Tentang Tuti dan Pemikirannya
April 12, 2014“Sekarang sesudah dapat ia mengaji dirinya sesungguh-sungguhnya, setelah tahu di mana terletak kelemahan dirinya, lebih lapanglah rasanya menghadapi dunia. Maupun soal-soal dirinya ataupun pekerjaannya sebagai perempuan pergerakan dapatlah dilihatnya sekarang dengan perasaan yang aman dan sentosa. Dan dalam pikiran dan pemandangannya yang hebat yang baru ditempuhnya itu, nyatalah keyakinannya, bahwa keduanya tiada usah bertentangan, malahan harus seimbang isi-mengisi. Pekerjaannya sebagai perempuan pergerakan tiada usah berlawanan dengan sifat keperempuanan yang hendak mencurahkan dan menerima cinta. Tetapi sebaliknya untuk mengecap nikmat bahagia sebagai manusia biasa tiada usah pula ia melepaskan pekerjaan yang dari sejak di bangku sekolah memenuhi seluruh jiwanya ataupun melombar sikap dan pendiriannya. Ia akan terus berjuang dan bekerja bagi segala yang terasa dan terpikir kepadanya mulia dan luhur dan dalam pekerjaan itu akan diberikannya kesempatan untuk tumbuh dan berkembang kepada segala sifatnya sebagai manusia dan sebagai perempuan.”_(Tuti) Layar Terkembang, Sultan Takdir Alisyahbana
Yang paling saya sukai
di buku Layar Terkembang itu, adalah bagaimana Tuti “mencapai” kedewasaannya.
Ia yang mulai merasakan kesepian, butuh perhatian dan cinta, dan ingin memberi
cinta cukup dibuat galau oleh perasaan yang baru untuk pertama kalinya ia
rasakan. Apalagi dulunya ia sangat meremehkan dan sinis pada cinta dan hal-hal
berbau romantisme... Saya suka sekali bagaimana pengarang menuliskan pergolakan
batin Tuti hingga dia mengenali dirinya dan menyimpulkan hal yang terbaik untuk
dirinya. Ahhh saya sangat menyukai Tuti ini...
Bukankah apa yang ia
simpulkan itu benar adanya?!! Untuk mencintai, untuk mendapatkan dan memberi
cinta, tidak seharusnya kita mengobankan hal-hal yang telah lama kita
perjuangkan, mimpi-mimpi kita, serta harapan-harapan kita. Karena sebenarnya
keduanya bisa sejalan. Yang paling penting hanyalah kita menemukan seseorang
yang memahami apa yang kita perjuangkan itu, mimpi-mimpi kita, dan
harapan-harapan kita itu. Orang yang tepat, pasangan yang tepat, lelaki yang
tepat, adalah yang memberikan kita dukungan dan dorongan untuk meraih semuanya
itu...
2 Comments
Jadi, pengin jadi Tuti nih?
ReplyDeleteEnggak dong ^^
DeleteSaya sudah bangga dengan diri saya sendiri ^^ hahaha
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.