DARKE

December 17, 2014


SEPTIMUS HEAP
Buku Enam
DARKE
By Angie Sage

Text copyright @ 2011 by Angie Sage
Cover art and ilustrations copyright @ 2011 by Mark Zug
Cover design by Joel Tippie

Hak penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia ada pada Penerbit Noura Books
All rights reserved

Penerjemah: Reni Indardini
Penyunting: Lisa Indriani
Penyelaras aksara: Nunung Wiyati
Penata aksara: Aksin Makruf

Cetakan  1, Maret 2014

Diterbitkan oleh Mizan Fantasi

676 halaman

Misi terberat bagi Septimus, Pekan Gelap, harus dia hadapi bertepatan dengan ulang tahun keempat belasnya. Angka istimewa karena kelipatan dua dari angka tujuh yang Magyk. Pekan Gelap merupakan ujian penentu demi bergelar Murid Luar Biasa. Misinya, Septimus harus masuk ke Kegelapan dan menyelamatkan sesosok hantu. Jika gagal, selamanya dia akan terjebak dalam Kegelapan itu.

Septimus yang sedang mencemaskan banyak hal dan menyiapkan mentalnya pun mengabaikan cerita Jenna yang merasakan kejanggalan di Kastel. Perlahan Kastel mulai ditelan Zona Gelap. Namun, ketika disadari, segalanya sudah hampir terlambat.

Jika zona itu meluas, Kuasa Jahat akan menghantui seluruh negeri, termasuk Menara Penyihir. Tak ada pilihan lain. Septimus harus lulus dan bergegas membantu Marcia Overstrand, Penyihir Luar Biasa, menyelamatkan negeri dan orang-orang yang disayanginya.

“Kegelapan tetaplah kegelapan, apa pun nama yang kita pakai.”
_Halaman 249

Kisah di buka di suatu malam yang gelap ketika Alter mendatangi Marcia untuk mengabarkan bahwa dia telah menemukan hantu Tertius Fume. Marcia berniat melakukan pengusiran terhadap Fume agar dia tidak lagi melakukan hal-hal jahat. Sialnya, hantu pembuat onar itu berada di Penjara Bawah Tanah Nomor Satu, tempat yang sering menghantui mimpi-mimpi terburuk Marcia.

Mantra pengusiran sangat rumit, mantra itu harus diucapkan dalam waktu tepat satu menit, tanpa pengulangan, juga tanpa kesalahan. Tersendat sedikit saja, membuat mantra itu harus diulang dari awal. Gugup karena tempat di mana ia berada dan kecerdikan si hantu, Marcia membuat dirinya melakukan sebuah kesalahan yang berakibat sangat fatal.
Kesalahan apa yang dilakukan oleh Marcia?

Sementara itu Lucy Gringe mendapatkan tempat terakhir di tongkang, di Pelabuhan Fajar. Ia akan berangkat menuju Kastil untuk pulang ke rumah, bertemu dengan orangtuanya dan menyampaikan surat titipan Simon untuk keluarganya. Lucy sebenarnya sangat waswas, dia sudah lama tidak kembali ke rumah dan sekarang, selagi duduk di kapal menuju Kastel, pikiran itu membuatnya takut pulang. Dia tidak tahu akan mendapat sambutan seperti apa. Selain itu, dia juga tidak suka meninggalkan Simon.

Ternyata kekhawatiran Lucy beralasan, setelah mengawasi sampai tongkang menghilang di tengah kabut yang menggelanyut rendah di atas sungai, Simon kembali ke kamar di loteng Gedung Pabean, tempatnya tinggal bersama Lucy. Saat membuka pintu kamar tersebut dan melangkah masuk, Simon merasakan hawa dingin yang menusuk. Seketika ia tahu ada yang tidak beres. Sesosok Makhluk duduk di ranjang sempitnya...
Makhluk apakah itu?
Mengapa dia ada di dalam kamar Simon?
Dan apa yang akan terjadi pada Simon?

“Kuasa jahat menariknya begitu saja. Dan begitu terjerat kuasa jahat, kita akan terbelit dan tidak bisa melarikan diri – tidak peduli seberapa keras kita mencoba.”
_Halaman 162

Sarah Heap sedang sibuk merencanakan pesta ulang tahun keempat belas untuk Jenna dan Septimus. Usia empat belas adalah moment penting, khususnya bagi Jenna selaku Putri Penguasa Kastel. Meskipun begitu, Septimus tidak memiliki waktu untuk merasa bahagia menantikan ulang tahunnya. Dia sedang banyak pikiran, dia akan melaksanakan Pekan Gelap-nya. Satu pekan yang akan membedakan Murid Biasa dan Murid LuarBiasa. Hal itu membuatnya mengabaikan Jenna, juga kecemasannya pada tangga loteng di istana yang terasa menyeramkan.
Apakah yang dicemaskan Septimus?
Apakah Pekan Gelap itu? Dan tugas seperti apa yang harus dihadapi Septimus?
Apakah kecemasan Jenna berdasar? Dan apakah yang ada di tangga loteng sehingga terasa menyeramkan?

Setelah menamatkan Syren, aku langsung membaca Darke ini (ketauan lagi malas review, hahaha jeda reviewnya jauh bener). Aku cukup terhenyak dan merasa tidak nyaman pada beberapa perubahan yang terlihat sangat jelas setelah dua seri terakhir Septimus Heap ini diambil alih penerbitannya oleh Mizan Fantasi (di buku Darke tentunya, belum punya yang Fyre) karena penerbit Matahati gulung tikar. Mulai dari font yang terlalu kecil, kertas yang tidak sebagus dan setebal lima buku Septimus Heap lainnya, cover yang sangat tipis, hingga terjemahan yang terasa berbeda. Agak di sayangkan si menurutku, apalagi aku baru saja menamatkan Syren lalu membaca Darke ini, perbedaannya terlihat sangat jelas. Tapi ya mau bagaimana lagi, syukur-syukur Mizan mau melanjutkan dua seri ini. Gak kebayang jika dua buku terakhir seri Septimus Heap ini tidak diterjemahkan...

Untuk segi cerita, Darke jauh lebih menarik dibandingkan Syren yang terasa cukup datar. Septimus pun kini bukan lagi “pusat dunia”, ada kejadian cukup seru dimana dia tidak berperan, meskipun tentu saja dihal seru lainnya tetap dia yang menjadi “juru selamat”, secara dia tokoh utama ye. Sementara itu, tokoh-tokoh lain di buku ini pun mendapat porsi yang cukup besar, tidak lagi hanya menjadi pemeran pendamping Septimus.

“Dia tidak pernah – tidak juga ketika masih di Laskar Pemuda – merasa sesendirian ini. Dia sadar betapa dirinya telah terbiasa menjadi pusat perhatian, menjadi bagian integral dan penting dari kehidupan Magyk di Istana. Kini, ketika mendapati dirinya diluar lingkaran Magyk – secara harfiah – Septimus tiba-tiba merasa hampa.”
_Halaman 266

Di buku ini Beetle telah merasa “tersaingi” dengan kehadiran Septimus, dia merasa selalu menjadi orang kedua saja. Di review Syren sebelumnya, saya sudah menyinggung tentang Beetle yang mengingatkan saya kepada Ron Weasley, dan ya, di buku ini kemiripan keduanya semakin terasa. Syukurlah keberanian Beetle yang menyebabkan dia naik jabatan membuat sosok Beetle kembali menarik perhatian saya.


Hmmm... apa lagi ya?
Di buku ini juga disinggung tentang pasangan selaras antara naga dan penunggangnya... tahu dong ini mengingatkan saya tentang apa? Iyap! Pada Eragon.

Aku juga menemukan dua ketidakkonsistenan di buku ini, pertama, tidak terlalu fatal, sebagai pembaca yang seringnya menikmati tanpa terlalu memusingkan kesalahan ejaan, penggunaan kata, maupun tanda baca – kecuali jika kesalahan itu terlalu banyak sehingga mempengaruhi kenyamanan membaca – saya mungkin saja melewatkan ketidakkonsistenan ini. Ketidakkonsistenan itu adalah penggunaan kata tongkang dan kapal. Kadang di kalimat pertama menggunakan kata tongkang  lalu di kalimat selanjutnya menggunakan kata kapal untuk menyebutkan benda yang sama itu. Kenapa tidak menggunakan salah satu istilah itu saja?

Yang kedua, yang fatal bagiku, entah ini penulisnya yang capek atau terjadi typo saat penerjemahan, di halaman 578, Jenna dan Nicko diturunkan di menara penyihir oleh Septimus dan Spit Fyre. Tapi di halaman 596, Nicko malah ada di Kedai Sally Mulin, duduk di depan perapian bersama Lucy, Rupert, Maggie, dan Sarah. Lalu di halaman 598, Nicko ada lagi di menara penyihir!!! Mungkin Nicko ini bisa berada di dua tempat sekaligus ._. ERRRRRRRRRRR....

“Penilaian orang – layaknya banyak hal dalam hidup ini – bergantung pada harapan masing-masing.”
_Halaman 301

Untungnya semua kesalahan itu terobati dengan kisah di buku ini yang memang hingga akhir memuaskan -- apalagi ketika Simon dan Septimus berbaikan *ups* -- dan membuat saya sangat ingin membaca buku terakhirnya, Fyre. Ada yang mau belikan?

“...tak ada manusia yang sepenuhnya bersifat gelap – semua orang memiliki secuil kebaikan yang bersembunyi di balik selubung kuasa jahat.”
_Halaman 319

“Kegelapan menarik kita semakin dalam, mengubah kita.”
_Halaman 476

You Might Also Like

4 Comments

  1. belum baca fantasi lagi setelah harry potter ><"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setelah Harry Potter?!! :O lama banget Mbak >.< jadi baca apa saja?

      Delete
  2. memang mengganggu bgt ya klo ada bagian yg ga logis...

    ReplyDelete
  3. Udah ada Fyre, tapi belum boleh dibaca gara2 belum sidang skripsi :(

    kadang ngerasa aneh juga dengan penggambaran tokoh-tokoh di cerita ini. kadang terasa begitu dewasa (padahal usia mereka sekitar belasan), tapi kadang muncul juga sisi kanak-kanaknya yang lebih sesuai.

    ReplyDelete

Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.