Matilda
March 18, 2013
Matilda
By Roald Dahl
Copyright @ Roald Dahl Nominee Ltd, 1988
Ilustration copyright @ Quentin Blake, 1988
All rights reserved
Matilda
Alih bahasa: Agus Setiadi
Hak cipta terjemahan Bahasa Indonesia :
PT Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan pertamakali oleh:
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, September 1991
Cetakan ketujuh: Agustus 2010
264 hlm; 20cm
“Anak-anak tidak selalu serius terus seperti
orang dewasa. Anak-anak suka tertawa.”
_Matilda
Matilda yang sedang asik membaca |
Tapi
sayangnya orangtuanya menganggap dia hanya seperti ketombe yang menjengkelkan.
Mereka selalu mengata-ngatainya. Ia dikatakan berisik dan banyak omong! Bagi
mereka seharusnya anak kecil, terutama anak kecil perempuan, hanya boleh
kelihatan saja, sementara suaranya tidak boleh terdengar. Hal itu menyebabkan
Matilda memutuskan untuk mengurus dirinya sendiri.
Ketika
“diserang” Miss Truncbull, kepala sekolahnya yang amat sangat kejam, dia baru
sadar ternyata dirinya punya kekuatan supernatural. Kekuatannya itu dia
pergunakan untuk menyelamatkan sekolahnya terutama guru kesayangannya, Miss
Honey, dari tiran Miss Truncbull.
Matilda & Miss Honey |
Bagaimana
dengan orangtua Matilda? Bisakah mereka mencintai dan memahami kecerdasannya?
Akhinya
saya menamatkan lagi Matilda untuk yang... errrr... seribu kalinya mungkin ._.
Dan kali ini saya akhinya meresensinya juga ^^ Saya suka sekali tokoh Matilda
ini. Kecintaannya pada buku mengingatkan saya pada diri sendiri, tentunya tanpa
orangtua yang tidak mendukung. Lebih beruntung dari Matilda, orangtua saya
sangat mendukung kegemaran saya membaca buku. Dari kecil saya sudah dimanjakan
dengan buku-buku. ..
Sebenarnya
saya kurang nyaman dengan kekerasan yang terdapat pada buku ini. Saya tidak
bisa membayangkan seorang guru bertindak sejahat itu pada murid-murinya. Tapi
di zaman sekarang apa si yang tidak mungkin? Ibu membunuh anak dan suaminya, ayah
membunuh anak dan istrinya, anak membunuh orantuanya, dan banyak lagi kekerasan
yang terjadi. Jadi ya kejadian di buku ini tentu saja bisa terjadi... Tapi
untuk bacaan anak-anak? Saya rasa pas membaca buku ini, sebaiknya anak-anak
didampingi oleh orangtuanya.
Selain
kekerasan di dalamnya, buku ini sudah membuat saya jatuh cinta sejak
berumur lima tahun!!! Sedari dulu saya membayangkan berotak cerdas dan memiliki kemampuan menggerakkan barang-barang sepertinya. Sayangnya buku ku
dulu sudah lenyap entah dimana atau mungkin sudah habis ku gunting-gunting ._. Barulah
pada tahun 2011 saya membeli sekotak Roald Dahl komplit.
“Kaum lelaki memang tidak selalu sepintar
anggapan mereka sendiri. Itu akan kau ketahui jika kau nanti sudah agak lebih
besar, anakku.”
3 Comments
Wah kalau saya belum pernah membacanya, tapi cerita Matilda ini pernah saya tonton di tv, saya nonton sampe dua kali, gak bosen. Apalagi tokoh kepala sekolah yang jahat itu digambarkan sangat luar biasa, berbadan gede banget dengan muka sangar dan tenaga kuat, sedangkan gurunya sendiri justru seorang guru penyanyang dan sangat lembut. Keren Dwee :)
ReplyDeleteaku suka filmnyaaa..... >,<
ReplyDeleteMbak Marchia & Dongeng Denu: Ia filmnya bagus ^^ Gak bosan di nonton berapa kalipun ^^
ReplyDeleteSaya si lagi pengen banget bisa nonton musikalnya >.<
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.