan, penulis menyindir segala hal tentang dunia, tentang politik dan negara-negara yang berperan di dalamnya. Enaknya semuanya disajikan dalam bentuk olok-olok yang mau tak mau membuat kita tersenyum geli meskipun merasa miris. Mungkin sebagai pembaca Indonesia kita akan merasa tertampar dan cukup malu membaca kisah Allan. Dan bertanya-tanya? Bertanya-tanya apakah kebenaran tentang Indonesia ini telah diketahui dunia? Karena akuilah apa yang ada di buku ini mengenai Indonesia memiliki nilai kebenaran.

“Indonesia adalah negara di mana segalanya mungkin.”
_Halaman 483

Ohh ia, ada beberapa adegan yang sebenarnya cukup sadis, tetapi diceritakan sedemikian rupa sehingga kita hanya merasa geli saat membacanya…


Nb: Buku ini menjadi bacaan wajib bulan Januari di grup whatsapp Klub BukuIndonesia dan didiskusikan pada tanggal 27 Januari. Hampir semuanya sepakat pada kelucuan dan kekonyolan buku ini. Seperti saya, mereka menikmati membacanya. Ada beberapa yang merasa tersinggung pada apa yang ditulis pengarang tentang Indonesia, beberapa merasa karena bukan hanya Indonesia yang terkena sindiran di buku ini memilih menikmati saja sambil tersenyum-senyum mahfum, dan mungkin ada juga yang berpendapat seperti saya, mengiakan dan mengakui bahwa Indonesia memang seperti itu~ Dari pembahasan grup itu, saya baru tahu ternyata buku ini telah difilmkan. Saya harus menontonnya!

#MBRCKBI2015


Nbb: Terimakasih lagi untuk Tante Monster Pipi yang telah membelikan saya buku ini ^^

You Might Also Like

18 Comments

  1. wah menarik tuh,,, jadi penasaran tentang bagian "indonesia-nya"

    ReplyDelete
  2. Pernah direkomendasiin temen, tapi belom beli. :( *entar kalo ke toko buku, nyari ah*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga ngerekomendasikan loh ^^ bagus bukunya soalnya

      Delete
  3. Menarik banget ulasannya, jadi pengen beli bukunya.

    boleh gabung gak tuh di grup whatsapp-nya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beli dan bacalah Mbak ^^

      Boleh banget gabungnya ^^ tapi ricuh si didalam :p mention aja @klubbuku

      Delete
  4. wahh mau baca juga ah.. mulai nyari :D

    ReplyDelete
  5. Salam kenal, kunjungan perdana disini...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai salam kenal juga ^^ Sering-sering mampir ya~

      Delete
  6. Udah sering banget denger tentang buku ini, dan tiap baca resensinya pasti makin kepingin baca. Semoga ada jodohnya ketemu buu ini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi ia ya resensinya bagus-bagus ^^

      Delete
  7. barusan mau bikin review novel ini juga .. hehe.. dulu beli buku ini krn liat cover y yg sederhana n unik.. pas baca ,,keinget ma forest gump.. di bab2 akhir kaget bget, krn ambil set di BALI .. top abis deh,,, movie y udah keluar ,,tapi di indonesia blum atau ga ada.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Covernya emang cantik ya ^^ hijau adem gitu. Aku malah udah tau ada setting di Indonesia gara-gara baca review orang-orang, makanya semakin penasaran. Ia filmnya gak masuk di sini >.< gak lulus sensor kalik :p

      Delete
  8. Mending baca novelnya dulu ah. Langsung masukin ke daftar buku yang wajib dibeli bulan ini. Thank you, Dweedy! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat membaca dan berkenalan dengan kakek Allan ^^

      Delete
  9. Jadi filmnya gak keluar disini?
    Pengen baca duluuuu novelnya... Apa siih yg bikin menggelitik. Penasaran :)

    ReplyDelete

Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.