Tentang Sebuah Rumah
November 29, 2011
Aku punya mimpi.
Tentang sebuah rumah di pinggir pantai,
rumahku,
rumah kita.
Tempat dimana kita berpelukan dan berbagi kebersamaan sambil mengagumi senja.
Tempat dimana suara debur ombak yang memecah pantai selayaknya lagu ninabobo yang memandu kita ke negeri mimpi yang indah.
Dan ketika hujan turun, kita berdesakan di depan jendela, memandang tirai air yang terhempas ke jendela dan laut yang bergejolak akibat badai yang mengganas.
Lalu setiap malam-malam cerah yang kita lewati bersama dirumah itu, kita habiskan dengan berjalan bergandengan tangan di bibir pantai, menikmati keheningan dan kemistikan malam. Terkadang ketika bulan mati, kita melihat keatas pada rasi bintang yang berkilauan memenuhi langit laksana permata. Mengagumi kebesaran Sang Pencipta.
Tak lupa ketika purnama, kita duduk dan mengagumi cahaya keperakannya yang terpancarkan kelautan. Bagaikan sosok Artemis yang mengendarai keretanya dengan cepat, meninggalkan siluet cahaya keperakan.
Ada juga saat-saat ketika kau tak bisa menemaniku disini. Mungkin karena ada urusan pekerjaan yang menyita waktu mu dan mengharuskan mu bekerja hingga larut. Jika itu terjadi, aku dapat menyusuri pantai seorang diri, menikmati kesendirian dan berbisik pada laut tentang Sang Pemilik Rindu.
Aku selalu merasa, laut adalah tempat dimana jiwa-jiwa yang merindu berkumpul, terpanggil untuk mencari sosok-Nya, dan menemukan kedamaian.
Yeah sayang... Aku punya mimpi. Tentang rumah yang akan kita miliki.
_Selasa 1 Februari 2011, 2.05pm
*Ilustrasi diambil di sini
2 Comments
mimpinya manis, tapi emang gak kesepian mbak cuma hidup bedua dong, hehe...
ReplyDeletesalam kenal :)
Hendra: Ya gak hidup berdua saja si :) Salam kenal juga ya
ReplyDeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.