Potrait In Death
February 21, 2014
Potrait In
Death
By J.D Robb
Copyright @
2003 by Nora Roberts
Published
by arrangement with Writers House LLC and Maxima Creative Agency.
All rights
reserved
Potret
Dalam Kematian
Alih
bahasa: Frah Astrid Effendi
Sampul
dikerjakan oleh Marcel A. W.
Hak cipta
terjemahan Indonesia:
@ Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama
Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama
Jakarta,
November 2012
584 hlm; 18
cm
“Hanya ada satu tujuan. Untuk hidup. Untuk hidup secara bebas. Untuk menjadi sesuatu. Untuk mengetahui, dalam setiap helai napas, bahwa aku lebih dari sekedar bayang-bayang. Aku adalah cahaya itu, dan cahaya itu harus dipertahankan, menyerap dari setiap dan seluruh sumber. Hingga, saat akhir itu bukanlah kematian. Pada akhirnya, kita menjelma menjadi cahaya itu.”
_Halaman 8
Seorang
reporter menerima pesan misterius berisi foto-foto wanita muda yang
kelihatannya diambil fotografer profesional. Tidak ada yang aneh dari foto-foto
itu, jika itu kumpulan foto wanita yang baru memulai karir sebagai model. Hanya
saja wanita dalam foto itu bukan model. Dan foto-foto itu diambil setelah
wanita itu dibunuh.
Eve Dallas
pun kini berpacu dengan waktu demi menangkap sang pembunuh sebelum lebih banyak
korban berjatuhan. Demi memburu si pembunuh yang membidik korban lewat lensa
kamera.
Sebelumnya saya mau
curhat dulu ye.. buku serial In Death yang saya baca terakhir kali adalah JudgmentIn Death, dan sebelumnya saya telah terlebih dahulu membaca Betrayal In Death.
Betrayal In Death sendiri adalah seri ke dua-belas serial In Death ini, dan
buku ini, Potrait In Death, adalah seri ke enam-belas. Bayangkan betapa jauh
saya melompati serial ini?!! Hikss... Salahkan semuanya pada harga buku yang
dari hari ke hari semakin naik sehingga
saya baru bisa melengkapi serial ini jika ada diskon saja u.u
“Hidup penuh dengan kejutan tak menyenangkan.”
_Eve, halaman 18
Di buku kali ini
diawali tidak seperti biasa, pagi itu Eve sedang merasa sangat bahagia, moodnya
sedang sangat bagus. Dia bahkan menyempatkan dirinya untuk sarapan! Penyebab
moodnya yang sedang bagus karena Summerset hari itu akan mengambil cuti selama
tiga minggu. Eve sudah membayangkan selama dua-puluh satu hari terbebas dari
Summerset, tidak melihat wajah jeleknya dan mendengar suaranya yang melengking. Ini pagi yang sempurna untuknya...
Tapi sebuah kecelakaan
yang melibatkan si kucing Galahad menyebabkan rencana berlibur Summerset batal,
dan dia pun harus dirawat intensif di rumah. Ditengah hiruk pikuk kecelakaan
yang menimpa Summerset, Eve menerima telpon dari Nadine reporter Channel 75 dan
sekaligus temannya, yang memintanya untuk segera bertemu di Delancey dan
Avenue, Nadine menduga ia mendapatkan petunjuk sebuah kasus pembunuhan yang dikirimkan
oleh pembunuhnya sendiri.
Disaat Eve bergumul
dengan kasus pembunuhan itu, sepotong kebenaran dari masa lalu Roarke terungkap...
“Seorang ibu akan tetap menjadi seorang ibu, makhluk tersuci yang pernah ada.”
_Samuel Coleridge
Selalu ada kesenangan
sendiri ketika membaca serial In Death ini... Hubungan romantis ala Eve-Roarke
ini selalu membuat hati meleleh, juga masa lalu kelam keduanya yang dibuka
sedikit demi sedikit membuat perasaan campur aduk; terperangah, takjub, kasian,
dan miris. Ada perasaan tersentuh membaca dua orang yang semasa kecil tak
menemukan cinta, kini bersama-sama dan saling memberi dan menerima cinta...
Nah masalahnya, semakin
ke sini, semakin lama membaca serial In Death ini, saya pun malah lebih fokus
pada kehidupan Eve dan Roarke, serta potongan-potongan masa lalu mereka yang
sedikit demi sedikit terkuak. Kasus
misteri dalam setiap bukunya malah hanya seperti pelengkap bagi saya. Semakin
ke sini pun kasusnya semakin mudah untuk saya menebaknya... Kusus untuk kasus ini saya malah merasa sangat hmmm datar? Biasa? Kurang menegangkan. Fokus saya malah pada kebenaran masa lalu Roarke yang terungkap itu...
“Cinta, pikir Eve, tindakan
yang didasari oleh rasa cinta, bisa menghapus bayangan kematian untuk sementara
waktu, menyingkirkan kematian jauh-jauh. Inilah kehidupan, bersama pria yang
mengisi hatinya.
Kehidupan, pikir
Roarke, saat wanita itu memeluknya erat. Kehidupan mereka.”
_Halaman 475
Membaca buku-buku
serial In Death ini secara tidak berurutan sebanarnya boleh-boleh saja, secara
setiap buku mengangkat kasus yang berbeda. Tapi saya cukup syok ketika
mengetahui bahwa Mavis tengah hamil! Arghhhhh... jadi pengen membeli beberapa
buku sebelumnya T______T *melirik isi dompet*
Oh ia, banyaknya typo
pada buku ini sungguh membuat saya kecewa. Padahal buku ini diterbitkan oleh
penerbit besar... sayang sekali rasanya dan cukup membuat geram...
0 Comments
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.