Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan
November 06, 2010
Karya Tasaroh GK
“Aku bertanya kepadamu tentang nasab lelaki itu di antara kalian. Engkau mengatakan bahwa Muhammad memiliki nasab yang mulia, orang terpandang. Memang demikian. Para nabi yang diutus di tengah-tengah kaumnya selalu berasal dari nasab-nasab yang tinggi.”
“Kemudian aku tanyakan kepadamu apakah ada orang-orang sebelumnya yang telah mengklaim bahwa dirinya adalah seorang nabi? Engkau mengatakan tidak pernah ada. Memang demikian seharusnya seorang nabi. Apabila ada sebelumnya di antara keluarganya yang menyatakan perkataan tersebut, bisa saja Muhammad hanya ikut-ikutan mengklaim dirinya sebagai seorang nabi.”
“Kemudian aku bertanya kepadamu,” lanjut Heraklius. “Apakah ia keturunan raja? Engkau menyatakan, ‘tidak.’ Memang seharusnya begitu. Sebab, sekiranya ada bapak atau kakeknya adalah seorang raja, mungkin saja Muhammad mengucapkan perkataan tersebut hanya ingin mencari kerajaan ataupun kekuasaan nenek moyangnya.”
“Aku kemudian bertanya kepada engkau, apakah sebelum ia mengaku sebagai seorang nabi, kalian menuduhnya berdusta? Engkau menjawab ‘tidak’. Aku sungguh tahu bahwa seorang nabi itu tidak akan pernah berdusta kepada manusia apalagi berdusta atas nama Tuhan.”
“Aku bertanya kepadamu tentang pengikut-pengikutnya. Apakah pengikutnya itu adalah pembesar-pembesar dan pejabat? Engkau menjawab bahwa pengikutnya adalah orang-orang lemah dan miskin. Sejak dahulu, memang begitu para nabi. Pengikut mereka berasal dari kalangan orang-orang lemah dan miskin.”
“Kemudian aku bertanya apakah pengikut Muhammad semakin bertambah atau berkurang, dan engkau memastikan pengikutnya semakin bertambah. Memang seperti itu pengikut para nabi. Mereka akan semakin bertambah dan bertambah terus sampai menjadi sempurna.”
“Aku bertanya apakah ada di antara mereka yang keluar dari agama Muhammad karena membenci agamanya? Engkau katakan, ‘tidak’. Seperti itulah iman. Kalau sudah bersatu dengan hati, dia tidak akan bisa keluar lagi.”
“Aku tanyakan pada engkau, apakah dia pernah berkhianat? Engkau menyatakan tidak. Demikianlah para Rasul-rasul Allah. Mereka tidak ada yang pernah berkhianat.”
“Aku menanyakan kepadamu apa yang dia perintahkan kepada kalian? Engkau berkata bahwa dia memerintahkan untuk beribadah kepada Allah semata dan melarang kalian untuk melakukan perbuatan menyekutukan Tuhan. Dia pun mengajak kalian untuk melaksanakan ibadah shalat, bersikap jujur, bersikap penuh kehomatan, dan menyambung silaturahmi.”
“Jika yang engkau terangkan itu betul semuanya, niscaya dia akan memerintah sampai ke tempat kedua telapak kakiku ini berpijak.”
...
Ini adalah kisah seorang pemimpin
paling berpengaruh sepanjang
sejarah manusia.
Ini adalah cerita tentang permulaan
sebuah ajaran yang paling
disalahpahami di muka bumi ini.
Ini adalah sebuah titian perjalanan
setiap manusia spiritual berbagai
agama untuk menemukan Dia yang Dijanjikan.
Kashva mencari dia yang oleh Zardusht disebut Astvat-ereta, oleh Yohanes Pembabtis dipuji begitu mulia, oleh ayat-ayat suci Kuntap Sukt dipanggil Mamah Rishi, oleh sang Buddha dipanggil Maitreya, dan oleh dirinya dijuluki Sang Penggenggam Hujan. Hingga pada waktunya, Kashva dihadapkan pada sebuah pertanyaan: benarkah dia sudah bertemu dengan Dia yang Dijanjikan ataukah tengah menipu diri sendiri dan tak menemukan apa-apa setelah perjalanan panjang yang demikian melelahkan?
Telah lama sebenarnya saya melihat buku ini terpajang di Gramedia tapi hati masih urung membelinya. Kemudian saat kembali berkunjung ke Gramedia, saya kembali melihatnya terpajang di atas rak, saya mengambilnya dan membaca ringkasan ceritanya, menarik, tapi saat itu saya tidak memiliki uang, hanya sekedar berkunjung. Lalu mulailah terdengar desas-desus kehebatan buku ini dari orang-orang yang saya percayai bisa atau sepaham dengan saya dalam menilai buku bagus, saya geregetan ingin membacanya. Sayang saat itu saya tidak memiliki uang bahkan untuk ke kampus pun harus meminjam. Sedangkan untuk memimjam buku itu? Saya tidak sabar menunggu si pemilik buku selesai membacanya, terlalu lama. Untunglah tiba-tiba saya mendapatkan rejeki yang lumayan, seakan Tuhan merestuiku wajib memiliki buku ini.
Telah lama juga sebenarnya saya menyelesaikan membaca buku ini. Keinginan untuk mengepostnya telah sering kurasakan tapi otak rasanya tidak mampu merangkai kata menjadi tulisan yang utuh, hingga sekarang.
Buku ini sangat bagus menurut saya, begitu sempurna menggambarkan Rasulullah. Rasanya membaca buku ini membuat kita dekat dan memahami nabi Muhammad saw. Meskipun saya agak bingung dengan nasib beberapa tokoh yang hingga buku ini selesai tidak jelas bagaimana nasibnya. Ataukah saya yang kurang teliti membacanya? Bagaimana nasib Astu? Siapa sebenarnya Elyas itu? Bagaimana menurut teman yang sudah membacanya?
2 Comments
aku dah beli lama.. sampai sekarang belum habis.. hm... semangan melanjutkan lagi..
ReplyDeletebaca sampai tuntas, habis itu kita diskusi, sebenarnya gimana nasip Astu? dan siapa Elyas itu?
ReplyDeleteTerimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.