Weekend di Pantai Kalukku, Tanjung Bira, dan Pantai Bara
December 27, 2014
PERINGATAN!!! Postingan
ini memuat banyak foto ^^
Tanggal 5-6 Desember
2014, kantor Pai mengadakan acara family gathering di Tanjung Bira. Tentu saja
aku ikut. Sebagai pencinta pantai dan laut, apalagi yang berpasir putih, aku
tentu saja tidak mau kehilangan kesempatan ini. Dan lagi, family gathering
tahun lalu – yang diadakan juga di Tanjung Bira – tidak kuhadiri karena saat
itu aku menjadi panitia MIWF, dan juga kami sudah seminggu marahan dan diem-dieman.
Pai menjadi panitia
seksi acara dan malam sebelum kami berangkat, kami disibukkan dengan membungkus
kado untuk hadiah game kecil-kecilan yang akan diadakan di sana. Pukul dua
malam kami baru terlelap sambil berharap di Bulukumba hujan tidak turun.
Paginya, seperti semalam, Makassar diguyur hujan deras. Duhhh jika cuaca di
Blukumba juga seperti ini, alamat batal nih main pasir dan berenangnya... Karena
banyaknya barang yang kami bawa dan hujan turun deras, kami akan dijemput oleh
busnya, tapi... bus ternyata full dan kami dijemput dengan mobil yang satu lagi
(bukan bus). Naik bus sebenarnya jauh lebih seru, karena lebih banyak orang
pastinya akan jauh lebih ramai, tapi ternyata naik mobil biasa juga ada
untungnya... ^^
Sepanjang jalan,
seperti biasa, aku lebih banyak tidur. Kadang terbangun dan termenung memandang
ke luar jendela mobil, kadang juga mengobrol dan pastinya foto-foto. Hihihi...
Di Takalar bus dan mobil kami singgah, kami mencicipi jagung rebus yang dijual
di salah satu warung sepanjang jalan poros di sana. Lalu perjalanan di
lanjutkan kembali... Oh ia, Tanjung Bira terletak di Kabupaten Bulukumba, dari
Makassar ke Bulukumba setidaknya memakan waktu 5-6 jam. Aku si pernah cerita ya
di sini.
Di Bantaeng kami
singgah di Pantai Marina, menikmati wajah baru Bantaeng yang semakin maju, rapi
dan bersih. Duduk di gazebo-gazebo yang di sediakan di sana dan menyantap makan
siang kami. Hingga Bantaeng, langit masih juga mendung dan di Pantai Marina itu
angin bertiup kencang. Aku rasa jika tetap ngotot makan di gazebo, aku bisa
masuk angin, maka aku memilih naik ke bus dan makan di sana, sambil bergosip.
Hehehe...
![]() |
Pantai Marina |
Setelah semuanya
selesai makan, perjalanan dilanjutkan kembali...
Ternyata mendung juga
bergelayut di Bulukumba... sedih... tapi ketika mendekati pelabuhan Tanjung
Bira, tempat penyebrangan ke Selayar, langit terlihat cerah, meskipun di
kejauhan sana terlihat mendung yang tebal dan berat, seakan-akan sudah siap
memuntahkan badainya.
Dikejauhan kami melihat
jejeran kapal phinisi yang sedang di buat. Entah siapa yang mencetuskan ide,
kami berbalik dan menuju pantai itu. Inilah keuntungan tidak naik bus, kami
bisa singgah semau kami. Aku si sangat girang, meskipun sudah sering ke Tanjung
Bira, aku sama sekali belum pernah mengunjungi pantai (sebutannya galangan
kapal?) tempat pembuatan kapal-kapal phinisi ini. Jalanannya menurun curam, pantainya
dijejeri pohon kelapa -- agak was-was
juga saat memarkir mobil di sana, bagaimana kalau mobil itu kejatuhan buah
kelapa? Bisa penyok parah dong -- pasirnya putih bersih, airnya tenang,
pantainya sepi, seakan-akan pantai itu milik kita sendiri. Belakangan saya tahu
namanya Pantai Kalukku di Bontobahari.
Kami, terutama saya,
menyerap keindahan dan ketenangan sejauh mata memandang itu sebanyak-banyaknya.
Beruntung sekali bukan, saya tinggal di negara dengan garis pantai terpanjang
di dunia, dengan semua keindahan ini. Saya bahkan tak perlu naik pesawat untuk
dapat menikmatinya. Beberapa lama saya hanya duduk di pasirnya yang putih dan
menatap ke laut, tanpa memikirkan apa-apa. Hanya menikmati semua keindahan itu.
![]() |
Pantai Kalukku |
![]() |
Nemu banyak kalomang ^^ |
Setelah itu kami pun
melangkahkan kaki menuju jejeran kapal phinisi yang sedang di buat, tak lupa
sepanjang jalan berfoto dengan hebohnya. Di sana cukup ramai dengan
pekerja-pekerja yang fokus membuat kapalnya, bule-bule dan pengunjung lokal
yang sibuk berfoto-foto ria, termasuk kami. Seorang bule memberanikan dirinya
naik ke salah satu kapal phinisi yang sedang dibuat, melihat itu Pai pun ingin
ikutan naik ke kapal. Bisa ditebak, pada akhirnya kami semua naik ke kapal itu.
Perlu diketahui
pembuatan kapal phinisi di Bulukumba ini sangat terkenal hingga ke mancanegara,
bahkan kebanyakan yang memesan/membeli kapal ini adalah bule. Kapal phinisi ini
dibuat dari kayu ullin atau kayu bitti dengan waktu pengerjaan bervariasi
antara 3 bulan – 1 tahun, tergantung ukuran kapal dan harga yang dipatok
sekitaran 1 – 7 M.
Konon kapal phinisi
pertama dibuat oleh Sawerigading ketika akan berangkat ke negeri Tiongkok untuk
melamar We Cudai. Setelah berapa lama di Tiongkok, Sawerigading kembali ke
kampung halamannya ke tanah Luwu’ menggunakan kapal phinisi tersebut. Menjelang
memasuki perairan Luwu, kapal diterjang gelombang besar dan phinisi itu
terbelah tiga (mungkin ini karena sumpah Sawerigading ketika meninggalkan tanah
Luwu ia bersumpah tidak akan lagi menginjakkan kakinya di sana?). Ketiga
pecahan kapal itu terdampar di Desa Ara, Tanah Lemo dan Bira. Masyarakat ketiga
desa itu kemudian merakit kembali kapal tersebut dan menamainya Phinisi. Orang
Ara adalah pembuat badan kapal, di Tanah Lemo kapal itu dirakit, dan orang Bira
yang merancang kapal tersebut beserta layar-layarnya.
![]() |
Pemandangan dari atas kapal |
![]() |
Saat Natgeo Adventure berubah nama menjadi Natgeo People ada iklannya yang laki-laki duduk di ujung kapal, semenjak melihat itu aku terobsesi berfoto di ujung kapal. Hahahaha |
Cukup lama kami berada
di atas kapal, hingga kami ditelpon ditanyakan dimana keberadaan kami. Jadi ya,
saat itu kami memutuskan melanjutkan perjalanan ke Tanjung Bira. Oh ia, kapal
yang kami naiki menjulang tinggi, kami naik dengan bantuan sepotong papan yang
dijadikan semacam jembatan. Agak ngeri juga si saat naik dan turun dari kapal
tersebut. Hmmm... ralat, bukan ngeri buatku, terlalu bersemangat? Aku punya
kecenderungan sangat bersemangat jika berada di tempat tinggi dan terbuka, rasanya
aku sangat ingin meloncat ke bawah, ingin merasakan bagaimana rasanya di tarik
oleh gravitasi -_____-“
Untungnya aku masih
cukup waras untuk tidak pernah mencobanya. Ini penasaran banget mau mencoba
bugge jumping.
Sekitaran jam empat
atau setengah lima sore kami sampai di Tanjung Bira. Biaya masuk telah
dibayarkan, jadi aku tak tahu sama sekali berapa tiket masuk di sana. Kami
langsung kepenginapan dan menyimpan tas. Cuaca di Tanjung Bira mendung dan
angin bertiup kencang. Pai langsung sibuk mengurus ini-itu untuk acara yang
akan diadakan malam nanti, sementara aku bersama Ai mengganti baju dan menuju
ke pantai. Ombak di Tanjung Bira terlihat sangat ganas, menghantam pantai
dengan keras, tiupan angin bahkan membuat merinding. Langit pun ditutupi awan,
kadang-kadang cahaya matahari mengintip di sela-selanya.
Ngeri melihat keganasan
ombak, kami pun hanya duduk di pinggir pantai, bermain pasir dan menikmati
suasana. Banyak orang di sana; bermain bola, berfoto, main pasir, dan tak
sedikit yang berenang dan bermain air di pantai. Melihat mereka yang sangat
riang berenang dan bermain air, aku dan Ai pun tergoda dan akhirnya memutuskan
turun ke laut. Awalnya kami lumayan kepayahan dipermainkan ombak, ditarik dan
dihempaskan sesukanya, belum lagi banyaknya pecahan karang yang berserakan
karena ombak, membuat kaki kami perih. Tapi lama kelamaan kami sudah bisa
mengikuti irama ombak tersebut sehingga tidak lagi dipermainkannya dan berenang
(lebih cocok dikatakan berendam si secara saya tidak tahu berenang) kini
menjadi mengasikkan, waktu berlalu begitu cepat... matahari mulai terbenam.
Ada
momen di mana matahari yang mulai terbenam itu terlihat sangat indah karena
awan tersibak, sayangnya saya tidak membawa kamera ataupun hp saat itu...
Malamnya setelah makan,
acara di mulai. Acara ini diisi dengan game-game yang sukses membuat perutku
sakit karena terlalu banyak tertawa. Memang tujuan acara ini untuk mengakrabkan
para pegawai dan keluarga-keluarganya.
Paginya, aku bangun telat,
matahari telah terlebih dahulu terbit. Padahal aku sangat ingin mengabadikan momen matahari terbit itu. Aku pun berjalan
seorang diri ke pantai (Pai masih tidur karena kelelahan begadang semalaman
bersama teman-temannya), memasang headset ditelinga dan menikmati waktu sendiri
dengan berjalan di pinggir pantai. Pagi adalah waktu dimana air laut surut, aku
paling suka saat-saat seperti ini. Pantai semakin luas, dan banyak hewan laut
yang bisa kulihat di garis pasang surut itu. Ikan-ikan kecil, hamparan rumput
laut, babi laut, kepiting, bintang laut kurus (aku tak tahu nama ilmiahnya),
dan banyak lagi. Aku berjalan jauh sementara lagu-lagu dari album My
Everything-nya Ariana Grande terus berdendang ditelingaku.
![]() |
Pantai Bira dipagi hari. Yang hitam-hitam itu rumput laut. |
Ketika kembali kepenginapan
aku langsung mandi dan berpakaian, kami akan ke Pantai Bara. Pantai Bara dan
Pantai Bira sebenarnya hanya satu garis pantai yang dipisahkan dengan tebing karang.
Ke Pantai Bara bisa dengan cara berjalan kaki menyusuri pantai di pagi hari,
ketika air laut sedang surut, tetapi kami memilih naik mobil. Jalanan ke sana
hanya berupa tanah, belum diaspal.
Pantai Bara sepi sangat
cocok untuk berbulan madu. Apalagi di sana berdiri cotage-cotage mahal
kepunyaan bule. Ada juga beberapa kemah yang kulihat. Di sana Pai dan teman-temannya bermain bola, ada juga yang berfoto,
dan aku selain berfoto juga mengumpulkan kerang.
![]() |
Para lelaki langsung bermain bola |
![]() |
Ada bocah telanjang riang bermain air |
![]() |
Ini dua orang mesra sekali ya ._. |
![]() |
Kapan-kapan mau cobain nginap di sini ahhh ^^ |
![]() |
Ada ular!!! |
![]() |
Fell FREEEEEEEEE!!!! |
Pulangnya kami memilih
untuk menyusuri pantai, singgah dimana pun ada tempat yang bagus untuk berfoto.
Segera saja aku dan beberapa teman Pai tertinggal jauh dari rombongan kami.
Kami tidak sadar dan terus saja singgah berfoto, sebentara air laut terus naik,
alhasil ketika sampai ditebing karang yang memisahkan Pantai Bara dan Pantai
Bira, kami basah kuyup dan dengan susah payah melewatinya. Berapa kali aku
terpleset dan kepalaku membentur langit-langit karang (gua?). Fyuhhhh... Tapi
aku gak ngeluh si, sungguh puas rasanya.
![]() |
Lalalalal~ sebut saja kami pegawai dan darma wanita :p |
![]() |
Sibuk sendiri. |
![]() |
Pantai Bara |
![]() |
Makanan penduduk, bulu babi dan gurita. |
![]() |
Membersihkan bulu babi |
![]() |
Lelah berjalan. Istirahat dulu sambil ngemil. |
![]() |
Kenangan. |
Setelah sampai di
Pantai Bira, kami langsung menuju penginapan, makan lalu berkemas untuk pulang
ke Makassar. Tak lupa berfoto dulu dong ^^ Hahahaha...
17 Comments
Pantainya bagus juga,ya. kapan kapan saya mau ke sana juga kalau ada waktu
ReplyDeleteIa pantainya bagus ^^ yuk yuk mampir ke sana
DeleteBoleh juga, nih. Kapan-kapan kesana, ah.
ReplyDeleteYuk ke sana dijamin gak rugi ^^
DeleteWalaupun gue nggak tahu Bulukumba itu di mana, tapi, gambar yang ada caption pantai kalukku ny, astaga. Astaga banget. :)
ReplyDeleteBtw, ngga tahu kenapa gue ketawa pas baca, 'berhubung kalo di gazebo aku bisa masuk angin...' gue langsung ketawa. Hahaha. \:p/
Bulukumba itu di Sulawesi Selatan, 6 jam naik mobil dari Makassar. Pantai di sepanjang Bulukumba memang indah-indah ^^
DeleteErrr lucunya dimana ya? hehehehe
Gue pernah kesitu tapi cuma sekali :D
ReplyDeletewww.fikrimaulanaa.com
Ayo datang lagi :p *ini udah serasa duta wisatanya*
Deletenice post and awesome photos... ^_^
ReplyDeleteMakasih ya ^^
DeletePantai Kalukku bagus banget ya, biru bersih, tapi yang satunya (marina) kok agak coklat gitu ya Dwee, saying :(
ReplyDeletePantai Marina itu di Bantaeng Mbak ^^ pasir pantainya coklat kehitam-hitaman memang, bukan pantai berpasir putih. Terus pas saat itu, angin dan ombaknya kencang jadinya warna airnya seperti itu.
DeleteWah Bira >.< kangen ke Bira nih, kangen Bulukumba juga, kapan lagi ya bisa pulang ke kampung halamanku itu? hihi :D HALO KAK! PERKENALKAN SAYA FOLLOWERS BARU BLOG INI ^^ SAYA DARI MAKASSAR JUGA
ReplyDeleteHay Fikria ^^ Wah orang Bulukumba ya ^^ Salam kenal juga ya
Deletepantainya masih bersih banget, tahun ini Makassar jadi wish list-ku, dan sudah ada plan trip sama calon suami...semoga bisa ke pantai ini :)
ReplyDeleteKalau jadi ke sini kabarin ya Mbak ^^
Deletehiii ada ular euy..
ReplyDeletepantainya bagus :)
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.