(27 Juli 2014)
Ketika cuaca mulai mendingin lagi dan awan-awan mulai berarak menutup sengatan matahari, saya dan Pai memutuskan inilah waktu yang pas untuk kami berjalan-jalan sambil menunggu waktu berbuka.
Kami berfoto, memuaskan kehausan saya akan bernarsis ria.
Mengumpulkan buah pohon pinus yang telah mengering, yang entah untuk apa,
yang akhirnya buah pohon pinus itu dikembalikan ke asalnya, di tanah. Karena memang buah pinus di rumah sudah terlalu banyak dan sayangnya belum ada mood untuk mengolahnya menjadi sesuatu.
Akhirnya setelah letih kami pun duduk dan menikmati pemandangan luar biasa disekitar kami. Karya seni Sang Kekasih yang tak ada seorang manusia pun dapat menandinginya... dan berbincang... tentang apa saja yang ada di kepala kami, tentang apa saja yang tiba-tiba ingin dikatakan, juga tentang kami, terutama tentang kami...
Mengagumi bunga liar yang bermekaran dengan anggunnya,
hoboh sendiri ketika menemukan ulat bulu yang melata di tanah dengan perlahan,
dan ketika gerombolan burung bangau putih berarak pulang, matahari mulai terbenam di balik bukit
kami pun memutuskan untuk kembali ke rumah nenek...