Manusia Pengumpul Cinta
March 14, 2013
Mari kuperkenalkan dengannya...
Sehari-hari ia bangun dengan sebuah kekosongan di dadanya. Ada lubang besar di sana. Menganga hitam meminta makan.
Setiap hari pula ia keluar rumah dengan satu tekad; mengisi kekosongan itu!
Di menebar senyum sebatas mulut dan keramahan sebatas ucapan di mana-mana.
Di setiap sudut yang ia jumpai,
di setiap kelokan,
dan di setiap jalan yang ia lalui.
Ia tak malu mengemis,
memungut,
merampas,
menjarah dan merampok,
demi rasa puas dan dada yang tersumpal.
Dan setiap malam ia akan pulang dengan puas.
Lubangnya tertutup.
Satu hari telah ia lalui lagi.
Tapi seperti menampung air di ember yang bocor,
perlahan dada itu kembali berlubang.
Semakin besar dan besar,
hingga ketika ia bangun keesokan harinya,
ia akan mengulang sebuah pola yang persis sama.
Mari ku perkenalkan kau dengannya,
manusia pengumpul cinta....
Sehari-hari ia bangun dengan sebuah kekosongan di dadanya. Ada lubang besar di sana. Menganga hitam meminta makan.
Setiap hari pula ia keluar rumah dengan satu tekad; mengisi kekosongan itu!
Di menebar senyum sebatas mulut dan keramahan sebatas ucapan di mana-mana.
Di setiap sudut yang ia jumpai,
di setiap kelokan,
dan di setiap jalan yang ia lalui.
Ia tak malu mengemis,
memungut,
merampas,
menjarah dan merampok,
demi rasa puas dan dada yang tersumpal.
Dan setiap malam ia akan pulang dengan puas.
Lubangnya tertutup.
Satu hari telah ia lalui lagi.
Tapi seperti menampung air di ember yang bocor,
perlahan dada itu kembali berlubang.
Semakin besar dan besar,
hingga ketika ia bangun keesokan harinya,
ia akan mengulang sebuah pola yang persis sama.
Mari ku perkenalkan kau dengannya,
manusia pengumpul cinta....
Makassar, Rabu 20 Februari 2013
1.49am
12 Comments
blog walking.....
ReplyDeleteMaksudnya Tukang 'ngobal' Dweedy ??
ReplyDeleteEeeh gombal maksudnya hihi :)
ReplyDeleteSipp :)
ReplyDeleteSaya manusia pengumpul cinta juga lho hehehe
ReplyDelete(~~,) >> paling bingung kalo memaknai puisi. btw, sudah Akoh follow ya blognya tuh. Hehehe...
ReplyDeleteaduh, saya mengartikan tulisan ini dengan bahasa saya sendiri. tamparan keras saudara-saudara!
ReplyDeleteAduh, nusuk bangett
ReplyDeleteyang lain komentarnya hebat-hebat, saya malah ga ngerti puisi,hehe..
ReplyDeletekunjungan silaturahmi aja ya, salam kenal.
saya kurang mba, jujur sama tulisan ini,
ReplyDeleteditambahi soundtrack The Script - The Man Who Can't Be Moved pas banget inih... :D
ReplyDeleteDewi: Terimakasi sudah mampir ^^
ReplyDeleteMbak Marchia: Ehmmm bukan mbak ._.
Nasirullah: Sipp!!!
Max Manroe: Serius? "Pengumpul Cinta" seperti yang saya gambarkan di atas? :O Saya tidak menyukai manusia-manusia seperti mereka ._.V
Cerita Anak: Meskipun sulit di pahami tapi puisi seperti bernyanyikan?!! ^^ Seperti musik yang mengalun indah...
Fitriii: Mencintai mereka? :o hayooo sepertinya salah memaknai puisiku :p
tjuandha: Akhirnya... Ada yang memahami apa yang ingin saya sampaikan dari puisi ini >.<
Uciel: Nusuknya berdarah gak mbak? :p heheeh
Al Ghifari: Salam kenal juga ^^ Mkasih sudah mampir :)
Andy: Maksudnya mas? Maaf saya kurang ngerti...
dhan: Belum dengar lagunya >.< *brb download*
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.