Cerita Anak Manusia
11:30 pm
Kontraksi pertama ia
rasakan ketika gema takbir berkumandang selepas senja. Tertatih-tatih ia
mengumpulkan pakaian dan peralatan bayi yang telah lama ia persiapkan dan
memasukkannya ke dalam tas. Setelah semuanya telah terkemas rapi, ia kembali ke
tempat tidur dan berbaring. Nyeri diantara selangkangannya dari menit kemenit
mulai tak tertahankan, belum lagi organ di dalam perutnya terasa teraduk-aduk.
Peluh membasahi keningnya. Ia berusaha menahankan semua itu dan mengelus-elus
perutnya dengan penuh kasih, bibirnya menyenandungkan takbir mengikuti suara
takbir yang semarak di luar sana.
“Beruntungnya dirimu
nak! Kau akan lahir di hari yang suci ini. Hari dimana segala dosa
terhapuskan.”
*****
Fajar dan Senja adalah
sepasang kekasih. Memang belum lama hubungan mereka berjalan, tetapi keduanya
telah bersepakat untuk melanjutkan hubungan itu kejenjang yang lebih serius
lagi. Mereka berkenalan di sebuah pesta ulang tahun salah seorang teman yang
mengundang mereka berdua. Mungkin ini semuanya memang sudah takdir. Pandangan
mereka bertemu di pesta itu dan ajaibnya mereka merasa telah lama mengenal.
Jatung mereka serentak berdegup kencang, melonjak kesenangan menemukan
belahannya. Fajar berjalan mendekati Senja yang terpaku di tempatnya, mata
mereka terkunci hingga Fajar tepat berada di hadapan Senja.
Hanya tiga bulan waktu
yang Fajar butuhkan untuk memantapkan hatinya melamar Senja. Dan jauh sebelum
Fajar melamarnya, Senja telah mengetahui bahwa dengan Fajarlah ia akan
menghabiskan seluruh hidupnya. Terlalu terburu-buru? Mungkin saja, tetapi
sepertinya takdir memang berbaik hati terhadap percintaan mereka. Semuanya
berjalan lancar tanpa halangan. Baik dari keluarga mereka maupun dari
teman-teman mereka tidak ada yang menentang hubungan itu. Mereka memang serasi.
Mereka sama-sama anak
tunggal dari keluarga yang cukup berada. Keduanya dibesarkan dengan limpahan
kasih sayang dan berpendidikan bagus. Orangtua Fajar sangat menyambut kehadiran
Senja, mereka telah lama memimpikan seorang anak perempuan. Begitu pun dengan
orangtua Senja, sangat menyambut kehadiran Fajar. Keduanya bahkan begitu mirip,
muka jodoh kata orang-orang.
*****
Ia sempat tertidur
berapa lama dan terbangun saat perutnya bertambah mulas. Merasa tidak sanggup
lagi menahan rasa sakit itu sendirian, ia pun menelpon taksi. Dengan
perlahan-lahan ia bangkit dan turun dari ranjang. Nafasnya satu-satu dan
keringat telah membasahi bajunya. Dia menyeret tasnya menuju teras dan
mendudukinya sambil bersandar di tembok rumah kontrakannya tersebut, menanti
taksi.
Tak berapa lama taksi
itu pun datang, tapi bagi dia waktu menunggu taksi itu serasa berjam-jam. Sakit
yang ia rasakan sudah tak tertahankan lagi, dia nyaris kehilangan kesadarannya.
Belum lagi ketakutan yang perlahan-lahan merayapi hatinya.
Dengan bantuan si supir
taksi ia akhirnya berbaring di jok belakang, sebentara sang sopir memacu mobilnya
cepat-cepat menuju rumah sakit bersalin terdekat.
*****
Tidak ada yang dapat
menyangkal bahwa Bumi adalah lelaki yang menawan. Wajahnya yang tampan serta tubuhnya
yang tinggi dan tegap memancarkan maskulinitas yang menarik banyak anak dara
disekitarnya. Meskipun menjadi pujaan banyak perempuan, Bumi tidak menjelma
menjadi lelaki yang berengsek. Sedapat mungkin ia memperlakukan orang-orang
disekitarnya dengan sopan, terutama terhadap perempuan.
Bumi dibesarkan seorang
diri oleh seorang perempuan yang luar biasa. Atas didikan ibunya itulah dan
rasa hormatnya terhadap beliau, dia memperlakukan perempuan dengan penuh kasih. Dia
sangat memuja sang ibu yang telah bekerja keras tanpa lelah untuk
membesarkannya. Cita-cita terbesarnya adalah membahagiakan ibunya.
Di suatu hari, ketika
fajar baru saja merekah, ketika mereka duduk berhadapan di meja makan menikmati
sarapan bubur ayam kesukaan Bumi, sang ibu memasang wajah serius dan berkata
kepada anaknya.
“Kapan kau rencana akan
menikah? Apa lagi yang kau tunggu nak? Kau telah memiliki pekerjaan tetap
dengan gaji yang takkan habis jika kau belanjakan sendiri. Umurmu pun telah
memasuki kepala tiga.”
“Masalahnya tidak ada yang
mau Bu’, gimana dong?”
“Halah! Kamu aja yang
banyak maunya! Itu si Langit yang sering mampir ke sini keliatan banget naksir
berat dengan kamu. Cantik dan hatinya baik lagi, ibu suka loh dengan anak itu.”
Saat nama Langit
disebutkan, Bumi mendongak kaget dan menatap wajah ibunya. Dia lalu menggeleng
dan berkata, “Kami cuma berteman Bu’, dia sudah kuanggap seperti adik sendiri”.
*****
Sesampai di rumah sakit
ia segera di bawah ke kamar bersalin oleh suster, dokter pun segera datang
menemuinya... dengan arahan dokter dan suster ia berusaha mengatur napasnya dan
mengejan dan terus mengejan. Air matanya kini jatuh membasahi pipinya, tak
jarang ia menjerit karena tak kuat lagi merasakan sakit.
“Ayo Bu sedikit lagi, terus
mengejan, kepalanya sudah muncul” ucap dokter menyemangatinya. Mendengar hal
itu ia paksakan dirinya untuk terus mengejan dan tetap sadar.
Hingga suara tangis
memenuhi kamar persalinan... bayi laki-laki yang tampan telah lahir ke dunia
ini.
*****
Bumi memang sudah
menganggap Langit sebagai adiknya sendiri. Sedari awal dia tak pernah merasakan
sesuatu yang romantis terhadap Langit, ia dia menyayanginya, dia
mencintainya, tapi sayang dan cinta itu hanya sebatas perasaan sayang dan cinta
seorang kakak terhadap adiknya. Tapi hal itu mugkin bukan yang Langit rasakan,
bukan yang ia harapkan. Apakah perlakuannya selama ini salah? Hingga Langit
mengartikannya berbeda?
Selain itu Bumi punya
sebuah rahasia yang hanya dia dan Tuhan yang tahu. Dia telah lama mencintai
seorang perempuan tetapi belum berani untuk menyatakan perasaannya tersebut.
Dihadapan perempuan itu, ia merasa rendah diri, merasa bukan siapa-siapa
sehingga selalu mengurungkan niatnya untuk mengakui perasaannya kepada perempuan
itu dan melamarnya. Ia, dia pun sadar sudah sepantasnya ia menikah. Tapi apakah
perempuan itu memiliki perasaan yang sama dengannya? Apakah ia akan menerima
lamarannya?
Mungkin hanya Langit
yang bisa membantunya mencaritahu perihal tersebut kepada perempuan itu... tapi
tidakkah dia akan sedih? Tidakkah hal ini akan melukai hatinya? Karena
perempuan yang Bumi cintai sebagi seorang laki-laki terhadap perempuan, sebagai
perempuan yang ingin ia jadikan istri dan yang akan mendampinginya seumur hidup
adalah kakak Langit.
*****
Hari ini hari Jumat, pernikahan
Fajar dan Senja pun sedang berlangsung. Betapa cantiknya Senja saat itu,
dibalut pakaian adat yang gemerlapan dan menanti suaminya mendatanginya.
Sementara Fajar di luar terlihat begitu gagah dibalut pakaian adat yang juga
gemerlapan dan dengan tekad yang kuat terpancar di mukanya mulai mengucapkan
ijab kabul... “Saya terima nikahnya Cahaya Senja binti Sudirman dengan mas
kawin seperangkat alat sholat dan satu stel emas di bayar tunai!”
Memang ini hari yang
berbahagia untuk mereka...
*****
Hari ini Bumi
memutuskan akan memberitahukan kepada Langit tentang perasaanya terhadap
kakaknya... sebagai teman, ia berharap Langit memahami apa yang ia rasakan.
*****
Hari ini Langit
berencana akan melakukan apa pun untuk mendapatkan Bumi. Bahkan jika hal itu
berarti menyerahkan dirinya sepenuhya. Dia punya cara, dia punya siasat, dia
siap menanggung resikonya.
*****
Saat mendengar suara
tangisan putranya untuk pertama kalinya, ia tersenyum dan perlahan-lahan
kehilangan kesadarannya. Dokter dan suster mulai panik berusaha menyadarkannya
yang sayangnya sama sekali tidak membuahkan hasil. Dia pun segera dilarikan ke kamar
operasi...
Dokter akan melakukan
operasi cesar. Ada sebuah kehidupan kecil yang masih berjuang untuk hidup di sana.
*****
“Aku menyukai kakakmu.”
Kata Bumi.
“Tapi aku menyukaimu.”
kata Langit dengan wajah memelas. “Tidak hanya menyukaimu, aku bahkan
mencintaimu lebih dari apa pun, lebih dari diriku sendiri.”
“Maaf...”
*****
Langit merasa dunia ini
mempermainkannya. Orang yang sangat ia cintai malah menikahi kakaknya. Apa yang
kurang dari dirinya sehingga Bumi memilih kakaknya? Bukan dia? Kakaknya yang tak
bisa berbicara itu! Perempuan cacat itu! Dan teganya orangtuanya menerima lamaran
Bumi tersebut, bukankah ibunya tahu ia sangat mencintai Bumi? Bukankah kakaknya
selalu menjadi tempatnya mengutarakan isi hatinya?! Mengapa dengan tiba-tiba
mereka semua mengkhianatinya?
Tapi dia punya rencana.
Dia pun bisa mengkhianati mereka semua. Lelaki itu lemah jika dihadapkan pada
perempuan. Ya, ia yakin rencananya itu akan berhasil. Bahkan Bumi pun takkan
menolak dirinya... tidak akan...
Ia akan mengunjungi
rumah mereka, selagi ia tahu kakaknya pergi bersama ibunya. Lelaki mana yang
akan menolak perempuan? Perempuan yang memasuki kamarnya dan mencumbunya dengan
agresif selagi ia sedang tidur. Dan perempuan itu bahkan tidak memakai apapun,
bahkan sehelai benang pun.
Ini adalah balas dendam
Langit kepada mereka.
*****
Bayi perempuan itu
hidup dan sehat, sesehat kembar lelakinya. Mereka tertidur pulas di kamar bayi
tanpa tahu bahwa ibunya telah tiada. Tanpa tahu bahwa sebentar lagi mereka akan
berpisah dan diadopsi oleh dua keluarga yang berbeda. Hanya nama yang ibu
mereka wariskan kepada mereka, nama yang pernah sang ibu singgung kepada
dokternya. Fajar dan Senja...
Langit pun di kuburkan
di pemakaman umum. Tak ada satupun keluarganya yang mengantar jenasahnya, itu
karena dia telah memutuskan kontak dengan mereka... dendamnya sama sekali tidak
berkurang hingga dia menghembuskan nafas terakhir.
Sayup-sayup dari
pekuburan yang sepi itu terdengar khotbah Jumat...
*****
2 komentar
Ternyata Fajar dan Senja saudara kembar dari hubungan tidak halal Langit dan Bumi??? Wow,,,, cerita yg menarik! :) Love it!
ReplyDeleteHo ohhh kurang lebih begitu Mas ^^
DeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.