Pada Sebuah Gerbong

January 09, 2014

Gadis Kecil duduk tepat di samping jendela, matanya memandang jauh ke luar. Pada kegelapan malam yang sunyi, pada bulan muda yang tergantung di langit, dan sebaran bintang yang berkelap-kelip centil. Matanya tak sedikit pun beralih dari lanskap di luara sana, yang terus bergerak seiring laju kereta api ini. Dia pun tersentak, “Kereta api?” tanyanya pelan sambil memandang sekitarnya.

Ah ya, Gadis Kecil sedang berada di atas kereta api. Dia duduk di sebuah gerbong yang terlihat tua tetapi sangat bersih. Aneh, gerbong ini mengingatkannya pada rumah sakit, entah mengapa. Ditambah lagi hanya dia seorang yang menempati gerbong tersebut, rasanya menyeramkan. Sayup-sayup ia mendengar percakapan dari gerbong sebelahnya. Menghembuskan nafas lega, dia pun memandang ke luar lagi. Dalam pikirannya ia setidaknya tidak sendirian di atas kereta api ini. Ada orang-orang lain yang juga menaiki kendaraan ini, meskipun di gerbong ini dia sendirian.

Apa yang sedang mereka percakapkan? Terlintas pemikiran itu di kepalanya yang mungil. Ia pun mencondongkan badannya menatap pintu yang memisahkan (atau malah menyambungkan?) kedua gerbong tersebut. Pintu itu tak tertutup rapat, ada celah yang memungkinkan angin masuk dan turut serta membawa percakapan itu ke gerbong ini. Gadis Kecil pun berusaha menangkap percakapan tersebut, ada rasa penasaran yang aneh yang tiba-tiba muncul padanya perihal percakapan tersebut. Tapi sekeras apapun ia berusaha untuk memahami percakapan tersebut ia tetap saja tak mampu menangkap dan mengerti perihal itu. Rasanya orang-orang tersebut bercakap menggunakan bahasa yang sama dengannya, hanya saja percakapan itu melewati telinga kirinya lalu langsung keluar lagi dari telinga kanannya tanpa sempat otaknya memproses percakapan itu.

Kesal, bosan, dan sedikit gemas, ia pun bangkit dari tempatnya duduk dan berjalan mantap menuju pintu. Ia berniat berpindah gerbong dan turut serta dengan orang-orang yang mengobrol riang di sana. Mungkin tersisa dua tiga langkah dari pintu ia tiba-tiba berhenti, mematung, tercenung, seperti memikirkan sesuatu. Tiba-tiba saja ia merasa tak boleh untuknya ke gerbong tersebut, ia tak boleh bahkan hanya untuk sekedar mengintip saja. Dia harus kembali duduk. Itu yang ia rasakan. Semacam firasat? Entah, dia merasa ada sesuatu yang berbahaya dan tidak biasa di luar gerbong ini.

Dia pun berbalik dan kembali duduk di tempatnya semula. Merasa sangat bosan dan gelisah. Menghela nafas, dia pun menempelkan pipinya pada permukaan kaca jendela yang dingin. Berharap kereta ini segera sampai...

Sampai?
Sampai Kemana?
Hendak kemana ia? Mengapa ia berada di kereta api ini?

Tercengang, Gadis Kecil kembali memandang sekitarnya, mencari jawaban pada dinding-dinding persegi panjang gerbong itu. Betul ia sedang berada di atas gerbong kereta api. Betul ia akan pergi ke suatu tempat. Tapi, kemana? Dan untuk apa?

Secepat pertanyaan itu mendatanginya secepat itu juga ia menemukan jawabannya....
Ahaaa di sedang bermimpi. Mimpi macam apa ini? Tertarik ia kembali memandangi sekitarnya. Suara percakapan dari gerbong sebelah juga masih menyusup masuk ke gerbong di mana ia berada. Ia merinding dan merasa ada yang salah, ia harus segera bangun. Ia tak boleh berada di kereta ini. Ia harus kembali ke tubuhnya. Ia harus bangun! Segera!!!


*Mungkin ini semua karena Gadis Kecil masih mengalami hangover dengan Aleph-nya Paulo Coelho dan ketiga seri 1Q84-nya Haruki Murakami...

You Might Also Like

8 Comments

  1. sekali lagi aku terpesona dengan kemampuanmu merangkai kata-kata, kapan buku pertamamu terbit? atau malah sudah terbit?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Was makasih Mas ^^
      Hmmm... mungkin karena sering membaca dari kecil dan sekarang sering mereview buku dan tak sering memberikan kritikan yang pedas, saya ingin buku saya yang akan terbit setidaknya sesuai dengan standar saya dulu :p Jadi ya...
      Lagian juga saya cepat bosan, gak bisa nulis yang panjang-panjang. Doain saja segera terbit Mas!

      Delete
  2. Replies
    1. Tamat Mbak :p
      Si Gadis Kecil terbangun, berguling sebentar lalu tidur lagi. Keesokan harinya dia sudah lupa akan mimpinya semalam.

      Delete
  3. Kalo beneran bisa terjebak di semcam dunia mimpi gitu serem juga ya mbak :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi ia u.u
      Tapi Gadis Kecil pada akhirnya terbangun kok ^^

      Delete
  4. Bingung sama kalimat terakhir, maksudnya apa yah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalimat yang ad tanda (*) itu ya Om? Hahahahaha itu maksudnya kemungkinan penyebab Gadis Kecil bermimpi seperti itu ^^

      Delete

Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.