Kisah Dari Taman Wortel
February 17, 2014
KISAH DARI TAMAN WORTEL:
Cerita yang Terulang
Wortel Juara Lomba
Sulap Kelinci!
Telinga Terkulai
By Neil Connelly
Ilustrasi by Carolyn Bracken
@1996 Ottenheimer Publisher, Inc.
Baltimore, Maryland, Amerika Serikat
Edisi bahasa Indonesia diterbitkan
oleh PT Tira Pustaka Jakarta
Saya selalu ingat ketika kali pertama membaca buku ini,
err dibacakan buku ini lebih tepatnya si, saat itu Aba saya pulang kantor dan
membawa sebuah koper kecil cantik berwarna putih dengan gambar-gambar yang
langsung menarik perhatian saya. Koper putih kecil itu berisikan empat buah buku
dengan warna dasar putih dengan gambar yang mengisahkan tentang tiga kelinci kecil. Saya
pun langsung jatuh hati pada ilustrasinya dan tak bosan-bosannya melihat-lihat
gambar tersebut. Saya pun langsung meminta dibacakan ke empat buku ini...
Ceritanya yang memikat ditambah ilustrasi yang
unyu-unyu menggemaskan membuat buku ini
menjadi salah satu benda kesayanganku, sering saya hanya membolak-balik halamannya
saja, mengagumi gambar-gambar tersebut dan bertanya-tanya kapan saya bisa
menggambar sebagus itu. Setelah saya dapat membaca, saya pun tak bosan
berulang-ulang membaca buku ini. Kertasnya yang tebal, yang tak bisa
disobek-sobek atau pun digunting-gunting, harusnya bisa menyelamatkan bukuku
ini hingga saat ini, tapi entah kapan dan di mana keempat bukuku ini hilang.
Beruntungnya ketika membuka facebook saya pun melihat
Buku Bekas menjual keempat buku ini, memang tanpa box-nya (kopernya, saat kecil
saya menyebutnya koper), tapi tak apalah setidaknya saya bisa memiliki lagi
keempat buku ini dan bernostalgia ke Taman Wortel...
Curhatnya panjang bener ya~ Hihihihihi....
Kisah Dari Taman Wortel ini sendiri berkisah tentang
kegiatan sehari-hari tiga kelinci kecil; Nila, Marak, dan Cemil. Mereka bertiga
bersaudara dan tinggal bersama Kakek Kelinci di Taman Wortel. Waktu kecil saya
sering bertanya-tanya, mengapa ketiga kelinci ini tinggal dengan kakeknya saja?
Kemana kedua orangtuanya? Kemana neneknya? Dan saat membaca buku ini kembali,
saya langsung saja menyimpulkan bahwa mereka yatim-piatu dan neneknya pun telah
meninggal. Padahal mungkin saja tidak seperti itu bukan?
Oh ia, berhubung keempat buku ini ceritanya singkat
saja, saya akan mereview keempatnya sekaligus saja...
Dalam Cerita yang Terulang, Kakek Kelinci bercerita
kepada cucu-cucunya tentang kelinci dan kura-kura. Marak si kelinci kecil
menantang tetangganya, Kumban si Kura-kura, untuk berlomba lari seperti dalam
cerita. Kali ini, ia ingin supaya yang menang kelinci!
Siapakah yang akhirnya memenangkan lomba lari
tersebut? Marak-kah atau Kumban si kura-kura lamban?
Dalam Wortel Juara Lomba, Nila, Marak, dan Cemil
mempunyai rencana untuk mengikuti lomba sayuran pada Pekan Raya Rimba. Mereka
menanam wortel paling besar dari semua wortel yang pernah ada! Akan tetapi,
rencana yang sangat bagus pun kadang-kadang berjalan di luar perkiraan.
Dapatkah mereka menjadi juara di Pekan Raya Rimba?
Dalam Sulap Kelinci!, berlangsunglah pertunjukan sulap
yang diadakan oleh Kakek Kelinci. Nila, Marak dan Cemil yang terpesona pada
pertunjukkan sulap tersebut, berusaha menemukan rahasia di balik tipuan sulap
itu. Tapi tiba-tiba saja Cemil hilang dan tiba-tiba muncul lagi sebagai bintang
panggung.
Dalam Telinga Terkulai, ketiga kelinci kecil sedang
asik bermain petak umpet saat Kakek Kelinci datang dan memberitahukan kepada
mereka bahwa adik sepupu mereka, Flora, akan datang berkunjung. Saat Flora
datang, mereka terheran-heran dengan penampilan Flora yang tidak seperti mereka
ataupun kelinci-kelinci yang mereka lihat. Telinga Flora panjang dan lebar,
juga terkulai. Mengapa Flora berbeda? Dapatkah mereka melupakan perbedaan dan
berteman?
Ceritanya yang meliputi kegiatan sehari-hari ketiga
kelinci kecil ini diceritakan dengan sederhana juga memakai bahasa yang
sederhana sehingga lebih mudah dipahami dan dinikmati anak-anak. Hanya saja
bagi saya ketika membaca kembali buku ini, ada hal-hal yang mungkin lebih baik
jika ditambahkan sehingga tidak menimbulkan banyak pertanyaan. Seperti kemana
orangtua ketiga kelinci tersebut dan bagaimana cara mereka merawat wortel
mereka sehingga menjadi wortel raksasa? Hal-hal yang menimbulkan pertanyaan
seperti itu saya rasa ada baiknya jika diceritakan, mengingat rasa ingin tahu
anak-anak itu teramat besar ^^
Ilustrasi di buku ini yang membuat saya sangat jatuh
cinta... Kelinci-kelinci kecil itu digambarkan dengan sangat menggemaskan,
belum lagi pakaian-pakaian mereka yang cantik-cantik, aduh gemes banget
pokoknya. Dan seperti yang saya katakan di awal-awal, kertasnya yang setebal
karton tentunya tak mudah bahkan sulit untuk di robek anak-anak...
8 Comments
waaah ini kayaknya juga buku waktu aku kecil :')))) aaakk iyaiya bener aku inget kelincinyaaa
ReplyDeleteBukunya masih ada gak Mbak? ^^
Deletegak ada T^T
Deletenostalgic bangeet. waktu kecil saya juga punya bukunya :), thanks for sharing yaa
ReplyDeleteWaktu kecil... sekarang bukunya udah gak ada lagi ya Mbak? >.<
Deleteaku bacain buku ini buat adekku yg waktu itu 2 tahun (sekarang udah mau 19 thn), dan dia apal semua kata2nya, jd kalo baca setengah kalimat, diterusin sama dia sampai habis :D
ReplyDeletewah ini buku saya masih kecil. Sampai sekarang buku itu masih ada
ReplyDeletelagi hunting bukunya nih, dulu pernah punya tapi entah dimana sekarang, dan dicari lagi susah
ReplyDeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.