Jumatulis Season 2 - 10 Perjalanan - Surat Untuk Suami

November 28, 2014

Kini hanya dengan memandangi fotomu tak lagi cukup sayang. Hanya dengan membaca surat-surat darimu, mengenang saat-saat kau di sisiku, itu tak cukup. Aku ingin memelukmu. Mendengarkan debaran jantungmu.

Ada yang terasa hampa di diriku. Kosong yang teramat menyakitkan di dada ini. Bahkan keberadaan anak-anak kita yang setia di sisiku tak bisa mengobatinya. Aku merindukanmu. Sangat.

Aku lelah. Hiruk pikuk celoteh cucu-cucu kita membuatku semakin lelah. Mereka menggemaskan, mereka membuatku tersenyum. Tapi tak bisa kupungkiri mereka menguras tenagaku.

Aku ingin pulang. Pulang ke rumah orangtuaku. Rumah dimana ketika sepulang bermain aku disambut dengan pelukan Ibu. Aku bahkan ingin pulang ke rumah kita. Tempat di mana aku menunggumu sepulang dari kantor. Mengapa kubiarkan anak-anak membujukku menjualnya? Dan memilih tinggal bersama mereka?

Mengapa kau pergi dan tidak mengajakku? Melakukan perjalanan seorang diri? Bukankah kau berjanji akan selalu menemaniku? Ahhh... maafkan aku yang terlalu banyak mengeluh ini. Aku meracau. Mungkin karena usia. Atau perkara rindu yang teramat sangat?

Akankah kau datang ketika malaikat maut melepaskan raga dari tubuhku yang telah renta ini?
Akankah aku menatap wajahmu lagi?
Akankah aku bertemu Sang Kekasih?

Lalu kapan waktuku tiba?
Untuk melakukan perjalanan ini. Aku telah siap. Tak bisakah kau membisikannya di telinga Sang Kekasih? Sebentara aku terus bermohon dalam hati pada-Nya.
Tak rindukah kau padaku?


You Might Also Like

3 Comments

  1. Ketika Mamih Dwe berkelakar tentang masa2 yang masih belum diketahui. #apasik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apasih Bin ^^ kalo ini gw ogah ditinggal lagi. Gw aja duluan

      Delete
  2. Saya suka puisi yang diakhir itu.

    ReplyDelete

Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.