Gadis Kecil, Bulan, & Batarakala
October 10, 2014
Gadis Kecil masih duduk
tercenung di atas sebuah batu, memandang terpesona ke langit malam, dimana ia
menyaksikan keanehan yang terjadi pada bulan.
“Kau baik-baik saja?”
bisiknya pada bulan.
Hening... tidak seperti
malam-malam biasanya, bulan tidak menjawab sapaannya. Dia hanya diam membisu. Sudah
dari tadi Gadis Kecil berusaha mengajak bulan berbicara, tetapi tidak juga
mendapatkan jawaban.
“Kau baik-baik saja?”
tanyanya lagi.
Bulan tetap diam, acuh
pada usaha Gadis Kecil mengajaknya berbicara. Sedih karena merasa dicueki,
Gadis Kecil pun bangkit dari batu yang sedari tadi ia duduki, dan berjalan
dengan lesu kembali ke rumah.
Padahal semalam bulan
masih menjawab sapaannya... Padahal semalam mereka masih baik-baik saja,
bercanda dan berbagi kisah. Padahal semalam mereka telah berjanji bertemu
kembali dan melanjutkan perbincangan... Padahal Gadis Kecil demi bertemu bulan,
diam-diam turun dari tempat tidurnya dan mengendap-endap ke luar rumah. Gadis
Kecil senang memiliki rahasia, dan persahabatannya dengan bulan adalah salah
satu rahasianya. Selayaknya rahasia, dia bahkan tidak memberitahukan hal
tersebut kepada Mama Beruang. Dan kini, dia pulang dengan langka gontai...
sepertinya persahabatan itu hanya ada di dalam angannya saja...
Tapi... Gadis Kecil
menghentikan langkahnya, bagaimana jika bulan sedang ada masalah sehingga tidak
dapat menjawab sapaannya? Dan dia sebagai sahabat seharusnya tidak boleh
mengambil kesimpulan terlalu cepat! Mungkin bulan sedang tertidur? Gadis Kecil
pun berbalik dan mengakat pandangannya ke langit, mencari-cari wajah bulan.
Bulan sahabatnya kini
berwarna merah... berlumuran darah...
Adalah Batarakala, seorang raksasa yang membenci terang. Untuk itu dia
menghabiskan waktunya dengan tidur pulas, memblokir terang dari pandangannya. Tapi
saat ia terbangun dan mendapati matahari ataupun bulan bersinar, dia akan
sangat marah. Dengan murka ia akan meraih matahari atau bulan dan menelannya
utuh-utuh.... sehingga bumi akan gelap gulita... terkadang giginya yang tajam
akan menggores kulit bulan hingga bulan berlumuran darah. Beruntung untuk
matahari, karena tubuhnya yang panas, Batarakala berusaha menelannya
cepat-cepat sehingga jarang bahkan mungkin tidak pernah ia mendapatkan luka.
Setelah itu Batarakala akan kembali tertidur...
![]() |
Gambar diambil di sini |
Cerita Tuan Serigala
terngiang-ngiang di telinganya, Gadis Kecil memandang langit dengan
takut-takut. “Apakah kau baik-baik saja?” bisiknya lagi kepada bulan. Bulan
masih tetap saja membisu. Gadis Kecil ingin segera berlari pulang ke rumah,
bersembunyi di kehangatan ranjangnya tapi, dia merasa tak tega meninggalkan
bulan. Sebenarnya dia sangat ketakutan, samar-samar dikegelapan malam ia
melihat bayangan raksasa yang pekat. Bayangan itu bahkan jauh lebih gelap dan
pekat dari malam itu sendiri. Tubuhnya gemetar.
“Lalu apa yang terjadi pada matahari dan bulan?”
“Tidak ada.”
“Loh?!! Bukannya mereka dimakan raksasa?”
“Ia. Tapi mereka, akan baik-baik saja. Ketika Batarakala tertidur, dia
tanpa sadar memuntahkan mereka kembali, karena matahari dan bulan hanya
tersangkut ditenggorokannya. Dan mereka pun – matahari dan bulan itu – kembali ketempatnya
semula, hingga Batarakala terbangun kembali.”
Gadis Kecil adalah
sahabat yang setia maka ia terus menunggui bulan... perlahan-lahan warna merah
itu berubah menjadi orange lalu kembali berwarna putih keperakan. Dan cahayanya
kembali menerangi bumi. “Kau baik-baik saja?” tanya Gadis Kecil lagi kepada bulan,
kali ini ia tak lagi berbisik, karena ketakutan ia malah bersuara dengan keras.
“Aku baik-baik saja.” Lirih
bulan.
Tersenyum Gadis Kecil
berkata, “Syukurlah...”. Menghela napas lega Gadis Kecil berkata lagi, “Ini
sudah sangat larut aku harus pulang! Sampai berjumpa errr... besok?”
“Ya, tentu saja sampai
berjumpa besok.”
Gadis Kecil pun berlari
pulang ke rumahnya dan kini telah tertidur pulas di ranjanganya.
Imajiner Hoo Hoo
Bunda Gadis Kecil
Misterius Puss
Rumah Sang Penyihir
Mimpi Buruk
6 Comments
Serasa kembali ke masa kecil ya baca cerita ini saat kita suka ngomong dengan benda-benda yang jadi mainan kita. Semua ada namanya, semua ada kisahnya, semua terhubung satusama lain dan cerita nda pernah berakhir. Nice story Dwi sayang.
ReplyDeletePertunyuunnyuu, siapakah si gadis kecil itu? Mana mamak dan bapaknya?
ReplyDeleteDi judulnya ada nama Batarakala. Saya seperti pernah dengar nama tersebut. Akhirnya googling deh, ternyata Batarakala itu wujud raksasa yaa..
ReplyDeletesampai jumpa besok Gadis Kecil.. eh iya, boleh tau nama Gadis Kecil siapa yah?
ReplyDeleteAah.. Kasihan Bulan karena harus kesakitan kena gigi tajam sang raksasa :(
ReplyDeleteSuka banget dengan cerita fiksinya kak. Kalimat yang digunakan itu lho menarik sekali , bahkan meski ditulis puanjaang nggak bakal bikin bosen bacanya. Apalagi ceritanya ini mengajak kita juga untuk berimajinasi.
ReplyDeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.