Bahkan Kenangan Memudar
September 27, 2012
"Ketemuka tadi 'A'."
"Oh? Dimana?"
" Di BNI, kerjai tawwa di sana."
"Ohhh..."
Begitu bunyi percakapan singkatku dengan tanteku tadi sore. Dia baru saja bertemu dengan seseorang yang kami kenal. Seorang lelaki yang dulu sering mampir ke rumah ini. Seorang mantan pacarku. Cinta pertamaku.
Aku menyadari bahwa orang yang dulunya begitu penting untukku sekarang bukan siapa-siapa lagi, bukan apa-apa. Aku tidak ambil pusing dengan pekerjaan apa yang ia kerjakan, bagaimana keadaannya, atau hal apapun yang terjadi dalam kehidupannya saat ini. Aku bahkan tidak berniat melanjutkan percakapan tentangnya dengan tanteku, tidak penting. Aku memilih melanjutkan membaca buku Seperti Sungai yang Mengalir karangan Paulo Coelho ini.
Tapi tiba-tiba aku berfikir, betapa apa yang dulunya kita anggap penting, sekarang bukan apa-apa lagi, tidak penting. Bisa saja apa yang kuanggap penting saat ini, suatu saat juga akan menjadi tidak penting lagi. Siapa yang tahu akan masa depan?
Nama lelaki itu dulunya pernah memenuhi buku harianku, sekarang aku hanya mengingat nama panggilannya saja. Dia yang dulu begitu kusayangi sekarang tidak memiliki tempat lagi di duniaku. Dia yang sukses membuatku menangis bermalam-malam ketika berpisah sekarang bahkan wajahnya telah memudar dari ingatanku. Akankah aku mengenalnya saat berpapasan dijalan?
Aku mencoba mengingat rupanya tapi yang muncul dihadapanku malah sosok lelaki lain. Lelaki yang sekarang berada dalam duniaku. Lelaki mentariku. Akankah suatu saat sosok lelaki ini juga memudar dan digantikan oleh lelaki lain?
Kurasa tidak. Jika dia tidak memilih melepasku, dia akan selalu berada dalam dunia ku. Tidak akan memudar~ Itu semua tergantung pilihannya. Toh dia yang akan rugi jika meninggalkan perempuan sepertiku ^^
Mungkin suatu saat kami akan berpapasan di jalan, Makassar toh tidak besar-besar amat, akankah kami saling menyapa? Atau berpura-pura sebagai dua orang yang tidak saling mengenal? Siapa yang tahu?
10 Comments
Tidak akan memudar~ Itu semua tergantung pilihannya. Toh dia yang akan rugi jika meninggalkan perempuan sepertiku ^^
ReplyDeleteHarus begini jadi cewe.... haha
aku suka nih sama blognya..
ReplyDeleteisi blog dan postinganya bagus,dan menarik..:)
jangan lupa untuk terus menulis menulis yaa sob..^_^
oia salam kenal
kalau berkenan silahkan mampir ya ke EPICENTRUM
folloback juga ya buat nambah temen sesama blogger,,tukeran link juga boleh,,makasih..^_^
Blackbox: Hahaha jadi malu :p
ReplyDeleteRizki: Hai salam kenal juga ^^ makasih ya sudah mampir ke sini :) Nanti aku juga mampir ketempatnya deh ^^
saya harap saya memiliki perasaan seperti kak dwi ketika seseorang membicarakan mantan saya :)
ReplyDeleteMeike: Suatu hari pasti akan merasa seperti ini juga :) Untuk sementara nikmati sajalah ^^
Deletecewek ntu gitu ya???
ReplyDeletekalo sudah benci susah banget mbalikinnya..
Rivai: hehe ^^ gak benci sebenarnya :) hanya kehilangan perasaan apapun padanya~ tidak ada sayang maupun benci~
DeleteWhuaaaa...
ReplyDeleteApa yang dulu penting
kini jadi tidak penting lagi.. :')
Salam kenal. Ini kunjungan perdana saya... ^_~
*jabat tangan
paulo coelho siapa yak btw?
ReplyDeleteAine: Ia :) salam kenal juga ^^
ReplyDelete*jabat tangan*
Nima: Paulo Coelho itu penulis :)
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.