
GEORGE'S SECRET KEY TO THE UNIVERSE
by Lucy & Stephen Hawking
Ilustrasion by Garry Parsons
Copyright @ 2007 by Lucy Hawking
All rights reserved
KUNCI RAHASIA GEORGE KE ALAM SEMESTA
Alih bahasa: Andang H. Sutopo
Editor: Widi Lugina
Sampul dikerjakan oleh: Marcel A.W
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, Mei 2009
336 hlm; 21,6 cm
"Ilmu pengetahuan memang menakjubkan dan sangat menarik, dan membantu kita untuk mengerti dunia di sekeliling kita dan semua keajaiban-keajaibannya."
_Eric
Babi tak mungkin lenyap begitu saja, begitu pikir George saat mendapati kandang babinya kosong melompong. Freddy adalah babi peliharaannya yang ia dapatkan sebagai hadiah pada malam Natal yang dingin beberapa tahun yang lalu. Sebuah kotak kardus yang mencicit dan mengendus di temukan di depan rumahnya dengan selembar kertas yang ditempelkan ke kotak kardus tersebut. "Hai semuanya!" bunyi pesan itu. "Selamat Hari Natal! Si kecil ini membutuhkan rumah, bisakah kalian memberinya? Salam sayang nenek."
George sangat bahagia memiliki babi itu. Hadiah-hadiah yang didapatnya dari ibu dan ayahnya tahun itu, seperti biasa, sangat parah. Sebenarnya, apa yang betul-betul diinginkan George, lebih dari segalanya di dunia ini, adalah sebuah komputer. Tapi ia tahu kecil sekali kemungkinan orangtuanya akan membelikannya. Orangtua George tidak menyukai penemuan-penemuan modern dan berusaha sedapat mungkin untuk tidak menggunakan peralatan-peralatan rumah tangga yang umum dipakai. Mereka ingin menjalani kehidupan secara murni dan tradisional, mereka bahkan mencuci pakaian dengan tangan dan tidak memiliki mobil dan menerangi rumah mereka dengan lilin untuk menghindari pemakaian listrik.
Semua itu dirancang untuk memberi George masa pertumbuhan yang alamiah dan lebih baik, bebas dari racun, bahan pengawet, radiasi, dan hal-hal lain yang berpengaruh buruk. Satu-satunya masalah adalah dalam usaha untuk menyingkirkan segala sesuatu yang mungkin bisa berakibat buruk pada George, kedua orangtuanya juga menyingkirkan banyak hal yang bisa menyenangkan baginya. Ibu dan ayah George mungkin bisa menikmati acara tari-tarian tradisional, ikut demonstrasi aktivis lingkungan atau menggiling gandum untuk membuat roti sendiri, tapi George tidak. Dia ingin pergi ke taman hiburan, naik roller coaster, main game komputer, atau pergi naik pesawat terbang ke suatu tempat yang jauh. Tapi, untuk saat ini, dia hanya punya babi.
Dan sekarang babi itu pun telah hilang!
Mencoba tenang, George memeriksa kembali kandang Freddy dan mendapati bahwa dirinya tidak menutup pintu kandang dengan benar. Sungguh gawat bila ia sekali lagi mengacak-acak kebun sayur, menginjak-injak tanaman wortel, mengunyah kubis muda dan memamah bunga-bunga peliharaan Ibu George. Ayah dan Ibu George seorang vegetarian, tapi ia sangat yakin Ibunya akan mengubah Freddy menjadi sosis jika hal itu terjadi lagi. Tapi ternyata hari ini bukan kebun sayur yang Freddy rusak. Lebih gawat, ia menerobos pagar yang membatasi kebun dengan rumah sebelah.
Dalam rangka menemukan Freddy itulah, George jadi berkenalan dengan para tetangga barunya. Annie dan ayahnya yang ilmuan, Eric. Dia menemukan kunci rahasia yang membuka sudut pandang baru baginya dalam melihat dunia. Dari angkasa luar.
Hal itu dikarenakan Eric memiliki komputer paling canggih di dunia, Cosmos yang sangat cerdas, yang bisa berbicara dan membawa George dan teman-temanya ke manapun di dalam Alam Semesta. Tiba-tiba saja George sudah dibawa berjalan-jalan di ruang angkasa yang mahaluas, melewati planet-planet, menembus badai asteroid, ke tepian Sistem Tata Surya kita dan lebih jauh lagi. Sebelumnya, Eric memperingatkan dan menyuruhnya berjanji untuk tidak sekalipun menyebutkan tentang Cosmos kepada orang lain.....
"Ilmu pengetahuan bisa menjadi kekuatan untuk kebaikan, tapi seperti telah kukatakan padaku tadi, bisa juga mengakibatkan kerusakan besar."
_Eric
Sangat disayangkan, George mengingkari janjinya. Dia menyebutkan perihal Cosmos kepada seseorang yang memang telah lama menginginkan Cosmos dan memiliki rencana-rencana jahat yang akan membawa Eric dan George ke dalam bahaya besar.
Dan tahukah kau? Tidak ada yang lebih berbahaya di luar angkasa selain lubang hitam (black hole)....
Mampukah Eric dan George keluar dari kesulitan yang ditimbulkan orang jahat yang menginginkan Cosmos tersebut?
Apakah pada akhirnya George dapat memiliki komputernya sendiri?
Dan bagaimana dengan orangtua George? Maukah mereka sedikit toleran dengan kemajuan ilmu pengetahuan?
Dalam kisah petualangan yang seru dan menegangkan ini banyak dipaparkan fakta ilmiah yang menarik tentang Alam Semesta; Mulai dari Langit Malam, Bulan, Cahaya dan Bintang, Partikel, Galaksi serta Planet-planet di dalamnya, termasuk gagasan-gagasan terbaru tentang lubang hitam dari Stephen Hawking sendiri. Dan senangnya fakta-fakta itu dijelaskan dengan gaya bahasa yang sederhana sehingga lebih mudah dipahami. Berbagai informasi diselipkan di buku ini sehingga memudahkan kita, khususnya anak-anak untuk memahami isi buku ini. Juga terdapat foto-foto berwarna citra-citra sesungguhnya dari luar angkasa. Saya menikmati membaca fakta ilmiah di buku ini dan memahaminya dibandingkan saya membaca buku teks pelajaran fisika.
"Tidak ada yang abadi selamanya, George."
_Eric
Dan beruntungnya saya, membeli buku ini dengan harga hanya sepuluh-ribu-rupiah. Saya menemukannya saat itu di tumpukan buku yang didiskon di Gramedia Taman Anggrek. Lucky me ^^
Sedikit tentang pengarang:
Stephen dan Lucy Hawking adalah ayah dan anak. Lucy Hawking adalah pengarang novel dan penulis untuk banyak surat kabar Inggris. Sedangkan Stephen Hawking adalah Lucasian Profesor of Mathematics
and Theoretical Physics di University of Cambridge. Dia dianggap salah seorang teoretikus fisika paling cemerlang setelah Einstein. Bukunya, A Brief History of Time, merupakan bestseller yang sangat sukses (terjual lebih dari 12 juta eksemplar di seluruh dunia) dan telah diterbitkan dalam lebih dari 30 bahasa.
Buku ini adalah hasil kolaborasi pertama mereka.
Nb: Dari buku ini akhirnya aku tahu mengapa pada Agustus 2006, International Astronomical Union memutuskan untuk tidak lagi menyebut Pluto sebagai planet.