Finally akhirnya saya mengikuti meme ini lagi ._. Setelah keseringan melupakan hari Rabu dan ujung-ujungnya kelewatan mengikuti dua giveaway, saya sekarang memasang alarm di hp yang akan selalu berbunyi nyaring setiap hari rabu ^^
Baiklah untuk Rabu ini saya pengen banget punya buku The Jacarta Secret karangan Rizki Ridyasmara. Di grup Klub Buku Indonesia, buku ini sedang heboh-hebohnya di sebut-sebut dan di promosiin oleh mereka-mereka yang sudah membacanya. Jadinya berantai dan saya pun jadi kepengen punya dan membaca buku ini. Penasaran aja sebagus apa si?!! Dan oh ia, awal bulan di grup KBI akan membahas buku ini ._. Gak mau jadi penyimak saja T_____T
Seorang profesor terbunuh di gerbang Museum Fatahillah. Kematiannya membuka tabir gelap sejarah ibukota yang selama ini ditutup sangat rapat. Simbol iblis bertebaran di seantero ibukota Jakarta, dengan sejarahnya masing-masing yang menunjukkan jika Batavia—asal kota Jakarta yang sekarang kita kenal—adalah sebuah kota Masonik, sama seperti Washington DC, Paris, dan London. Simbol angka 13 memenuhi arsitektural Stadhuis, gedung Balaikota tempat VOC mengatur kekuasaannya, yang kini menjadi Museum Fatahillah; Mata Horus ada di Bundaran Hotel Indonesia; Kepala kambing iblis Baphomet secara presisi ada di pusat wilayah elit Menteng lengkap dengan misteri Gedung Loji Freemasonry yang kini dijadikan Gedung Bappenas; Jalur-jalur terowongan rahasia di bawah tanah ibukota, dan lain sebagainya.
Jakarta adalah ibukota yang dibangun menurut cetak biru kaum Freemasonry. Semua deskripsi tata ruang kota, arsitektur museum, monumen, dan prasasti makam dalam novel ini adalah AKURAT! Siapa pun bisa menelusuri kembali fakta rahasia Jakarta sekarang juga di dalam novel yang dilengkapi foto-foto otentik.
Jakarta adalah ibukota yang dibangun menurut cetak biru kaum Freemasonry. Semua deskripsi tata ruang kota, arsitektur museum, monumen, dan prasasti makam dalam novel ini adalah AKURAT! Siapa pun bisa menelusuri kembali fakta rahasia Jakarta sekarang juga di dalam novel yang dilengkapi foto-foto otentik.
![]() |
Cover lainnya |
![]() |
Sejauh ini, ini cover favoritku ^^ |
Btw, ini kali kelima aku ikutan Wishful Wednesday ^^ Masih newbie~
Jadi apa wishmu di Rabu cerah hari ini? ^^
Sekarang, share wishmu yuk 
- Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
- Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
- Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
Seperti apa rupa Senja?
Ketika ia menanti Fajar yang melenyapkannya, membuatnya tiada.
Ketika ia merindukan yang tidak akan pernah ia temui?
Mungkinkah ia, saat perlahan tenggelam di batas cakrawala,
memerahkan langit dengan duka dan sedihnya?
Dalam diam mengetahui dan mengerti bahwa sejatinya tidak akan pernah bersua dengan Fajar.
Hingga akhir dunia?
Atau akhir segalanya?
Tapi, bukankah manusia-manusia itu memuja dukanya?!!
Menjadikannya inspirasi,
menjadikannya puisi,
mengabadikannya dalam selembar foto, mungkin juga lukisan.
Yang berkisah tentang senja yang sekejap, namun abadi.
Dan ketika Fajar muncul, menyingkap bayang-bayang kegelapan,
adakah ia menemukan jejak senja di ujung cakrawala sana?
Ataukah sekedar tahu, bahwa di sudut sana ada sesosok Senja?
Mungkinkah ia merindu da memimpikan Senja sepertinya?
Ataukah ia tidak cukup peduli?
Bukankah ia terlalu sibuk menerima pujaan manusia-manusia itu?
Lalu buat apa memikirkan apalagi merindukan yang tidak akan pernah ia temui?
Ketika ia menanti Fajar yang melenyapkannya, membuatnya tiada.
Ketika ia merindukan yang tidak akan pernah ia temui?
Mungkinkah ia, saat perlahan tenggelam di batas cakrawala,
memerahkan langit dengan duka dan sedihnya?
Dalam diam mengetahui dan mengerti bahwa sejatinya tidak akan pernah bersua dengan Fajar.
Hingga akhir dunia?
Atau akhir segalanya?
Tapi, bukankah manusia-manusia itu memuja dukanya?!!
Menjadikannya inspirasi,
menjadikannya puisi,
mengabadikannya dalam selembar foto, mungkin juga lukisan.
Yang berkisah tentang senja yang sekejap, namun abadi.
Dan ketika Fajar muncul, menyingkap bayang-bayang kegelapan,
adakah ia menemukan jejak senja di ujung cakrawala sana?
Ataukah sekedar tahu, bahwa di sudut sana ada sesosok Senja?
Mungkinkah ia merindu da memimpikan Senja sepertinya?
Ataukah ia tidak cukup peduli?
Bukankah ia terlalu sibuk menerima pujaan manusia-manusia itu?
Lalu buat apa memikirkan apalagi merindukan yang tidak akan pernah ia temui?
_Makassar 23 September 2013
Ditulis saat rehat sejenak dari menyulam dan mengikuti #puisisenja di grup Klub Buku Indonesia
Di teras rumah beberapa hari ini sering menjadi tempat tidur siang ataupun tempat menginap tiga ekor anak kucing dan induknya yang berperut glambir. Saya yang mencintai kucing sering gemes mau elus-elus anak-anak kucing itu. Tapi sayangnya mereka takut dengan keberadaan manusia. Jangankan mendekati mereka, membuka pintu saja, serentak mereka kabur dan bersembunyi~
Rembulan
Tenggelam di Wajahmu
By Tere
Liye
Desain
cover: Eja-creative l 4
Penerbit
Republika
Jakarta,
2009
Cetakan
VIII, Januari 2012
426 hlm,
20,5x13,5 cm
“Tahukah kau? Semua orang selalu diberikan kesempatan untuk kembali.
Sebelum maut menjemput, sebelum semuanya benar-benar terlambat. Setiap manusia
diberikan kesempatan mendapatkan penjelasan atas berbagai pertanyaan yang
mengganjal hidupnya...
Ada yang mendapatkan kesempatan itu dari buku-buku. Dari penjelasan
orang-orang disekitarnya. Dari apa-apa yang terukir di langit, tergurat di bumi
atau yang tergantung di antaranya. Dari apa saja. .......
Kau tahu Ray, banyak mereka yang tidak menyadari kalau penjelasan itu
sudah datang... Mungkin karena mereka terlalu dibutakan oleh kehidupan itu
sendiri. Mungkin karena mereka tidak pernah memiliki kemampuan untuk menggapai
penjelasannya. Mungkin juga karena mereka terlalu berharap penjelasan itu
datang dengan amat fantastis. Dalam banyak hal, banyak kasus, penjelasan itu
justru datang dengan sederhana.”
_hlm 42
Tutup mata
kita. Tutup pikiran kita dari carut-marut kehidupan. Mari berfikir takjim
sejenak. Bayangkanlah saat ini ada satu malaikat bersayap indah datang kepada
kita, lantas lembut berkata: “Aku memberikan kau kesempatan hebat. Lima
kesempatan untuk bertanya tentang rahasia kehidupan, dan aku akan menjawabnya
langsung sekarang. Lima pertanyaan. Lima jawaban. Apakah pertanyaan pertamamu?”
Maka apakah
kita akan bertanya: Apakah cinta itu? Apakah hidup ini adil? Apakah kaya adalah
segalanya? Apakah kita memiliki pilihan dalam hidup? Apakah makna kehilangan?
Ray, tokoh
utama dalam kisah ini, ternyata memiliki kecamuk pertanyaan sendiri. Lima
pertanyaan sebelum akhirnya dia mengerti makna hidup dan kehidupannya.
Siapkan
energi anda untuk memasuki dunia “fantasi” Tere Liye tentang perjalanan hidup.
Di sini hanya ada satu rumus: semua urusan adalah sederhana. Maka mulailah
membaca dengan menghela nafas lega.
Ini buku kedua Tere
Liye yang saya baca, buku pertama adalah Hafalan Sholat Delisa. Saat itu saya
masih duduk di kelas dua SMA saat pertama kali membacanya, saya langsung
terhanyut pada keindahan bertutur Tere Liye dan kisah pada buku itu. Begitu
lama baru saya membaca lagi tulisan Tere Liye ini, saya kembali diingatkan
betapa saya sangat menyukai novel Hafalan Sholat Delisa itu dan berfikir
mengapa saya bisa sampai melupakan pengarang ini? Mengapa saya tidak mengoleksi
buku-bukunya seperti saya mengoleksi buku-buku Tasaro GK?!! Kemana saja saya
selama ini??? ._. Dan ya saya jatuh hati pada pengarang ini dan bertekad untuk
mengoleksi bukunya!!!
Dalam segi cerita,
Rembulan Tenggelam Di Wajahmu mengingatkan saya kepada A Christmas Carol-nya
Charles Dickens dan The Five People You Meet in Heaven-nya Mitch Albom.
Tentunya kisah di buku ini tidak persis sama dengan kedua buku yang saya
sebutkan tadi, kesamaannya terletak pada perjalanan spiritual yang Sang Tokoh
jalani demi mengerti arti kehidupannya. Menyentuh melihat bagaimana Sang Tokoh
diajak melihat hal-hal yang ia lakukan di masa lalu dan apa akibat dari
tindakannya di masa lalu itu. Bagaimana dalam perjalanan itu, Sang Tokoh
mengerti bahwa tak ada yang sia-sia di dunia ini dan hidup itu adil.
“Ray, kehidupan ini selalu adil. Keadilan langit mengambil berbagai
bentuk. Meski tidak semua bentuk itu kita
kenali, tapi apakah dengan tidak mengenalinya kita bisa berani-beraninya bilang
Tuhan tidak adil? Hidup tidak adil?”
_hlm 172
Adalah Ray, seorang
milyuner yang sedang terbaring sekarat di sebuah rumah sakit, tiba-tiba terbangun
dalam keadaan sehat di sebuah terminal dan bertemu dengan seorang lelaki dengan
senyum yang hangat. Dia tidak mengenal dan mengetahui siapa lelaki itu dan apa
urusannya dengan dirinya, tetapi lelaki itu mengetahui Ray dan mengajak Ray
menempuh kilas balik kehidupannya. Dalam perjalanan kilas balik kehidupan
itulah, pertanyaan-pertanyaan yang terus berkecamuk dalam hidup Ray memperoleh
jawabannya.
“Waktu itu kau sering bertanya mengapa Tuhan memudahkan jalan bagi
orang-orang jahat? Mengapa Tuhan justru mengambil kebahagiaan dari orang-orang
baik? Itulah bentuk keadilan langit yang tidak akan pernah kita pahami secara
sempurna. Beribu wajahnya. Berjuta bentuknya. Hanya satu cara untuk berkenalan
dengan bentuk-bentuk itu. Selalulah berprasangka baik. Aku tahu kata-kata ini
tetap saja sulit dimengerti. Aku sederhanakan bagimu, Ray, maksudnya adalah
selalulah berharap sedikit. Ya, berharap sedikit, memberi banyak. Maka kau akan
siap menerima segala bentuk keadilan Tuhan.”
_hlm 201
Saya sangat menyukai
buku ini dan mengamini pendapat-pendapat Tere Liye di dalam buku ini. Rasanya
menyenangkan membaca tulisan penulis Indonesia dengan cerita yang berbeda dari
topik-topik umum tulisan penulis Indonesia lainnya, yang kebanyakan hanya
seputar percintaan “murahan” dua anak manusia.
Betapa cerdas rasanya sang
pengarang meramu cerita ini. Betapa cerdik ia menghadirkan sosok Nabi Khaidir,
sososk mistis ini dalam bukunya. Dan ia menggambarkan bahwa hal sederhana,
ketulusan yang tanpa pamrih memuji Tuhan, memuji ciptaannya, tanpa embel-embel
keinginan mendapatkan pahala dan surga, sejatinya adalah hal yang sangat Tuhan
perhitungkan. Ahh ya, sayangnya adegan pendekatan Ray terhadap (calon) istrinya sangat india, saya mengingat adegan serupa pada film bolywood Mohabbattein. Sangat tidak orisinil, terkesan mencuri ide pada film itu.
“Ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua
penderitaan maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik
untukmu, janji-janji, masa depan. Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu
menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan maka itulah
saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung
darimu. Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan selalu pandai bersyukur.”
_hlm 416
“Kenapa kau sampai mendapatkan
kesempatan perjalanan mengenang masa lalu. Kenapa kau berhak mendapatkannya?
Itu semua karena rembulan.”
Saya merekomendasikan
buku ini untuk orang-orang yang menyukai bacaan berbobot yang mungkin mencari
jawaban pertanyaannya tentang kehidupan ^^
Mischief At
St. Rollo’s
By Enid
Blyton
Copyright * Enid Blyton 1947
First
published by T. Werner Laurie 1947
The name
and signature of Enid Blyton
Are a
Registered Trade Mark of
Darrel
Waters Limited
Kericuhan
di St. Rollo
Alihbahasa:
Luci Dokubani
Hak cipta
terjemahan Indonesia: Penerbit PT. Gramedia
Sampul:
Gerdi WK
Penerbit
PT. Gramedia, Januari 1988
109hlm
Mike dan
Janet bermaksud bersenang-senang di St. Rollo, sekolah mereka yang baru. Mereka
adalah kakak-beradik yang hanya berbeda usia satu tahun, karena itu mereka
sangat dekat dan sulit untuk dipisahkan. Beruntung orangtua mereka menemukan
sekolah asrama campuran yang sangat bagus. Meskipun begitu, standar St. Rollo
sangat tinggi, mereka harus bekerja keras di sana. Tapi mereka anak-anak yang cerdas
bukan?!! Mereka hanya ingin bermain-main saja. Apalagi kemudian mereka berteman
dengan Tom yang jahil dan penuh tipu muslihat juga senang menggoda orang lain,
terutama guru-guru tentunya.
Namun Hugh
yang dibenci ternyata menyadarkan ketiga anak itu bahwa mereka dikirim ke St.
Rollo tidak hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga untuk menimba ilmu demi
masa depan.
“Pasti ia tidak bahagia,” ujar Janet yang baik hati dan ingin berteman
dengan siapa saja.
“Mungkin ia memang tidak pantas bahagia,” kata Tom.
“Tetapi, meskipun seseorang tidak pantas bahagia, pastilah malang
sekali kalau ia belum pernah merasakannya,” bantah Janet.
“Oh, jangan mulai berlaku seperti malaikat, Janet,” kata Mike tidak
sabar. “Tidakkah kau ingat betapa menyesalnya kau akan anjing pendengki di
sebelah rumah yang selalu dicambuk karena mengejar ayam? Nah, apa yang terjadi
ketika kau ingin berbuat baik padanya karena kau pikir ia pasti bersedih?
Tiba-tiba ia menggigitmu sehingga hampir saja jarimu putus!”
“Aku tahu,” kata Janet. “Tapi itu hanya karena ia tidak bisa mengerti
bahwa ada orang yang dapat berbuat baik padanya.”
_Hlm 35
Buku-buku Enid Blyton
memang terasa tepat di baca dimana pun, dalam keadaan apa pun, dan tak perduli
seberapa banyak umurmu telah bertambah. Ada kebijakan dalam kesederhanaan
kata-kata dan cerita yang ia tuliskan. Ada pembelajaran yang tak hanya untuk
pembaca anak-anak, tetapi juga untuk pembaca dewasa. Seperti buku ini, dalam
sosok Mike, Janet dan Tom kita diingatkan betapa dulu ketika kita seumuran
mereka, kita juga melakukan banyak kenakalan-kenakalan kecil yang membuat orang
dewasa marah. Di seumuran mereka, kita pun rasanya hanya ingin bermain dan
bermain saja. Malas untuk belajar. Sungguh sebuah nostalgia yang manis.
Lalu ada sosok Hugh yang
penyendiri dan pendengki. Sosok anak yang sering kita jauhi, yang dikucilkan
teman-temannya. Darinya kita pun diajarkan, bahwa ada alasan dari setiap
perlakuan jahat seseorang yang mungkin saja itu bersumber dari diri kita
sendiri. Dan ya, tidak setiap anak dapat seberuntung kita~ Buku ini juga
menggambarkan betapa anak-anak adalah pribadi yang teramat “dewasa”, mereka
adalah manusia-manusia berhati besar yang mudah memaafkan dan mengakui
kesalahan.
“Dan semester ini aku amat sedih sehingga akalku rasanya tidak mau
bekerja sama sekali! Jadi, percuma usahaku untuk mendapatkan beasiswa. Entah
bagaimana ada hal-hal yang bagiku seperti tidak adil.”
“Kau punya akal cerdas, tetapi kau tidak menggunakannya. Ada Janet dan
Mike yang pandai, tapi mereka banyak bermain-main serta tidak terlalu berusaha
untuk menjadi yang terbaik, padahal mereka mampu. Sementara aku- dengan otakku
yang tumpul, sudah berusaha sekuat tenaga tetapi tetap saja gagal!”
_Hugh, hlm 100
Dan buku ini kembali
membuat saya ingin mencoba bersekolah di sekolah asrama >.< Sepertinya
menyenangkan. Dan sayapun iri dengan Mike dan Janet yang perbedaan umurnya
hanya setahun sehingga begitu dekat satu sama lain~ Mau juga punya kakak cowok
u.u
Btw, terimakasih lagi
buat Kak Afdhal yang telah meminjamkan bukunya ini ^^ Bolehkah buku ini buat
saya saja? :p
“Adakah hal-hal yang kau sesalkan jika kau mati hari ini?”
Seperti malam-malam
biasanya, Gadis Kecil dan Perempuan Itu tidak mampu tidur sebelum ayam tetangga
berkokok. Mereka tahu hal itu tidak sehat untuk tubuh kecil mereka, tapi
entahlah, mungkin hal itu telah menjadi kebiasaan. Malam selalu menjadi teman
mereka. Teman dan waktu untuk mereka menikmati kesendirian sekaligus kebersamaan
diantara satu sama lain. Saat mereka mempertanyakan banyak hal, menjawab banyak
hal, dan bercakap serta mengadu dengan Sang Kekasih. Seperti malam ini~
Mereka baru saja
menamatkan sebuah buku yang bagus. Ketika mereka menutup buku itu, tiba-tiba
pertanyaan itu melintas di kepala mereka. Adakah hal yang akan mereka sesalkan
jika mati hari ini? Bagi mereka yang menganggap mati adalah hal yang tidak
menakutkan, yang menganggap mati adalah peretemuan kembali dengan orang-orang
yang mereka sayangi, mati adalah kembali kepelukan Sang Kekasih, ternyata tetap
saja memiliki penyesalan jika akan mati hari ini.
Untuk Gadis Kecil, ia
akan menyesalkan belum pernahnya ia melakukan making love, ngeseks. Okeh di akhirat
nanti memang tidak mungkin tidak ada seks, tapi lelaki yang ia inginkan
melakukan itu bersama belum tentu mati bersamanyakan?!! Dan apakah rasa ngeseks
di dunia dan di akhirat akan sama? Tiada yang tahu bukan? Ahh... apa-apaan
Gadis Kecil ini, berpikiran begitu jorok dan mesum. Mungkin akan ada yang
berfikiran seperti itu ketika membaca tulisan ini. Tapi peduli apa Gadis Kecil
dengan pendapat orang-orang? Ya dia tidak peduli! Tapi baiklah, mari kubeberkan
pemikiran Gadis Kecil tentang seks itu sendiri. Baginya seks adalah penyatuan
antara dua anak manusia, sesuatu yang teramat suci karena melibatkan penyerahan
diri seutuhnya dan rasa kepercayaan sepenuhnya. Seks pun menurut kepercayaannya
adalah ibadah yang tertinggi seorang manusia kepada Penciptanya, kepada Sang
Kekasih-nya. Dan barang tentu ia akan sangat malu ketika menghadap Sang Kekasih
dan tidak pernah melakukan ibadah tertinggi tersebut. Tapi ya, jika memang
harus mati detik ini, meskipun ada sedikit rasa sesal, ia akan tetap menyambut
kematian dengan penuh sukacita.
Dan untuk Perempuan
Itu, ia akan menyesalkan belum sempat diberikan kepercayaan oleh Sang Kekasih
untuk mengandung di rahimnya seorang anak manusia. Membesarkan anak itu dengan
penuh cinta dan mengajarkannya untuk mengenal Sang Penciptanya. Bukankah di
akhirat nanti semua manusia akan berumur sama? Dan jika seperti itu, tentunya
dia tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk mengandung seorang anak manusia.
Dia tidak memiliki lagi kesempatan untuk menjadi seorang ibu, dipanggil ibu~
Tapi seperti Gadis Kecil, ia pun akan menyambut kematian dengan penuh sukacita.
Dan apa yang akan kau
sesalkan jika mati saat ini? Cita-cita yang belum terwujud? Harapan yang belum
terlaksana? Ucapan sayang dan cinta yang belum terucap? Perlakuan penuh kasih
yang tertunda karena kesibukan mengumpulkan harta dunia?
Siapkah kau mati hari
ini?
Gadis kecil dan
Perempuan Itu tidak akan ragu untuk menjawab ia. Ia mereka pada dasarnya telah
siap mati hari ini. Tapi setelah dipikirkan, ternyata memang ada yang akan
mereka sesalkan. Tapi penyesalan itu tidak sebanding dengan kematian itu
sendiri. Ketakutan mereka pada kematian hanyalah jika Kematian mengajak orang
yang ia sayangi dan meninggalkan mereka di dunia~
AWAKENED
The
Guardian Legacy
By Ednah
Walters
Copyright @
2010, Ednah Walters
All rights
reserved
Penerjemah:
Nina Setyowati
Penyunting:
Siti Aenah
Pemeriksa
Aksara: W. Oktavia
Pewajah
Sampul: Ufukreatif Design
Pewajah
Isi: Erwan Ufukreatif Design
Hak
terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ada pada PT. Ufuk Publishing House
Penerbit
PT. Ufuk Publishing House
Cetakan 1:
Mei 2011
552hlm
“Itulah keindahan dari kehendak bebas . Memilih yang baik dari yang
buruk, membuat kesalahan-kesalahan dan belajar dari kesalahan-kesalahan itu.”
_Hsia
Lil Falcon,
gadis enam belas tahun, harus tinggal bersama kakeknya sejak kecil karena kedua
orangtuanya telah tiada. Lil tak sadar kalau ia adalah seorang Guardian,
makhluk dengan kekuatan super yang ditugaskan untuk membunuh demon dan
melindungi umat manusia. Kekuatan terpendamnya mulai terungkap saat ia bertemu
Bran, seorang pemuda tampan dengan kemampuan luar biasa. Saat hubungan mereka
semakin dekat, ada suatu rahasia besar Bran yang belum diketahui Lil. Apakah
rahasia itu akan menghancurkan hubungan mereka? Apa yang selanjutnya akan
terjadi setelah Lil tahu kalau ternyata ayahnya sebenarnya masih hidup?
Jika menyangkut tentang
Nephilim saya selalu teringat akan serial Mortal Instrument karangan Cassandra
Clare, konsep Nephilim yang tertulis di buku itu tertanam di otak saya dan
menjadi patokan saya tentang kisah-kisah Nephilim. Membaca dan menamatkan buku
Awakened ini begitu menyenangkan, saya menemukan kisah tentang Nephilim dengan
konsep yang berbeda yang tidak kalah mengesankan dengan serial Mortal
Instrument. Kurangnya mungkin hanya di romansanya saja~
Bagi saya kisah
percintaan antara Lil dan Bran berjalan terlalu mulus, begitu mudah bagi mereka
menemukan Alrune (belahan jiwa) satu sama lain, membuat buku ini dalam hal
romansanya kurang greget. Beberapa hal dalam buku ini juga mudah untuk ditebak,
seperti siapa ayah Lil dan apa rahasia Bran. Dan hey, ada apa dengan perempuan
berambut merah?!! Baik di buku ini maupun serial Mortal Instrument tokoh
utamanya adalah perempuan berambut merah dengan kekuatan tersembunyi dengan
sifat “tolong aku, aku perempuan” yang begitu menyebalkan. Tapi syukurlah sifat
Lil ini tidak semenyebalkan dan semerepotkan Clary, sang juara masih tetap
Clary.
Untuk segi cover saya
menyukainya, cover-cover buku terbitan ufuk memang selalu menarik mata. Hanya
saja Penerbit Ufuk ini jagonya typo, tidak terhitung banyaknya kesalahan penulisan
ataupun kata-kata yang hilang di buku ini. Soal terjemahan? Untuk buku Awakened
ini terbilang bagus ^^
Apa lagi ya? Ohh saya
tentunya menyarankan buku ini untuk para pembaca setia serial fantasi. Saya tak
sabar untuk membaca kelanjutannya~
Dan terimakasih untuk
Hata yang telah meminjamkan bukunya ini untuk saya ^^
The
Serpent’s Shadow
By Rick
Riordan
Simon &
Schuster Books for Young Readers, New York
Copyright @
2012 by Rick Riordan
Permission
for this edition was arranged through the Nancy Galit Literary Agency
Hak
penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia ada pada:
Penerbit
Noura Books (PT Mizan Publika).
All rights
reserved
Penerjemah:
Sujatrini Liza, Rika Iffati Farihah
Penyunting:
Tendy Yulianes
Penyelaras
aksara: Fakhri Fauzi
Penata
aksara: elcreativa
Desain
sampul: Vincent
Diterbitkan
oleh Mizan Fantasi
Cetakan 1,
Juni 2013
441 hlm
“Pengetahuan yang ada nilainya tidak bisa diberikan begitu saja.
Pengetahuan semacam itu harus dicari dan diusahakan.”
_Thoth
Bayangan
itu menggeliat-geliat di permukaan air seperti ular raksasa...
Menggelepar-gelepar
di lautan... menggigit-gigit tanpa arah... dipenuhi amarah dan kesakitan...
membenci dunia manusia dan para dewa, yang membatasi kebebasannya. Ia ingin
menghancurkan bumi, kembali kegelapan dan berenang selamanya dalam keluasan
Kekacauan yang tak terbatas.
Apophis, sang
Dewa Kekacauan, kembali mengancam. Seluruh dunia akan dibawanya ke dalam
kegelapan abadi. Carter dan Shadie Kane kini kembali mendapatkan sebuah tugas
yang hampir mustahil-membunuh Apophis.
Satu-satunya
mantra sihir kuno yang bisa menghentikan aksi Apophis telah hilang ratusan
tahun lalu. Kane bersaudara harus mengandalkan hantu pembunuh yang tak bisa
dipercaya untuk menemukan mantra tersebut. Mereka pun harus memilih menuruti
sang hantu atau memikirkan rencana cadangan.
Di akhir buku
sebelumnya, The Throne of Fire, Carter dan Shadie berhasil membangkitkan Ra,
tetapi Ra belum dapat bangkit sepenuhnya, dia masih menjelma sebagai dewa yang
tua dan pikun. Sebentara Apophis hanya terlempar semakin jauh ke dalam duat dan
hanya tinggal menunggu waktu, yang tidak akan lama, untuk ia bangkit sepenuhnya
dan menghancurkan dunia ke dalam Kekacauan.
Karena hal tersebut,
Carter dan Shadie berusaha menemukan cara untuk mengalahkan Apophis, sebuah
kemungkinan yang bisa saja berakibat fatal untuk mereka berdua. Sebentara di
sisi lain Shadie mengalami kegalauan atas perasaan cintanya yang bercabang
antara Walt yang sedang sekarat karena mengidap penyakit Raja Tutankhamen
dengan Anubis sang Dewa orang mati yang hubungan mereka ditentang oleh para
Dewa.
Kisah percintaan Carter pun tidak berjalan mulus. Cintanya
yang masih belum terbalas dengan Zia harus mengalami cobaan lagi saat Zia mulai
mengalami kerasukan sang dewa pikun yang membuatnya sering menembakkan api.
Belum lagi mereka harus menghadapi komplotan Kwai dan Jacobi yang akan menyerbu
Dome Pertama dan menggulingkan paman mereka Amos dari jabatannya sebagai Ketua
Lector, bertepatan dengan hari bangkitnya Apophis.
Mampukah mereka mengalahkan Apophis dan sekutunya?
Dapatkah Ra bangkit kambali?
Siapakah yang pada akhirnya akan Shadie pilih? Walt yang segera akan
menemui ajalnya atau Anubis, sang dewa orang mati yang hubungan mereka tidak
direstui para dewa?
Akankah cinta Carter terhadap Zia kan berbalas?
Selalu menyenangkan
membaca kelanjutan kisah Kane bersaudara ini. Unik cara Rick Riordan
menceritakan kisah ini yang ceritanya adalah transkip rekaman suara yang kedua
Kane ini kirimkan kapadanya. Dan ya saya menikmati mempelajari mitologi Mesir
dari buku ini~
Pada akhir kisah, ibu
Kane ini memperingatkan mereka tentang bayang-bayang
suram dewa-dewi lain dan sihir tandingan~ serta ada sebuah bab khusus; “Son
of Sobek” yang menceritakan pertemuan Carter Kane dan PERCY JACKSON!!!!
Huwaaaaa akankah kisah mereka bersinggungan?!! Pertemuan antara mitologi
Yunani, Romawi, dan Mesir?!! Saya tidak sabar menantikan kisah itu. Duh Om
Riordan ini emang paling bisa menguras dompet saya untuk membeli buku-bukunya
>.<
“Adil berarti semua orang mendapatkan apa yang dibutuhkannya.
Satu-satunya cara untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan adalah dengan
mewujudkannya sendiri.”
_Ayah Kane? Osiris?
So I Married
the Anti-Fan
By Kim Eun
Jeong
@ 2010 by
Kim Eun Jeong
All rights
reserved
This
translated edition arranged with Orum Media through Shinwon Agency Co. In Korea
Indonesian edition
@ 2012 by Haru Publisher
Penerjemah:
Putu Pramania Adnyana
Penyunting:
Nyi Bio
Ilustrasi
diary: Bambang ‘Bambi’ Gunawan S
Tata letak:
Dedy Andrianto
Penerbit:
Penerbit Haru
Cetakan
kedua, April 2012
540 hlm; 20
cm
Sekarang bukan lagi Chick Lit,
Tetapi Loser Lit!
Mimpi menjadi
kenyataan. Tinggal bersama dengan selebriti terkenal di Korea. Akan tetapi....
Aku ini anti-fannya!
Selebriti H
Tampil Bersama
Anti-fannya, L,
Dalam Acara Real
Variety!
Top star Korea yang
terkenal dengan karisma lembutnya akan tampil bersama dengan anti-fannya, L,
dalam acara real variety, yang menampilkan kisah mereka beraktivitas bersama
selama 24 jam.
H: Anti-fan itu juga
harus dijaga dengan baik. Aku ini cukup gentle kan? Hahaha
L: Sebagai anti-fannya,
aku akan menunjukkan sifat aslinya. Aku janji!
Fan-fan H menolak
rencana ini karena dianggap sama saja mengumpankan bayi angsa yang lugu kepada
induk itik yang buruk rupa. Dan apabila L sedikit saja melukai H, mereka siap
melakukan teror apa pun.
_ Harian
Paparazi
Geun Yong
adalah seorang wartawan yang karirnya stagnan, selama menjadi seorang wartawan
ia tidak pernah menuliskan artikel yang benar-benar berkualitas. Sifatnya yang
mudah menyerah serta cepat kehilangan semangat dan harapan menjadikannya
seperti itu. Dan ya, sebenarnya menjadi seorang wartawan bukanlah cita-citanya.
Suatu hari ia terlibat masalah dengan seorang aktor terkenal, Hu Joon, saat
menghadiri pembukaan sebuah cafe. Hal itu berujung pada pemecatan dirinya.
Tidak
menerima hal tersebut, Geun Yong bermaksud meminta pertanggung jawaban Hu Joon.
Tetapi menemui seorang aktor terkenal bukanlah perkara mudah, setiap usaha yang
ia lakukan berujung pada kegagalan. Marah, benci dan dendam membuatnya menjadi
seorang anti-fan yang bertekad untuk mengungkap sifat asli Hu Joon yang
sebenarnya. Lalu mereka berdua dipertemukan dalam sebuah acara variety show, “I
Married the Anti-fan”.
“Tapi, saya harus tetap melakukan apa yang harus saya lakukan. Untuk
meraih tujuan saya.”
_Geun Yong
Ini buku pertama yang
saya baca dari seorang penulis Korea dan juga buku pertama yang saya baca dan
miliki dari Penerbit Haru. Dalam segi cerita, bagi saya buku ini seperti
novel-novel metropop karangan penulis-penulis Indonesia, bacaan selingan yang
sepertinya agak rugi jika dibeli, cukup dipinjam saja. Inti ceritanya sudah
sangat umum, tentang dua orang yang saling membenci tetapi ketika telah
mengenal lebih jauh satu sama lain akhirnya saling jatuh cinta. Biasa bagi
saya~ Lalu kenapa saya tertarik membelinya?
![]() |
Cover barunya ._. |
Saya termasuk orang
yang sangat menyukai menonton serial drama Korea, karena hal itu saya tertarik
memiliki buku ini. Selain itu banyak teman-teman saya di twitter yang menyukai
Korea-koreaan sangat merekomendasikan buku ini. Dan juga saya sangat menyukai
covernya >.< Makanya saat Penerbit Haru menerbitkan buku ini dengan cover
baru, yang tidak sebagus cover yang ini, saya segera membeli buku ini yang juga
memang sisa dua di Gramedia. Menyesal? Tidak juga sebenarnya.
“Baginya kebahagiaan adalah ketika ia berhasil melindungi apa yang
ingin ia lindungi.”
_Hu Joon
Secara umum saya
menikmati membaca kisah antara Geun Yong dan Hu Joon ini, saya membayangkan
jika novel ini dijadikan serial drama pasti akan sangat keren. Saat-saat
membacanya pun saya memikirkan siapa-siapa artis dan aktor Korea yang pantas
memerankan tokoh-tokoh di dalam novel ini. Tapi entah memang seperti ini cara
berkisah Kim Eun Jeong atau penerjemah yang memilih menerjemahkan novel
tersebut seperti ini, saya kurang menyukai susunan kalimatnya. Agak susah
menjelaskannya, haya saja membacanya sedikit kurang nyaman. Seperti diterjemahkan
kata per kata. Dan ya itu, saya rasa kisah ini bakalan lebih sukses jika
dijadikan serial drama saja~ Oh ia penggunaan istilah Korea yang setengah hati
juga sedikit mengganggu, istilah “oppa” diperkenalkan tapi penyebutan Ibu dan
ayah tetap memakai bahasa Indonesia, padahal istilah “omma” dan “appa” sudah
begitu umum. Sebaiknya bagi saya digunakan saja istilah-istilah tersebut, agar
ciitarasa Koreanya lebih terasa.
“Lupakan saja apa yang terjadi di masa lalu. Kau tahu apa yang terjadi
kalau kau hanya memikirkan masa lalu mu? Rasanya seperti terkurung di sebuah
ruangan. Berkompromilah dengan kehidupan. Bukankah itu hal yang indah? Jarang
ada orang yang mau berbicara dengan kehidupan dan mengulurkan tangan.”
_PD Han
September telah tiba ^^ Saatnya saya "memamerkan" tangkapan buku saya di bulan yang lalu, Agustus. Mulai dari buku-buku hasil memajak tante, hadiah ulang tahun, hingga beli sendiri. Meskipun begitu, buku tangkapan saya untuk bulan Agustus itu totalnya cuma dua-belas buku. Masih kalah jauh dengan belanjaan para penimbun buku >.<
Okeh inilah buku-buku tangkapan Agustus yang lalu~
- Bookset Lord of The Rings by J.R.R Tolkien: - The Hobbit
- The Fellowship of The Ring
- The Two Towers
- The Return of The King
- The Serpent's Shadow by Rick Riordan
- IQ84 by Haruki Murakami: - Book 1
- Book 2
- Forgotten by Cat Patrick
- Irine Shilling by Ginger Elyse Shelley
- Sajak-sajak dan Renungan oleh Sutan Takdir Alisjahbana
- Di Bawah Lindungan Ka'bah oleh Hamka
- Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck oleh Hamka
![]() |
Hasil memajak tante |
![]() |
Hadiah ulang tahun dari pacar |
![]() |
Hadiah ulang tahun dari Ryana |
![]() |
Hibahan dari tante |
![]() |
Beli sendiri >.< |
Sebentara itu kecepatan membaca ku mulai kembali seperti dulu tapi mood meresensinya tetap gak ada sama sekali ._.