#BGANia: Hari yang Selalu Membahagiakan
12:45 am
(19 Agustus 1990)
Sang ayah berjalan mondar-mandir
di depan pintu ruang persalinan. Gelisah dan cemas bergemuruh di dadanya. Tak
hentinya-hentinya di setiap langkahnya itu ia memohon kepada Sang Pemilik
Kasih, agar istri dan anaknya selamat melalui semua ini. Terkadang suara teriakan
dan erangan kesakitan istrinya sayup-sayup menembus pintu ruangan tersebut.
Langkahnya terhenti setiap mendengarkannya, mukanya memucat, dan mulutnya
sontak komat-kamit memohon agar semuanya cepat selesai, agar istrinya tak perlu
lagi merasakan sakit. Hatinya remuk membayangkan di dalam sana istrinya
berjuang melahirkan anak mereka, sebentara dia tak bisa melakukan apa-apa di
luar sini, tak bisa meringankan sakit yang dia rasakan. Sepadankah semua ini?
Sepadankah resiko yang mereka ambil?
Ini bukan kali pertama
ia berada di depan ruang persalinan, menanti sang istri melahirkan anak mereka.
Lima tahun yang lalu dia sudah pernah merasakan untuk pertama kalinya menjadi
seorang ayah. Menggendong untuk pertama kalinya putrinya dan membacakan azan
ditelinganya. Tapi persalinan yang dahulu tidak seperti ini, kali ini teramat
sulit dan rasanya sudah berjam-jam waktu berlalu...
*****
Dua orang suster
menaiki perutnya dan membantunya mengejan. Anak di dalam rahimnya masih menolak
untuk keluar juga. Perutnya serasa diaduk-aduk dan sakit, sangat sakit, seperti
ditusuk linggis dari kemaluannya hingga menembus perutnya. Keringat membasahi
sekujur tubuhnya bercampur dengan air mata dan air ketubannya yang sudah sedari
tadi pecah. Jika terus begini anaknya, bahkan mungkin dia akan meninggal.
Dokter terus
menyemangatinya dan beberapa keluarganya yang diperbolehkan masuk menemaninya
terus mengajaknya berbicara, membantunya agar tetap sadar. Tenggorokannya
terasa sangat kering dan berpasir. Dia lelah... bahkan untuk menjerit pun sudah
terasa sangat menguras tenaga... matanya pun mulai terpejam. Ketika sakitnya
sudah tak tertahankan lagi, tanpa sadar dia menjerit dan bersumpah tidak akan
mau memiliki anak lagi setelah ini. Saat itu juga dia mendengar suara anaknya
menangis ketika pertama kali menghirup udara di dunia ini.
*****
[19 Agustus 1995)
Gadis Kecil bangun dengan
perasaan yang sangat bahagia. Hari ini, di bulan Agustus ini, dia berulang
tahun. Usianya genap lima tahun. Ulang tahunnya kali ini akan dirayakan, ya
seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak besar dan meriah memang, hanya keluarga
besar dan teman-teman sekitar rumahnya yang akan datang. Tapi hal itu sudah
sangat membahagiakannya. Hey, siapa yang tidak berbahagia ketika berulang tahun?!!
Ketika kau diperlakukan seperti putri dan dihadiahi berbagai macam barang?!!
Di dapur, Andi’nya
(ibunya), sudah sibuk memasak untuk acar ulang tahunya, dengan bergairah dia
memandangi perempuan itu yang terlihat sungguh sibuk mengiris, memotong,
merebus, dan menggoreng. Rasanya dia sangat ingin membantu, tapi dia tahu hal
itu akan membuat Andi’nya mengomel. Ketika di dapur, Andi’nya tak suka “diganggu”,
bisa-bisa dia lupa memasukkan bumbu atau malah memasukkannya dua kali, atau ada
saja masakan yang menjadi gosong, atau malah dia mengiris tangannya. Jadi ya,
Gadis Kecil hanya memperhatikan saja dan terkadang mendapat potongan ayam
goreng atau pinggiran kue bolu. Tapi dia harus segera mandi! Dia punya janji
kencan dengan Aba-nya.
Dengan mengendarai
becak mereka berdua sampai di sebuah toko kue. Dengan meloncat-loncat
kegirangan Gadis Kecil masuk ke toko tersebut sembari tangannya digenggam oleh
Aba-nya. Terpesona dia memandang deretan kue ulang tahun yang berjejer cantik
di lemari kaca toko tersebut. Aba-nya membiarkan dirinya memilih kue yang ia
inginkan. Dan dia pun langsung jatuh cinta kepada sebuah kue yang berlapis krim
berwarna biru dan dihiasi sebuah boneka berbie yang juga memakai gaun berwarna
biru. Dia pun langsung memutuskan menginginkan kue tersebut. Sayangnya, kue itu
harus dipesan terlebih dahulu, minimal sehari sebelumnya, karena yang terpajang
di lemari itu hanyalah kue bohongan, hanya contoh. Dengan hati patah Gadis
Kecil dan Aba-nya keluar tanpa membawa kue ulang tahun.
Di toko kue lainnya, akhirnya
Gadis Kecil memilih sebuah kue ulang tahun yang dilapisi coklat dan diperindah
dengan buah ceri dipinggirannya. Setelah itu mereka menuju toko buku. Aba-nya
akan membelikannya buku, sebagai kado ulang tahunnya. Kado ulang tahun dari Aba
sudah ada sebenarnya, tapi lebih banyak kado tentunya lebih menggembirakan
bukan?!! Tidak tanggung-tanggung, dia dibelikan lima buku cerita bergambar. “
Seandainya kita bisa berulang tahun setiap hari,” pikir Gadis Kecil.
Sesampai di rumah hari
telah menjelang sore, dia langsung pergi mandi dan memakai pakaian terbaiknya.
Baju terusan selutut berwarna biru. Dan dengan tak sabar dia pun menanti para
tamu datang; teman, tante dan omnya, neneknya, dan juga sepupu-sepupunya. Dan
hadiah tentunya. Semakin banyak yang datang semakin banyak hadiah! Mengapa kita
berulang tahun hanya sekali setahun?
*****
{19 Agustus 2007}
Kini Gadis Kecil sudah
tidak kecil lagi. Tepat di hari ini ia menginjak usia tujuh belas tahun. Usia
yang dilagukan oleh beberapa musisi, dielu-elukan di novel yang sering ia baca,
dan dimewahkan difilm apalagi disinetron yang ia tonton. Apakah hari ini akan
istimewa untuknya?
Banyak yang sudah
terjadi dalam hidupnya. Banyak hal yang merubahnya. Ada kuasa yang lebih besar
yang membuatnya tidak merasa nyaman di usia remajanya. Dia dipaksa menjadi
dewasa oleh keadaan. Sehingga dia terkadang merasa asing diantara
teman-temannya. Apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka pusingi, apa masalah
yang mereka hadapi, entahlah terasa sangat sepele di matanya. Atau mungkin dia
merasa orang tersusah di antara teman-temannya?! Dia tidak merasa seperti itu,
setidaknya tidak dengan teman-teman sekolahnya, entahlah dengan remaja lain di
luar sana.
Dia tahu tak mungkin
merayakan ulang tahunnya seperti beberapa undangan ulang tahun yang ia datangi,
bahkan perayaan ulang tahun seperti saat ia kecil pun rasanya tak mungkin.
Mungkin jika ia meminta, hal itu bisa terjadi. Tapi dia tak ingin meminta, dia
tak suka merepotkan, dan terlebih lagi dia benci jika permintaannya di tolak.
Dibandingkan menerima penolakan, dia memilih mensyukuri apapun yang akan
terjadi di hari ini.
Sebenarnya dia resah,
ada seseorang yang sangat dia harapkan datang dan memberinya ucapan selamat
ulang tahun. Tepat pergantian hari, seseorang itu telah mengiriminya SMS
berisikan ucapan selamat ulang tahun, tapi rasanya itu tak cukup, ia ingin
bertemu orang itu. Tapi disisi lain dia tidak ingin bertemu dengan orang ini,
dia ingin menjaga jarak. Ada hal yang membuat segalanya runyam.
Ketika ia turun, Evi,
seseorang yang bekerja di rumahnya, masuk membawa sekotak kue blackforres dan sebuah
kado. Kue dan kado itu ia berikan kepada Gadis Kecil sambil mengatakan
seseorang menitipkan kepadanya tadi, di luar pagar. Kado dan kue tersebut entah
dari siapa, terdapat sebuah kartu ucapan berisikan ucapan selamat ulang tahun
dan doa untuknya tapi tidak ada nama pengirimnya. Kado itu sendiri berisikan
dua buah buku berbau politik, hal yang sedang sangat ia gemari diwaktu itu.
Gadis Kecil punya dugaan tetapi hal tersebut hanya dugaan semata. Ada yang
membuncah di dadanya, ada perasaan bahagia yang meluap-luap menyadari di luar
sana ada yang cukup peduli kepadanya. Dia langsung saja memotong kue tersebut
dan memakannya dengan penuh rasa syukur.
Sore hari, Gadis Kecil
pergi ke rumah neneknya. Di sana seseorang yang sangat dia harapkan
kehadirannya datang! Dia terkejut! Dari mana lelaki ini mengetahui rumah
neneknya? Dan ya, dia bahagia. Lelaki itu memberinya kado sebuah kaos berwarna
biru bergambar kartun ulat bulu dan sebuah jam beker digital berwarna syoking
pink. Dua barang tersebut diletakkan dalam kotak persegi bergambar Snoopy
berwarna putih. Jam beker itu katanya untuk membangunkannya agar tak lagi
terlambat pergi ke sekolah.
Setelah itu mereka berdua
pun pergi menonton Ratatouille... Dan semua hal runyam itu rasanya tidak
penting lagi. Hari ini dia hanya ingin menikmati ulang tahunnya.
----SEKARANG---
19 Agustus 2014
Pergantian hari, suami
Perempuan Itu dengan sambil lalu dan nada bercanda mengucapkan selamat ulang
tahun kepada. Dengan muka cemberut dan sok ngambek ia membelakangi lelaki itu.
Saat wajahnya tersembunyi dari pandangan lelaki itu, dia tersenyum...
2 komentar
Selamat ulang tahun! :) Sukses buat GA nya yah Dwee
ReplyDeleteMakasih Om El ^^ sayangnya postinganku gak keburu DL >.< hahahaha
DeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.