Kau memberikanku harapan atas hidup ini...
Ingatkah kau saat kita pertamakali bertemu? Saat itu aku masih kelas 2 SMA. Kita bertemu di rumah ku, kau datang untuk bertemu kakak ku. Ya, kau teman kakak ku. Aku sempat geli melihat mu, kakak ku pernah bercerita kalau kau bisa sedikit-sedikit mengajari ku fotografi, dalam bayangan ku, kau lelaki yang tinggi besar, berewok, dan gondrong, ya tipikal fotografer yang selama ini ku lihat. Nyatanya? Kau berbeda 180 derajat dari bayangan ku. Kau itu pendek dan terlihat seperti anak-anak.

Lalu ingatkah kau saat kita ke pulau Barranglompo? Dimana kita menatap angkasa dan menghitung bintang jatuh? Kuakui disanalah benih-benih cinta mulai muncul.
Saat itu kita tidak pernah menyangka hubungan kita akan seperti ini. Kau memiliki seseorang di sana dan akupun masih dibayang-bayangi hubungan yang tak pasti. Lalu semuanya terjadi... Aku menginginkan kau memilih. Aku merasa sangat egois saat itu. Aku benci diriku saat itu. Rasanya aku wanita yang jahat, sangat jahat. Hingga sekarang aku tidak berani menatap wajahnya. Kau ingat saat kita bertemu dengannya di suatu pusat perbelanjaan ? Dimana aku segera kabur dan meninggalkan kau berbicara dengannya? Sejujurnya aku takut menatapnya. Takut melihat dimatanya masih ada cinta untuk mu. Takut melihat kebencian saat ia menatap ku. Bagaimanapun aku orang ketiga di sini. Aku merebutmu darinya. Bisakah dia memaafkan ku? Kau bilang dia orang yang baik tapi, bukankah itu membuat semuanya semakin buruk? Mungkin lebih mudah bila seandainya dia orang yang jahat.
Ulangtahun ku yang ke-17, kau datang membawakan ku hadiah, sebuah kotak snoopy berwarna putih yang didalamnya ada baju kaos biru dan jam weker berwarna pink. Lalu kita pergi nonton berdua bukan? Kita menonton Rattatoe. Padahal saat itu aku bertekad menjauhi mu. Aku sepenuhnya sadar saat itu kau milik orang lain. Tapi bukankah kau ngotot saat itu? Terus menemuiku terus mencariku. Aku luluh. Tidak peduli lagi. Tepat tanggal 25 Agustus 3 tahun yang lalu akhirnya kita jadian...
Ada beberapan kejadian sebelum itu; Kebodohan kita saat pertama kali janjian ke Mall Ratu Indah. Dengan dalih minta tolong digambarkan? Akuilah... ada motif terselubung disitu bukan? Ya kan? :p Dan kenangan-kenangan lain sebelum kita jadian. Ingat kita bersama Mane’ berjalan kaki pulang dari Marie ke Hati Senang? Saat menyebrang jalan kau menggenggam tangan ku? Ingatkah kau dengan hadiah pertama mu untuk ku? Coklat cadburry dan buku-buku?

Tahun baru pertama kita, kita merayakannya di rumah bersama kakak ku dan teman-temannya. Kita menonton film bersama.
Valentine pertama kita, kau membelikanku buku lanjutan Laskar Pelangi; Sang Pemimpi dan Edensor juga coklat dan setangkai bunga mawar. Sudah ku bilang bukan? Ini tahun pengenalan kita dan hal-hal bahagia dan romantis banyak terjadi.
Tepat pukul 12.00 am saat ulang tahun ku yang ke-18 kau datang membawakanku kue tart. Aku speechless. Sehingga hanya mengambil kue tersebut lalu menutup pintu. Aku bodoh bukan? Kuharap kau tidak kecewa saat itu. Aku bukannya tidak senang, aku bahagia. Hanya saja saking bahagianya aku tak tahu harus melakukan apa.
Akhirnya hubungan kitapun berusia satu tahun... Kita lebih mengenal satu sama lain, kita belajar saling memahami, saling mengerti. Kita mulai bertengkar tetapi tidak sering, hanya sesekali.
Aku mulai masuk kuliah. Aku belajar beradaptasi dengan lingkungan baru ku. Apa yang terjadi saat-saat itu? Memori ku agak mengabur disini (jangan coba-coba mengatai aku pikun). Intinya kita selalu bersama. Tahun baru keduapun kita merayakannya di rumah. Kita membakar ayam bersama kakak ku dan Ancha, juga tepat jam 12 keluarga ku yang lain menyusul. Kita bermain kembang api.
Lalu apa lagi? Valentine kedua juga kita merayakannya. Kita berjalan kaki ke Lasinrang untuk makan lumpia, kroket, jalangkote, dll lalu kita dinner di Madam Wong dan berakhir di Dunkin (benarkan? Aku agak lupa detailnya. Maaf kalau salah waktu
Lalu aku sakit... Kau selalu menemaniku. Menjengukku selalu. Menerima kecengenganku dan keluhkesah ku. Rasanya memang sangat sakit waktu itu, bukan hanya fisik juga hati. Kau tahu kekecewaanku, ketidakpercayaanku saat itu. Kau selalu ada.
Semester dua kuliah ku dimulai. Aku muak kuliah. Aku berkeinginan mendaftar ulang. Kau selalu ada bukan? Memberikanku nasehat dan menemani ku. Tapi aku jadi malas dan membangkang. Aku tak pernah masuk kuliah lagi. Aku mulai membenci Sastra Jepang. Aku berharap tahun ini aku lulus SNMPTN. Kau selalu mendukung bukan?
Aku berlibur untuk menghilangkan stres dan meninggalkan mu selama 2 bulanlebih. Aku sangat rindu pada mu saat itu dan selalu berandai-andai kau ada bersamaku. Saat di Dufan, aku sangat ingin menaiki semua wahana bersamamu. Saat di Bandung, aku ingin menjelajahi kotanya dengan mu. Saat di Pantai Jembaran, ahhh... andai saat itu kau bersama ku, kita mungkin akan dinner berdua di bawah taburan bintang dan semilir angin laut dan ombak-ombak yang memanggil-manggil. Kita akan menyantap makanan laut yang diterangi cahaya lilin dan kaki kita beralaskan pasir putih. Andai kau ada disana. Tepat saat di Bali itu pengumuman kelulusan SNMPTN keluar. Aku tidak lulus. Rasanya ingin menangis, tapi saat itu aku berada di GWK, tidak mungkin aku tiba-tiba menangis di sana. Kau memberikan ku kata-kata penghiburan.

Usia hubungan kita telah 2 tahun. Ini merupakan pacaran terlamaku. Aku orangnya bosanan, tapi bersamamu? Tidak ada kata bosan hanya muak mungkin :p
Tahun ke 2 ini, kita selalu bertengkar. Aku mulai tidak sabar menghadapi kekurangan mu mungkin kau pun begitu. Kau mulai posesif dan cemburuan tidak jelas padahal sudah ku katakan dia hanya teman ku. Juga keleletan mu yang selalu membuat ku menunggu, rasanya aku tidak terlalu penting untuk mu sehingga kau membiarkan ku menunggu sendiri berjam-jam. Kadang aku muak, marah, melihat tingkah mu. Kuakui akupun mulai egois dan terlalu menuntut. Pernahkah terlintas kata putus dipikiranmu? Aku tidak, bagaimana dengan mu?
Tapi selain itu kita semakin dekat sangat dekat. Kita mulai menyatu, sedih ku sedih mu, sedih mu sedih ku, bahagia ku bahagia mu, dan bahagia mu bahagia ku.* Meskipun kadang kita tetap saling menyakiti dan menyesal setelahnya. Kita juga saling membagi mimpi-mimpi kita, harapan-harapan kita, dan berandai-andai tentang kita dimasa depan. Aku senang kita bisa melewati cobaan-cobaan itu dan masih bertahan hingga sekarang.
Aku sangat bahagia memiliki mu, sangat bahagia. Kau bukan hanya seorang pacar, kau seorang teman, kakak, dan ayah untuk ku.
Terimakasih untuk segalanya sayang, aku mencintai mu