City of Lost Soul

March 27, 2013




City of Lost Souls
By Cassandra Clare
Copyright @2012, Cassandra Clare
Desain Sampul: Russel Gordon
All rights reserved

City of Lost Soul
Penerjemah: Melody Violine
Penyunting: Widyawati Oktavia
Pemeriksa aksara: Meda Satria
Pewajah isi: Husni Kamal – Ufukreatif Design

Hak terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia
ada pada PT. Ufuk Publishing House

Penerbit Ufuk Fiction
PT. Ufuk Publishing House

“Mungkin, kau mau mempertimbangkan baik-buruknya memburu temanmu ini. Karena sebagaimana yang sering kali terjadi pada sesuatu yang berharga dan hilang, ketika kau menemukannya lagi, mungkin dia tidak benar-benar seperti saat kau meninggalkannya.”
_Ratu Selie

Iblis Lilith telah dihancurkan dan Jace dibebaskan. Tapi, ketika para Pemburu Bayangan muncul, mereka hanya menemukan darah dan pecahan kaca. Jace hilang. Juga pemuda yang Clary benci: Sebastian kakaknya, yang bertekad menekuk lutut para Pemburu Bayangan. Kunci pun tidak bisa melacak keberadaan keduanya.

Namun, Jace tidak bisa berada jauh dari Clary. Ketika mereka bertemu kembali, Clary mengungkap kengerian dari sihir Lilith, Jace dan Sebastian kini saling terikat, dan Jace menjadi pelayan kejahatan. Kunci bertekad menghancurkan Sebastian, tetapi mustahil melukai salah seorang di antara kedua pemuda itu tanpa menghancurkan seorang lagi.

Clary akhirnya menantang bahaya seorang diri. Apabila kalah, dia tidak hanya akan kehilangan nyawa, tetapi juga jiwa Jace. Clary rela melakukan apa pun demi Jace, tetapi apakah dia masih bisa mempercayai Jace? Atau apakah Jace telah benar-benar tak terselamatkan? Resiko apa yang terlalu berat, bahkan demi cinta?

“Dia masih mencintaimu. Kau adalah pusat perputaran dunianya. Itu tidak berubah.”
_Saudara Zachariah
*****

Butuh perjuangan untuk mendapatkan buku ini, hinggah sekarang buku ini tidak terdapat di toko buku mana pun di Makassar, saya terpaksa membelinya secara online karena sudah sangat penasaran dengan kelanjutan dari City of Fallen Angels ini...

Di City of Lost Soul, Jace ku kembali >.< Tidak semenyebalkan waktu di City of Fallen Angels lagi! Meskipun begitu, hati ini sudah kepincut dengan Simon semenjak di Fallen Angels :p Jadi yah meskipun Jace telah “kembali” saya tidak mencintainya seperti di tiga buku sebelumnya (City of Bones, City of Ashes, & City of Glass).

Di buku ini tetap saja saya tidak bisa menyukai karakter utama, si martir Clary -_______-“ Bagi saya dia tetaplah sosok perempuan merepotkan dengan obsesi menjadi martir! Tapi berhubung karakter tokoh perempuan lainnya di serial ini hebat-hebat, selain Clary tentu saja, saya tetap menjadi pembaca setia serial The Mortal Instruments ini ^^ I’m shadowhunter  yeah...

City of Lost sendiri lebih banya menceritakan kisah cinta...

Kisah cinta antara Simon & Izzy;
“Simon?”
“Yeah.”
“Kau datang. Aku kira kau tidak akan datang.”
“Tentu saja aku datang.”
“Maaf aku ketiduran.”
“Tidak apa-apa. Bahkan kalaupun kau hanya ingin aku datang dan memelukmu saat tidur, aku pasti datang.”

Antara Jordan & Maia;
“Aku tidak mau cuma menjadi temanmu. Aku cinta kau, Maia. Aku mencintaimu. Selalu cinta. Aku akan selalu cinta. Cuma menjadi temanmu bisa membunuhku.”

Dan Magnus & Alec;
“Dengan lembut Magnus berkata, dalam bahasa tempat ia dilahirkan, ‘Aku cinta kamu.’
‘Apa artinya?’ tanya Alec karena Magnus bicara dalam bahasa yang asing baginya.
‘Artinya aku mencintaimu. Bukan berarti itu mengubah keadaan.’

Cassandra Clare membuat kita mendesah, kesal, tertawa, dan sekaligus geregetan di bukunya kali ini... Ah juga bertanya-tanya, siapakah saudara Zachariah itu? Mungkinkah dia Will Herondale?!! >.< (Kisah Will Herondale sendiri bisa di baca di prequel serial ini, The Infernal Devices)

“Kau tahu banyak tentang keluarga Herondale,” ujarnya. “Dan di antara semua Saudara Hening, sepertinya kau yang paling manusiawi. Kebanyakan di antara mereka tidak pernah menunjukkan emosi. Mereka seperi patung. Tapi, kau seperti punya perasaan. Kauingat kehidupanmu.”

“Menjadi Saudara Hening adalah kehidupan, Clary Fray. Tapi, jika maksudmu aku ingat kehidupanku sebelum bersama Persaudaraan, aku ingat.”

Clary menarik nafas dalam. “Kau pernah jatuh cinta? Sebelum bersama Persaudaraan? Apakah pernah ada orang-orang yang demi mereka kau rela mati?”

“Dua orang,” kata Saudara Zachariah. “Ada kenangan-kenangan yang tidak bisa dihapus oleh waktu, Clarissa. Tanyakan kepada temanmu Magnus Bane, jika kau tidak percaya kepadaku. Waktu selamanya pun tidak membuat kehilangan terlupakan, hanya menjadi tertahankan.”

Untuk terjemahan, saya mau protes dengan Ufuk! Banyak terjemahan kata yang digunakan bukanlah kata-kata yang umum dipergunakan, sehingga untuk mengerti artinya saya harus membuka kamus (sayangnya saya lupa mencatat kata-kata aneh apa saja yang terdapat pada buku ini)

Btw untuk buku-buku sebelumnya, jika saya membacanya ulang, saya janji bakalan membuat resensinya juga ^^

You Might Also Like

4 Comments

  1. lagi-lagi masalahnya soal terjemahan yak? -___-

    ayo, bikin ripiu buku-buku sebelumnya jugah. :D

    ReplyDelete
  2. Vaan: Ia ._. padahal buku-buku ufuk bagus >.< terjemahannya ajalah yang perlu diperbaiki ^^
    Hihihi ia :p nantilah kalo kepengen baca lagi :p

    ReplyDelete
  3. wah wah wah. aku penasaran apa bener saudara zachariah itu will? aaaaa jangan sampe :( kalau itu will berarti will malang banget dong nasibnya. aku belum baca city of lost soul soalnya lg baca clockwork prince, dan disini kehidupan will ga berjalan mulus :( hem

    ReplyDelete
  4. Dyah Ayu: Sepertinya si begitu Yu >.< Will melow bangetlah pokoknya di Clocwork Prince~

    ReplyDelete

Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.