The Tokyo Zodiac Murders
By Soji Shimada
All rights reserved
First published in Japan 1987 by Kodansha Ltd., Tokyo.
This Indonesian edition publication rights arraged through Kodansha
Ltd.
Pembunuh Zodiak Tokyo
Alih Bahasa: Barokah Ruzianti
Desain dan ilustrasi cover: Staven Andersen
Hak cipta terjemahan Indonesia:
PT Gramedia Pustaka Utama
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, Juli 2012
360 hlm; 20cm
Cetakan kedua: Agustus 2012
“Kau tahu, mengamati pergerakan planet
setiap hari membuatmu sadar betapa kecil dan remehnya kehidupan kita
sehari-hari. Kita berdebat. Kita bertarung. Kita berjuang. Kita bersaing untuk
meningkatkan kekayaan kita. Coba lihat alam semesta. Pergerakannya begitu
dinamis, bagaikan jam raksasa. Bumi hanyalah satu roda penggerak dalam
perangkat roda gigi jam tersebut, dan manusia tidak jauh berbeda dibandingkan
bakteri. Jutaan demi jutaan bakteri menjalani kehidupan singkat mereka dengan
bertempur dalam peperangan yang remeh. Mereka tidak berhenti untuk berfikir
bahwa tanpa mekanisme alam semesta, kita semua tidak akan ada. Coba lihat apa
yang dilakukan manusia, mereka saling bunuh demi simpanan uang di bank, yang
tidak akan mereka belanjakan sampai mereka mati.”
_Kiyoshi
Pada suatu malam bersalju tahun 1936, seorang seniman dipukuli hingga
tewas di balik pintu studionya yang terkunci di Tokyo. Polisi menemukan surat
wasiat aneh yang memaparkan rencananya untuk menciptakan Azoth, sang wanita
sempurna, dari potongan-potongan tubuh para wanita muda kerabatnya. Tak lama
sesudah itu, putri tertuanya dibunuh. Lalu putri-putrinya yang lain serta
keponakan-keponakan perempuannya tiba-tiba menghilang. Satu per satu mayat
mereka yang termutilasi ditemukan, semua dikubur sesuai dengan prinsip
astrologis yang diuraikan sang seniman.
Pembantaian misterius itu mengguncang Jepang, menyibukkan pihak
berwenang dan para detektif amatir, namun tirai misteri tetap tak terpecahkan
selama lebih 40 tahun. Lalu pada suatu hari di tanun 1979, sebuah dokumen
diserahkan kepada Kiyoshi Mitarai, seorang astrolog, peramal nasib, dan
detektif eksentrik oleh seorang perempuan bernama Mrs. Lida yang menyatakan
bahwa ayahnya terlibat dalam kasus Pembunuhan Zodiak. Dengan didampingi Dr.
Watson versinya sendiri, seorang ilustrator dan penggemar kisah detektif,
Kazumi Ishioka, dia mulai melacak jejak pelaku Pembunuhan Zodiak serta pencipta
Azoth yang bagaikan lenyap ditelan bumi.
“Kebanyakan pria terobsesi dengan pemikiran
bahwa semua wanita harus patuh dan tak berdaya. Apakah itu adil?”
_Kiyoshi
Lama...
Sudah sangat lama saya tidak membaca buku-buku karangan penulis Jepang lagi!
Pas ngelihat Danny ngereview buku ini di blognya saya langsung minta pinjem
>.<
Khas
tulisan penulis Jepang si, di buku ini ada seorang tokoh yang pernah atau masih
mengalami depresi dan ada seorang tokoh yang akhirnya mati bunuh diri. Tapi
tentunya hal itu yang membuat buku-buku Jepang menjadi menarik, setidaknya bagi
saya pencinta cerita kelam dan sad story.
Di
awal buku ini kita langsung di sajikan “surat wasiat” Sang Seniman yang
memaparkan rencananya untuk membuat Azoth. Membaca bagian ini lumayan ngeri
untuk saya, ketika memasuki pemikiran Sang Seniman yang tertuang dalam suratnya
itu, otak saya otomatis memproyeksikan tindakan-tindakan yang akan ia lakukan
untuk menciptakan Azoth. Sukses membuat saya bermimpi buruk. Meskipun levelnya
tidak seseram novel-novel misteri Jepang lainnya yang proses berdarah-darahnya
membuat mual~
Kemudian
cerita ini bergulir empat puluh tahun kemudian di kantor Kiyoshi, dimana ia dan
Kazumi “menceritakan” kepada kita tentang kasus Pembunuhan Zodiak ini dan
teori-teori yang dipaparkan oleh orang-orang selama empat puluh tahun. Pada
bagian ini kita dibawa serta untuk menganalisa misteri tersebut dan menyaksikan
tokoh-tokoh di dalamnya memutar otak dan mengemukakan teorinya sendiri. Kemudian
dokumen yang diserahkan kepada Kiyoshi dipaparkan kepada kita, sebagaian kecil dari
misteri ini pun telah terpecahkan. Lalu kita diajak berjalan-jalan ke Kyoto
untuk menyelesaikan kasus ini... Ceritanya bagi saya lumayan simple.
Yang
membuat gregetan pada buku ini adalah tantangan penulis kepada kita untuk
membongkar misteri tersebut sebelum Kiyoshi mengungkapkan pelakunya. Sialnya,
saya punya kecurigaan tentang pelaku dan motif dari tindakannya tersebut tetapi
sama sekali tidak memiliki bayangan bagaimana ia melaksanakan pembunuhan zodiak
itu. Cukup membuat frustasi dan sayapun harus mengaku kalah, saya tidak bisa
menutup buku ini sebelum mengatahui bagaimana trik sulap dan ilusi Pembunuh
Zodiak ini bekerja. Ya dan tragedi yang dia kisahkan cukup membuat miris hati~
“Kau mungkin tidak menyadarinya, tetapi aku
menyukai gaya hidupku yang sekarang. Aku tidak ingin diganggu orang. Lihat apa
yang kulakukan sekarang. Aku bisa tidur selarut mungkin. Aku bisa bersantai
dengan piamaku kapan pun aku mau. Aku bisa menghabiskan waktu untuk mempelajari
apa pun yang kuminati. Aku hanya menerima klien yang aku sukai; aku tidak perlu
berkompromi. Bagiku semua hal itu sangat berharga. Aku tidak mengubah apa pun.
Dan aku bisa mengatasi rasa kesepian yang mungkin kurasakan karena kau ada di
sini!”
_Kiyoshi