Ketika Hari Ibu...

December 22, 2010

IRI. Kata itu bagaikan kabut gelap yang menyelubungiku. Membuatku sesak dan tak bisa bernafas. Perasaan ini mungkin telah lama berada di sudut terjauh hatiku, bersemayam, menunggu waktu yang tepat untuk muncul kepermukaan. Setiap tahun di hari yang sama, tanggal 22 Desember, aku selalu merasakan perasaan ini. Iri...

Aku juga punya ibu dan tidak sepantasnya aku iri. Toh selama hidupnya, Andi' selalu memberikan yang terbaik untukku. Kasih sayangnya yang begitu besar mampu membuat kami menjadi perempuan seperti ini. Hanya saja perasaan negatif ini terus saja menggrogoti ku. Rasanya ada yang hilang, dan saat aku menoleh kesekitarku, semuanya mempersembahkan "sesuatu" untuk ibunya dihari ini.

Aku tahu aku bisa mempersembahkan doa untuk beliau di hari ini. Namun untuk apa??? Andi' telah berada (kalau boleh aku bilang bertahkta) di tempat yang terindah, di sisi Sang Kekasih. Yang bisa kulirihkan hanya rindu...

Apakah aku hanya mencari alasan? Alasan untuk merasa kurang? Alasan untuk tidak bersyukur? Sejujurnya aku tidak tahu.

Hari ini aku bermohon Tuhan, bermohon agar diizinkan dihari ini untuk bersedih, meratap, dan untuk menganggap hari ini sebagai hari berkabung. Hanya hari ini, mungkin cuma beberapa jam, setelah ini, aku akan kembali tertawa lagi. Aku janji.


Kasih ibu, kepada beta...
Tak terhingga sepanjang masa...
Hanya memberi, tak harap kembali.
Bagai sang surya, menyinari dunia...

You Might Also Like

0 Comments

Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.