Saya Memilih, Anda?
April 10, 2014
Apakah anda menggunakan
hak suara Anda kemarin? Ataukah Anda lebih memilih untuk tidur lebih lama
dibandingkan hari-hari biasanya? Atau mungkin Anda adalah golputers sejati? Seperti
saya. Yang mungkin tidak percaya lagi pada partai-partai maupun orang-orang
yang bermain politik atau ragu memilih orang yang tidak benar-benar kalian
kenal atau hanya sekedar malas untuk melangkahkan kaki menuju TPS.
Tahukah berapa banyak
uang yang dikeluarkan negara untuk melangsungkan pemilu tahun ini? Saya
sejujurnya tidak mengetahui berapa banyak, yang saya dengar si katanya sangat
banyak. Dan sering saya dengar di TV belakangan ini tentang betapa meruginya
kita jika tidak menggunakan hak suara kita tersebut. Masalahnya, siapa yang
sebaiknya kita pilih?
Sudah beberapa minggu
sebelum pemilihan, orang-orang di kompleks sekitaran rumah saya sibuk
kasak-kusuk pencatatan nama pemilih dan kongkalikong terkait sebaiknya memilih
siapa. Beberapa hari sebelum pemilihan, sembako pun berdatangan dari beberapa
caleg, ada juga yang berupa sarung. Terpikirkan di kepala saya, jika sebelum
menjadi anggota legislatif saja sudah memberikan suap, bagaimana jika telah
menjadi anggota legislatif? Rasanya bulshit banget jika para caleg itu memilih
menjadi “wakil rakyat” demi membela kepentingan rakyat, demi menjadikan
Indonesia negara yang lebih baik. Mereka ngebet menjadi caleg karena
diiming-imingi uang yang mengucur deras dan lahan berbisnis yang sangat basah
di legislatif sana. Dan jika mereka terpilih, tentunya mereka akan berusaha
mati-matiian untuk mengembalikan modal yang mereka keluarkan sebelum terpilih,
tidak mungkin mereka akan memikirkan orang-orang yang telah mempercayakan
amanah itu kepadanya, ya mungkin mereka tak perlu memikirkannya. Toh mereka
sudah membayar (dalam bentuk sembako, sarung, atau pun uang seratus ribu)
kepada orang-orang yang telah memilih mereka! Habis perkara...
Mungkin saja si memang
ada caleg di luar sana yang memang memiliki keinginan mulia untuk mewakili
suara rakyat, tapi apakah mereka dikenal? Apakah mereka akan dipilih jika tidak
memberikan sogokan kepada para pemilih? Jadi kembali lagi, apakah kita memang
ingin menjadikan negara ini jauh lebih baik, atau rela menjual hak suara kalian
demi sembako yang hanya berisikan satu kilo gula, satu kilo minyak, atau uang
seratus ribu. Tapi.... bagi sebagian besar orang, satu kilo gula dan satu kilo
minyak itu sangat berarti demi kelangsungan mengepulnya asap di dapur, uang
seratus ribu itu sangat besar demi makan beberapa minggu. Untuk apa memilih
orang yang tak memberikan kita apa-apa? Tapi... bukankah caleg yang bersih itu
dapat memberikan kita jaminan keberlangsungan hidup yang lebih baik selama lima
tahun? Itu pun juga jika suaranya tidak tenggelam diantara suara-suara di
legislatif sana yang menomor satukan kepentingan diri mau pun partai mereka.
Jadi seharusnya kita bagaimana?
Mungkin sebaiknya kita
menjadi golputers sajakan?!!
Tapi sejujurnya itu
bukan tindakan yang benar juga si menurutku. Menjadi golputers artinya kita
menyia-nyiakan uang pemilu yang dikeluarkan negara... Menjadi golputers artinya
kita orang yang apatis, hanya diam saja melihat “ketidakbenaran”. Menjadi
golputers berarti memberikan kesempatan untuk caleg lainnya menggunakan hak
suara kita demi kepentingannya. Jadi seharusnya bagaimana?
Saya sendiri kemarin
memilih untuk menggunakan hak suara saya. Sekitar jam sepuluh sekeluarga kami
menuju TPS, hujan yang sedari semalam turun kini menjelma gerimis dan menemani
langkah kami. Di TPS telah banyak orang mengantri, kami pun duduk dengan sabar
menunggu giliran. Cukup lama kami duduk, baru satu per satu nama kami
dipanggil. Surat suara ada empat lembar dengan kode warna berbeda, saya cukup
lama berada di bilik suara itu. Setelah itu saya pun memasukkan kertas suara
itu ke dalam kotak suara sesuai warnanya...
Jadi siapa yang saya
pilih?
Yang pasti saya tidak
akan memilih orang yang tidak saya kenal... saya tidak akan memilih orang yang
menyuap, meskipun uang suapnya saya terima (yeahhh ini pun penipuan dalam
bentuk lain si, tapi toh saya tetap menepati janji dengan mencoblosnya, beserta
orang lainnya), saya tidak akan memilih orang-orang yang memiliki reputasi
buruk, saya tidak akan memilih orang yang sebelumnya pernah menjabat dan
nyatanya tidak memberikan perubahan apapun... Jadi saya memilih... Hahaha tentu
saja itu rahasia dong ^^ Kalian memilih?
4 Comments
gw nyoblos dong...
ReplyDeletesama seperti pemilu2 sebelumnya yang calegnya sama sekali g ada yang gw kanal, ketika gw buka lembar suara yang lebarnya sama kaya koran pagi. gw cuma bisa perhatiin satu persatu foto calegnya dan akhirnya gw main cap cip cup....
Ho oh ya surat suaranya gede banget >.< hahaha sampai segitunya mas harus main cap cip cup 😂
Deleteyuppsss..setidaknya bagi yg menggunakan hak suaranya telah berpartisipiasi untuk berharap perubahan negeri agar lebih baik.. :)
ReplyDeleteAmin ^^
Deletesemoga saja~
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.