Mischief At St. Rollo's
2:04 am
Mischief At
St. Rollo’s
By Enid
Blyton
Copyright * Enid Blyton 1947
First
published by T. Werner Laurie 1947
The name
and signature of Enid Blyton
Are a
Registered Trade Mark of
Darrel
Waters Limited
Kericuhan
di St. Rollo
Alihbahasa:
Luci Dokubani
Hak cipta
terjemahan Indonesia: Penerbit PT. Gramedia
Sampul:
Gerdi WK
Penerbit
PT. Gramedia, Januari 1988
109hlm
Mike dan
Janet bermaksud bersenang-senang di St. Rollo, sekolah mereka yang baru. Mereka
adalah kakak-beradik yang hanya berbeda usia satu tahun, karena itu mereka
sangat dekat dan sulit untuk dipisahkan. Beruntung orangtua mereka menemukan
sekolah asrama campuran yang sangat bagus. Meskipun begitu, standar St. Rollo
sangat tinggi, mereka harus bekerja keras di sana. Tapi mereka anak-anak yang cerdas
bukan?!! Mereka hanya ingin bermain-main saja. Apalagi kemudian mereka berteman
dengan Tom yang jahil dan penuh tipu muslihat juga senang menggoda orang lain,
terutama guru-guru tentunya.
Namun Hugh
yang dibenci ternyata menyadarkan ketiga anak itu bahwa mereka dikirim ke St.
Rollo tidak hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga untuk menimba ilmu demi
masa depan.
“Pasti ia tidak bahagia,” ujar Janet yang baik hati dan ingin berteman
dengan siapa saja.
“Mungkin ia memang tidak pantas bahagia,” kata Tom.
“Tetapi, meskipun seseorang tidak pantas bahagia, pastilah malang
sekali kalau ia belum pernah merasakannya,” bantah Janet.
“Oh, jangan mulai berlaku seperti malaikat, Janet,” kata Mike tidak
sabar. “Tidakkah kau ingat betapa menyesalnya kau akan anjing pendengki di
sebelah rumah yang selalu dicambuk karena mengejar ayam? Nah, apa yang terjadi
ketika kau ingin berbuat baik padanya karena kau pikir ia pasti bersedih?
Tiba-tiba ia menggigitmu sehingga hampir saja jarimu putus!”
“Aku tahu,” kata Janet. “Tapi itu hanya karena ia tidak bisa mengerti
bahwa ada orang yang dapat berbuat baik padanya.”
_Hlm 35
Buku-buku Enid Blyton
memang terasa tepat di baca dimana pun, dalam keadaan apa pun, dan tak perduli
seberapa banyak umurmu telah bertambah. Ada kebijakan dalam kesederhanaan
kata-kata dan cerita yang ia tuliskan. Ada pembelajaran yang tak hanya untuk
pembaca anak-anak, tetapi juga untuk pembaca dewasa. Seperti buku ini, dalam
sosok Mike, Janet dan Tom kita diingatkan betapa dulu ketika kita seumuran
mereka, kita juga melakukan banyak kenakalan-kenakalan kecil yang membuat orang
dewasa marah. Di seumuran mereka, kita pun rasanya hanya ingin bermain dan
bermain saja. Malas untuk belajar. Sungguh sebuah nostalgia yang manis.
Lalu ada sosok Hugh yang
penyendiri dan pendengki. Sosok anak yang sering kita jauhi, yang dikucilkan
teman-temannya. Darinya kita pun diajarkan, bahwa ada alasan dari setiap
perlakuan jahat seseorang yang mungkin saja itu bersumber dari diri kita
sendiri. Dan ya, tidak setiap anak dapat seberuntung kita~ Buku ini juga
menggambarkan betapa anak-anak adalah pribadi yang teramat “dewasa”, mereka
adalah manusia-manusia berhati besar yang mudah memaafkan dan mengakui
kesalahan.
“Dan semester ini aku amat sedih sehingga akalku rasanya tidak mau
bekerja sama sekali! Jadi, percuma usahaku untuk mendapatkan beasiswa. Entah
bagaimana ada hal-hal yang bagiku seperti tidak adil.”
“Kau punya akal cerdas, tetapi kau tidak menggunakannya. Ada Janet dan
Mike yang pandai, tapi mereka banyak bermain-main serta tidak terlalu berusaha
untuk menjadi yang terbaik, padahal mereka mampu. Sementara aku- dengan otakku
yang tumpul, sudah berusaha sekuat tenaga tetapi tetap saja gagal!”
_Hugh, hlm 100
Dan buku ini kembali
membuat saya ingin mencoba bersekolah di sekolah asrama >.< Sepertinya
menyenangkan. Dan sayapun iri dengan Mike dan Janet yang perbedaan umurnya
hanya setahun sehingga begitu dekat satu sama lain~ Mau juga punya kakak cowok
u.u
Btw, terimakasih lagi
buat Kak Afdhal yang telah meminjamkan bukunya ini ^^ Bolehkah buku ini buat
saya saja? :p
5 komentar
hh... jadi pengen punya perpustakaan.. :)
ReplyDeleteFerdy: Sayangnya saya belum pernah baca satu pun karya Hemingway >.<
ReplyDeleteHahaha thaks ^^
Qinky: *toss ia saya juga pengen banget punya perpustakaan >.<
Keren ceritanya dy.
ReplyDeleteKamu tuh paling bisa klo ngeriviiew buku
berasa familiar ama covernya tapi udah ga inget ma ceritanya, hahaha :))
ReplyDeleteeh iya lhoo.. bener bangets, baca bukunya enid itu memang menyenangkan :D
Mbak Marchia: Hihihi jadi terharu deh =p hahaha
ReplyDeleteIndah: Hayoooo diingat-ingat dulu ceritanya =p we love Enid Blyton =*
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.