The Scarecrow and His Servant
By Philip Pullman
Copyright @ 2004 by Philip Pullman
Illustrations copyright @ 2004
by Peter Bailey
All rights reserved
Si Boneka Jerami dan Pelayannya
Alih bahasa: Dibyareswari U.P.
Editor: Wulan Kusumawardhani & Meilia
Desain dan ilustrasi cover oleh: Martin Dima
Hak cipta terjemahan Indonesia:
PT Gramedia Pustaka Utama
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
anggota IKAPI
Desember 2009
200 hlm; 20 cm
“Jangan bersedih! Hidup dan harapan, kau
tahu! Hidup dan harapan!”
_Tuan Boneka Jerami
Mr.
Pandolfo tua, yang sedang kurang enak badan, memutuskan sudah saatnya membuat
sebuah boneka jerami. Burung-burung sangat menyulitkannya. Selain itu, rematik
menyulitkannya, para prajurit menyulitkannya, cuaca menyulitkannya, dan para
sepupu menyulitkannya. Semua masalah sudah terlalu menyulitkannya.
Karena
dia tidak bisa melakukan apa-apa pada rematiknya, atau para prajurit, atau
cuaca, atau para sepupunya yang merupakan masalah terbesar. Keluarganya sangat
besar, keluarga Buffaloni, dan mereka ingin menguasai tanahnya dan mengalihkan
semua mata air dan sungai, dan menguras semua sumur, dan membangun sebuah pabrik
untuk membuat obat pembasmi hama dan racun dan insektisida.
Semua
masalah itu terlalu besar untuk dihadapi Mr. Pandolfo yang sudah tua, tapi dia
pikir setidaknya ada yang bisa dilakukan terhadap burung-burung. Jadi dia
membuat boneka jerami yang bagus, dengan lobak padat besar sebagai kepala dan
sapu yang kokoh sebagai tulang belakang, serta memakaikan setelan wol tua dan
mengisinya dengan jerami. Kemudian ia menyelipkan sepucuk surat pendek di
dalamnya, membungkusnya dengan kain minyak agar aman.
“Sudah
jadi,” katanya. “Sekarang ingatlah tugasmu dan ingatlah tempat kau berada.
Jadilah boneka jerami yang santun, berani, terhormat, dan baik hati. Dan
membawa banyak keberuntungan.”
Dia
menancapkan boneka jerami di tengah ladang gandum, dan pulang ke rumah untuk
merebahkan diri karena merasa tidak enak badan.
Malamnya,
petani lain datang dan mencuri boneka jerami itu, dia terlalu malas untuk
membuat boneka jerami sendiri, Malam berikutnya, orang lain datang dan mencuri
boneka jerami itu lagi.
Sedikit
demi sedikit, boneka jerami berpindah dari tempat dia dibuat, dan dia menjadi
semakin compang-camping dan sobek-sobek, dan akhirnya penampilannya tidak
sebagus seperti saat dibuat oleh Mr. Pandolfo. Dia berdiri di tengah ladang
berlumpur dan tetap berada di sana.
Hingga
pada suatu malam, hujan badai menerpa. Petir menyambar boneka jerami, dan
tahu-tahu boneka itu hidup!
Maka
dimulailah kisah si boneka jerami, yang meski berotak kacang polong, namun
punya ide-ide cemerlang. Ia bertemu Jack, anak laki-laki yang setia
menemaninya. Berbagai petualangan seru mereka alami: bertemu gerombolan
perampok, terombang-ambing di laut, menghindari akal-akalan keluarga Buffaloni.
Tujuan mereka adalah Spring Valley, tempat menakjubkan yang tertulis di hati si
boneka jerami.....
“Oh, Jack,” bisik si boneka jerami, “Aku
tidak akan lama lagi di dunia ini!”
“Bergembiralah, Tuan, ini bisa lebih buruk.
Anda di tempat tidurmu sendiri, di rumahmu sendiri, di tanah pertanianmu
sendiri, padahal anda bisa saja tertancap di tanah berlumpur, terbaring di
antara serpihan di medan pertempuran, atau terapung di laut di makan ikan”
*****
Buku
ini kutemukan di tumpukan buku yang sedang Carrefour diskon. Tertarik dengan
iming-iming “Only Rp10000” saya mendatangi tumpukan itu, tapi saya seketika
kecewa, setelah dari dekat saya bisa melihat bahwa buku-buku yang didiskon itu kebanyakan
adalah buku-buku masakan dan komputer. Entah mungkin karena naluri, saya tetap
saja kekeuh mengaduk-aduk tumpukan buku itu, dan violaaaa... bagaikan menemukan
harta karun saya menemukan buku ini. Saya tertarik pada ilustrasi covernya dan
saat membaca sinopsis di belakangnya saya sudah sangat ingin membaca buku ini,
dan memang si kebetulan saya pencinta buku-buku yang diperuntukkan untuk
anak-anak.
Oh
ia, saat membaca nama pengarangnya, Philip Pullman, ingatan saya tergelitik,
rasanya nama pengarang ini cukup familiar, tapi saya tidak bisa mengingat sama
sekali tentang pengarang ini atau buku yang pernah ia tulis, kecuali tentu saja
buku yang sedang saya pegang saat itu.
Setibanya
di rumah, saya langsung membuka segel buku ini dan langsung membuka halaman
terakhir, untuk membaca biografi Si Penulis. Dan aha! Taulah saya bahwa Philip
Pullman adalah penulis trilogi Golden Compas, salah satu buku serial fantasi
favoritku >.<
Eh,
kira-kira ada yang tahu apakah Gramedia akan menerbitkan ulang trilogi Golden
Compas? Atau mungkin ada yang berniat menjual bukunya? Tolong hubungi saya
ya!!! >.<
Kembali
ke buku ini (intronya kepanjangan ya :p hehehe).....
Saya
jatuh hati dengan si bocah pelayan, Jack! Bocah yang kehilangan rumah dan
keluarganya akibat perang, yang lebih menghargai makanan dibandingkan emas
permata, yang melayani dengan begitu tulus dan cerdas. Ya, ia sosok yang cerdas
dalam menghadapi “orang-orang dewasa” dan “orang-orang yang berkuasa”.
Saya
tersentuh dengan kepolosan yang terkadang cenderung ke arah kebodohan Si Tuan
Boneka Jerami, harga diri yang tinggi yang ia miliki diimbangi dengan rasa
welas asih yang begitu besar. Sosoknya mengingatkanku pada kanak-kanak yang
karena kepolosannya, memandang dunia ini begitu indah dan setiap sudut adalah
petualangan yang mendebarkan. Karena kepolosan mereka, mereka menganggap semua
mahluk itu baik dan mereka menyimpan kebijakan yang begitu besar. Ahh dan
dimana kau bisa menemukan majikan yang begitu dermawan? Yang rela mengorbankan
kepalanya untuk di makan pelayannya yang sekarat karena kelaparan?
Buku
ini juga mengangkat isu-isu tentang keberlangsungan bumi yang ramah untuk kita
tinggali, yang karena ketamakan manusia perlahan-lahan ia mengalami kerusakan. Juga
buku ini menceritakan bagaimana kekuasaan dan kekayaan sebuah keluarga dapat
mengendalikan hukum. Mereka menumpuk kekayaan dengan merusak suatu daerah,
merusak bumi. Saya langsung teringat keluarga kaya dan berkuasa di sini, di
Indonesia ini.... (_ _”!|) *lirik sinis*