Hutan Kegelapan
12:48 am
Hutan
Kegelapan
By Ananda
Astrini Muhammad
Tim
Penerbit:
Andi Wanua
Tangke
A Anwar Nasyaruddin
Desain
Cover:
Refleksi
Arts
Layout:
Refleksi
Arts
Penerbit
Pustaka Refleksi
72 hlm
Ze merasa
tidak tahan lagi dengan kehidupannya! Dia muak dengan keberpihakan Ayahnya
kepada adik tirinya yang nakal, Lisa. Bagiamana di rumah ia merasa seperti anak
yang tidak diinginkan lagi oleh ayahnya dan diperlakukan semena-mena oleh
adiknya itu. Dia muak!!! Andai saja, Daisy, sahabatnya masih ada di sini, ia
bisa mencurahkan segala keluh-kesah dan kesedihannya kepadanya. Daisy hilang di
Hutan Kegelapan dan hingga sekarang bahkan jasadnya pun tidak ditemukan. Haruskah ia seperti Daisy juga? Kabur saja
dari rumah yang mengucilkannya ini? Menuju hutan kegelapan?
Hutan
kegelapan sendiri adalah nama hutan di dekat tempat tinggal Ze. Hutan itu
sangat menyeramkan bahkan ketika hari masih siang, deretan pepohonan yang rapat
menghalangi sinar mentari mencapai tanah sehingga tempat itu terlihat sangat
gelap dan suram. Apalagi ada legenda mengenai hutan tersebut, legenda yang
mengatakan hutan itu dihuni oleh iblis-iblis yang sengaja di segel di tempat
itu oleh seorang pendeta. Tapi rumah bagi Ze lebih tidak menyenangkan lagi
dibandingkan hutan kegelapan itu, dia harus ke sana, mungkin dia akan bertemu
dengan Daisy lagi.
Buku ini adalah buku
yang ditulis Nanda, teman ku. Sudah beberapa bulan yang lalu ia memberikan
bukunya ini kepadaku tapi baru sempat saya baca beberapa hari yang lalu.
Sebelum saya memberikan komentar tentang buku ini, mari kita berkenalan sedikit
dengan Nanda ya~
Ananda Astriani Muhammad lahir di Makassar, 22 Januari 1992. Anak
pertama dari dua bersaudara pasangan Muhammad Nathan dan Rosmiati Nyorong ini
mulai menunjukkan kegemaran membaca dan menulis, ketika ia bersekolah di
Highgate Junior Primary School, Adelaide, Australia Selatan (1999-2002). Novel
berjudul “Hutan Kegelapan” ini adalah karya tulis pertamanya yang ia buat tahun
2006, ketika ia masih duduk di kelas 2 SMPN 1 Sungguminasa. Akan tetapi, novel
ini baru sempat ia publikasikan tahun 2009.
Semasa sekolah di SMAN 2 Tinggimoncong (sebuah SMA bertaraf
Internasional) Kab. Gowa, Ananda yang sekarang berstatus sebagai Mahasiswa
Semester 1 Jurusan Sastra Inggris Unhas, juga aktif menulis. Sejumlah karyanya,
baik berupa puisi, cerpen, maupun artikel budaya telah dimuat di Majalah
Pelajar Nasional. Saat ini, karyanya yang sementara dirampungkan adalah novel 7
Batas dan sebuah novel (yang belum ia beri judul) bertema sains-fiksi yang
ditulis bersama seorang sahabatnya.
Novel Hutan Kegelapan ini adalah novel bergenre horor yang merupakan
tema yang sangat ia gemari.
*****
Saat pertama kali
menerima buku ini dari Nanda, saya langsung mengatakan di depannya bahwa saya
sangat tidak menyukai cover buku ini. Dan saya tidak akan pernah membeli buku
dengan cover seperti ini. Hehehe kasian
Nandanya Cuma bisa senyum-senyum dan mengatakan bahwa cover ni dari
penerbitnya. Maafkan keganasan saya mengkritik buku ini ^^ Dan tabahkan hatimu
membaca review yang saya buat ini~
Dalam segi cerita
menurut saya buku ini sudah sangat ketinggalan masanya. Ibu tiri?!!! Adik
tiri?!! Ayah yang tidak lagi peduli dan hanya percaya pada sang adik?!! Duhh...
Sangat basi. Tapi mengingat buku ini ditulis 2006 dan saat itu penulis masih
duduk di kelas dua SMP, mungkin bisalah kita memakluminya. Tapi saya tidak bisa
mengerti sang tokoh yang pada akhirnya manut, nurut diperlakukan layaknya
pembantu oleh si adik. Kalo itu adik saya mungkin sudah saya pukuli .___.
Terlanjur salah bukan? Dari pada dituduh melakukan yang tidak dilakukan,
mending lakukan saja sekalian biar hati puas dulu. Hihihi intinya saya tidak
suka karakter tokoh yang lemah. Di buku apapun jika saya membacanya dan menemukan
karakter tokohnya, lemah saya akan sangat bosan membaca buku itu.
Buku ini juga terlalu
tipis rasanya untuk dianggap sebagai novel, hanya 72 halaman. Ide ceritanya
yang pada dasarnya kompleks malah meninggalkan banyak pertanyaan yang tak terjawab.
Membacanya pun terkesan tanggung, seperti hanya membaca bab-bab awal suatu buku
kemudian melompat membaca bab akhirnya. Saya rasa akan lebih baik jika sang
pengarang sebelum menerbitkan novelnya ini mengembangan ceritanya terlebih
dahulu. Setting tempatnya di luar negri? Saya berfikir seperti itu, karena
memuat banyak kebiasaan-kebiasaan luar, seperti penyebutan Miss untuk memanggil
sang Guru dan sarapan sang tokoh yang adalah bacon dan banyak hal lainnya. Ini
juga satu hal yang saya sayangkan. Mengapa tidak mengangkat kebiasaan-kebiasaan
di sini saja?
Yang saya sukai dari
novel ini adalah cara sang pengarang menuliskan prolognya yang membuat kita
penasaran dan ingin melanjutkan membaca buku ini. Tapi sayang pada akhirnya
eksekusi cerita kurang baik dan terburu-buru. Saya juga suka cara pengarang
mendeskripsikan tempat-tempat di buku ini yang dituturkan dengan menggunakan
kata-kata yang seakan berpuisi (hmmm... istilah yang saya buat untuk keindahan
penggunaan kata-kata yang bagi saya indah ._.).
Dan pada akhirnya saya
bangga pada sang pengarang, Nanda, yang telah berani untuk mempublikasikan
cerita yang ia tuliskan. Tidak seperti saya, yang hanya membiarkan
tulisan-tulisan saya mengendap dan terkadang tak terselesaikan di file
komputer. Saya akan sangat menantikan novel-novel sang pengarang yang
selanjutnya dan melihat sejauh mana tulisannya telah berkembang ^^
5 komentar
sebagai teman satu jurusan, saya bahkan belum baca bukunya.
ReplyDelete*padahal ada di perpus himpunan.
hehe
:O hahaha dasar!!! Ayoooo di baca~
DeleteWouw reviewnya keren dwee, suka :)
ReplyDeleteDan buat Nanda acung jempol, saya aja yg setua ini belum pernah menghasilkan tulisan apa2 selain tulisan di blog yang itu pun gak jelas isinya.
Thanks buat dwee sudah memperkenalkan si Autor bukunya. Setidaknya saya belajar dari kalian.
Thanks sahabat :)
Commenku di moderasinya ? hihi kok gak muncul
ReplyDeleteHihihi makasih Mbak =* Ia nih saya juga belum bisa menghasilkan tulisan apa-apa ._.
DeleteIaaa mbak sekarang komen di sini ta moderasi dulu =)
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.