Flash Back

October 07, 2011

Di titik ini pertama kali kita bertemu. Mungkin sebuah takdir, jalan yang  kita lalui bersinggungan. Ketika itu mobil yang masing-masing kita kendarai berpapasan. Mata kita bertemu. Saat itu aku merasa mengenalmu, sepersekian detik saat pertemuan itu, kau tersenyum, aku hanya memandangimu.

Kemudian dipersimpangan itu, takdir mempertemukan kita kembali. Kau menghentikan mobil mu ketika melihatku sedang mengalami kesusahan dengan mobilku. Kau menyapa dan menawarkan bantuan juga pertemanan. Aku menerima uluran tanganmu.

Lalu pertemuan-pertemuan berikutnya membuat kita semakin dekat. Dan tanpa kusadari kapan mulainya, kita telah mengendarai mobil yang sama di perjalanan yang sama. Selama perjalanan itu, kita saling berbagi masa lalu. Kau pun mengenalku lebih dari siapapun, dan aku pun begitu. Tak kuasa perasaan ku berkembang. Aku mencintai kebersaamaan kita juga dirimu. Mungkin tidak seperti dirimu, cintamu kepada ku bukanlah cinta yang egois seperti cintaku. Aku ingin terus bersamamu diperjalanan ini dengan mengendarai mobilmu. Aku tidak peduli jika ada perasaan lain yang terluka bahkan jika itu perasaanku, asalkan aku bersamamu.  Aku cuma ingin bahagia denganmu, persetan dengan yang lainnya. Fikirku, bersama, kita dapat menghadapi rintangan diperjalanan ini. Tapi kau tidak berfikir seperti itu. Kau terlalu mencintaiku, tidak ingin seujung jariku pun terluka. Tidakkah kau tahu aku bukanlah perempuan yang lemah sayang?

Kau menghentikan kendaraan ini disuatu tempat yang terpencil. Kemudian sebuah rumah kau bangunkan untukku. Di tempat ini aku akan aman, katamu. Tidak akan ada manusia-manusia dalam perjalananmu yang akan menemukanku dan melukaiku disini. Kau menginginkan aku berjalan dengan kendaraan ku sendiri dalam perjalanan kita. Rumah ini, biarlah menjadi tempat pertemuan kita. Tempat melepas lelah dan rindu. Setiap tawa, canda, amarah, kekecewaan, dan air mata kita curahkan disini. Kita sepasang kekasih ditempat ini. Hanya ditempat ini. Diluar, kita adalah orang asing.

Saat keadaan semakin memburuk, kau memilih pergi dan tidak pernah menginjakkan kaki lagi ditempat ini. Berkendara dan melaju meninggalkan ku disini. Tempat yang aman untuk ku, katamu. “Aku akan menunggumu.” Kataku saat itu. “Tidak! Jangan tunggu aku, berbahagialah. Aku tak yakin bisa bertahan dibagian perjalanan ini.” Aku cuma bisa memandangmu melaju kencang, menghilang dari hadapanku…

Bagaimana kabarmu saat ini? Aku berusaha mendapatkan informasi tentangmu. Sekelebatan tindakanmu kuketahui. Aku bahagia, karena kau masih ada, masih bertahan dibagian perjalanan yang sulit dan melelahkanmu ini. Aku tak sadar, pencarianku tentangmu, membawa mereka-mereka kepadaku. Membuat mu panik dan dalam usaha untuk menyelamatkanku, membuatmu hampir terbunuh. Maaf…

Tapi hal itu membuatmu, mungkin menyadarkanmu, untuk memintaku menunggumu. “Sedikit lagi, jika aku bertahan, maukah kau menungguku sedikit lagi?” Katamu sebelum kita berpisah…

Sehari…

Sebulan…

Setahun…

Aku menunggu dan terus menunggu… Aku tak memiliki informasi apapun tentangmu. Kau bagai hilang ditelan bumi. Aku takut terjadi sesuatu kepadamu dan aku takut berfikir sesuatu terjadi kepadamu…

Sore itu, dititik segalanya bermula… Dua mobil yang sama pada kondisi yang sama berpapasan. Sepersekian detik, aku memandangmu, kau tersenyum. Terdiam, aku merasa mengenal orang itu…


*Terinspirasi setelah menonton Drama Korea, "City Hunter"

You Might Also Like

10 Comments

  1. itu artinya dia telah memiliki yang lainnya? sedih sekali ceritanya...

    ReplyDelete
  2. Hmmm... Saya sengaja membuat ceritanya "samar" :) Jadi terserah pembacanya mengartikan :)

    ReplyDelete
  3. mbak, ini sekedar cerita fiksi atau kisah nyata?

    ReplyDelete
  4. dan aku tahu,senyum itu masih seperti yang dulu,

    salam kenal...izin follow ya

    ReplyDelete
  5. Rian: Wah... Harusnya penutup kisahnya pake kalimat kamu tuh :) Pas!
    Hehehe... ia salam kenal :)

    ReplyDelete
  6. jaman sekarang kan ada facebook Dwee, mungkin bisa dilacak lewat fb kalo ? ...sorry becanda ... bagus kok ceritanya, bikin penasaran juga, ini ceritamu atau ceritamu :)

    ReplyDelete
  7. Mbak Hany: Hehehe... :D
    Ini cerita saya mbak tapi fiksi kok :p

    ReplyDelete
  8. argh, bagaimana city hunternya?? saya belum nonton,

    cerita yang bagus Dwee..

    ReplyDelete
  9. Meilya: Nonton deh :D lee minho cakep banget disana :p

    ReplyDelete

Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.