Puasa Kedua: Hujan dan Pertanyaan Serta Kenangan yang Mengikuti
1:09 am
"Dia-lah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagi rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengatahui."
_Al Baqarah ayat 22
Hari ini, hujan hampir setiap jam turunnya. Dimulai dari sekitaran jam 12am hujan mulai turun hingga menjelang subuh. Saya yang mungkin karena terlalu banyak tidur hari sebelumnya, belum dapat memejamkan mata hinggah jam 2.45am. Hanya berbaring dalam kegelapan dan mendengarkan hujan... Hingga tertidur...
Saya yang memang mencintai hujan,
sangat bersyukur dengan hal itu. Meskipun rencana mencuci hari ini harus
dibatalkan. Anggap saja sebagai hari libur ekstra, satu hari lagi untuk
bermalas-malasan.
Bagaimana puasa saya hari ini?
Bagaimana ibadah saya?
Saya menghabiskan banyak waktu
duduk di depan jendela mengamati hujan. Terpesona pada ritme air yang jatuh
dari langit. Kadang sambil membaca, melanjutkan novel Kazuo Ishiguro yang belum
ku selesaikan. Sebentara itu Al-Quran-ku yang ada terjemahannya entah ku simpan
di mana. Sehingga hari ini saya hanya membaca Al-Quran tanpa mengetahui apa isi
dari kitab itu. Selayaknya orang yang menyelam sambil menutup mata. Selebihnya
saya hanya memandangi hujan.
Mengapa hujan turun di bulan ini?
Di bulan yang seharusnya adalah puncak-puncaknya musim kemarau? Hal itu teru
saja mengganggu pikiranku. Tidak, ini bukan sebuah keluhan. Hanya sebuah rasa
penasaran. Mengapa Ia menurunkan hujan di saat ini? Ada rahasia apa yang
terkandung dalam hujan bulan ini? Hujan hari ini?
Tentunya hujan ini memiliki
tugasnya tersendiri. Tugas dan alasan mengapa ia turun. Ia tidak hadir tanpa
sebuah alasan dan tujuan. Ia tidak turun dengan sia-sia. Tak ada yang sia-sia
kan di bumi ini? Seperti semua manusia dilahirkan untuk sebuah tujuan, seperti
itulah hujan yang turun di saat ini. Mungkin tujuannya sederhana, hanya
membantu umat Islam yang berpuasa agar tak terlalu merasakan haus. Mungkin ia
turun untuk membantu kita agar tidak keluar rumah, berbuat kejahatan. Atau ia
turun untuk memperingati kita tentang betapa telah berubahnya iklim di bumi ini
akibat ulah kita. Dan atau dan mungkin hal-hal lainnya.
Entah, tiba-tiba aku teringat
sebuah peristiwa di masa lalu. Di sebuah rumah yang selalu aku rindukan. Saat
itu, semalaman hujan turun dengan derasnya. Volume air yang besar tak mampu
lagi di tampung oleh got di depan rumah kami, air pun memenuhi rumah. Tak
tinggi memang, hanya semata kaki tapi hal itu membuat ku tidak masuk sekolah.
Ia, hanya perkara malas saja dan juga mobil jemputan tidak menjemputku
dikarenakan air yang menggenang lumayan tinggi di luar kompleks rumah.
Aku masih mengingat kebahagiaan
di saat itu. Girang karena banjir yang bagi pikiran kanak-kanak ku di saat itu
adalah sebuah keberuntungan, keberuntungan karena di luar ada kolam dadakan.
Kolam tempatku dan teman-teman ku bermain air sepuasnya dan berlomba menangkap
ikan. Hinggah senja kami bermain di
luar, ketika mesjid mulai mengeluarkan suara-suara kami barulah pulang ke rumah
masing-masing.
Aku sudah lupa apakah saat itu
juga bulan Ramadhan atau tidak. Yang kuingat sesampai di rumah aku
diperintahkan untuk segera mandi dan kemudian menyantap kolak pisang dan teh
hangat. Aku juga masih mengingat kebahagiaan saat kolak itu masuk ke mulutku.
Rasanya yang manis dan hangat itu (saya suka makan kolak dan pallubutung yang
hangat ketimbang yang dingin) memenuhi mulut lalu turun ke leher dan entah,
hati ini juga terasa hangat dan penuh.
Ahhh mungkin perasaan itu adalah perasaan yang timbul karena saya
mengingat saat-saat itu, bukannya sensasi ketika memakan kolak... Eh puasa saya
gak makruh nih membayangkan makanan??? ^^
Bagaimana puasa saya? Yaaa hanya
seperti itu... menahan haus dan lapar, menahan nafsu dan emosi, berhubung gak
keluar rumah si ya, dan semoga tidak sedetikpun melupakan Sang Kekasih...
Oh ia, (calon) mertua mengirimkan
nangka dari kebun ^^ Yippie disantap setelah berbuka nih ^^
4 komentar
selamat menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan,
ReplyDeletebila ada salah kata, salah baca, salah tulis dan salah komentar..mohon dimaafkan lahir batin...salam :-)
Hujan terus ya kak
ReplyDeleteDi Kepanjen Juga
Sepertinya memang ada yang mistis di hujan kali ini. Ramadhan, Juli, dan Hujan tidak biasanya datang beriringan.
ReplyDeleteHariyanto: Sama-sama ya mas ^^
ReplyDeleteAyu: Ia nih, tapi sekarang-sekarang udah enggak lagi si :p
Adityar: SEPAKAT!!!
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.