- Semakin mengenal Allah
- Dapat kerja atau setidaknya punya penghasilan sendiri
- Pindah dari Sastra Jepang
- Rajin kuliah
- Gak ada nilai C di semua mata kuliah yang kuambil, minimal B-
- Mengontrol emosi, jangan suka marah-marah tidak jelas
- Rajin olahraga dan menjaga kesehatan
- Punya Macbook air
- Punya Samsung Corby
- Jangan boros, tahan diri kalau mau belanja.
Awalnya ke Promedia untuk nemenin Pai cari tas-tas buat proposalnya, ternyata di sana lagi ada diskon besar-besaran. Ya ampun, ko ada diskon sih? Padahal aku tidak punya uang sepeserpun. Segera aku jatuh hati pada beberapa buku , tapi… hiks hiks hiks… tidak punya uang.
Ada satu buku yang paling menarik perhatian ku, judulnya “The Sisters Grimm”. Harganya tinggal dua puluh ribu. Hiks… Pengen beli!!!
Buku ini bercerita tentang dua orang bersaudara Grimm yang hidupnya berubah saat mereka pulang sekolah dan tidak menemukan ke dua orangtuanya. Belum cukup itu saja, tiba-tiba panti asuhan mengirim mereka untuk tinggal bersama sang nenek-yang sudah lama dikabarkan meninggal! Menurut Nenek Relda Grimm, mereka adalah keturunan Grimm bersaudara, yang telah menghasilkan karya-karya klasik tentang dongeng dan keajaiban. Yang lebih mengagetkan, tokoh-tokoh ciptaan para leluhur itu, seperti Putri Salju dan Jack si Penakluk Raksasa, hidup di Ferryport Landing, kawasan tempat Nenek Relda tinggal! Keadaan bertambah gawat ketika Nenek Relda diculik raksasa.
Ya ampun pengen banget beli tuh buku!!! Segera deh kepalaku sakit, mending ku keluar saja dari ni Promedia, biar Pai menyelesaikan pembayarannya sendiri. Mungkin karena kasian lihat muka ku, ternyata dia beliin aku buku itu!!! Duh senengnya… hehe… Thanks sayang…


Dunia Sophie
Jostein Gaarder
Penerbit: Mizan
Penyunting: Rahmani Astuti
Disain sampul: G. Ballon
Jostein Gaarder
Penerbit: Mizan
Penyunting: Rahmani Astuti
Disain sampul: G. Ballon
Mungkin gak ada kata BOSAN MEMBACA bila mengenai "Dunia Sophie" (Walaupun emang semua buku ku baca berulang-ulang). Sangat menyenangkan belajar filsafat yang dikemas dalam sebuah novel dan novel itu pun merupakan sejarah filsafat.
Buku ini bercerita tentang sophie, seorang pelajar sekolah menengah berusia empat belas tahun. Suatu hari sepulang sekolah, dia mendapat sebuah surat misterius yang hanya berisikan satu pertanyaan: "Siapa kamu?". Belum habis keheranannya, pada hari yang sama dia mendapat surat lain yang bertanya: "Dari mana datangnya dunia?". Seakan tersentak dari rutinitas hidup sehari-hari, surat-surat itu membuat sophie mulai mempertanyakan soal-soal mendasar yang tak pernah dipikirkannya selama ini. Dia mulai belajar filsafat.
Apa yang bisa kulakukan untuk burung kecil? Yang jatuh dari atas dan tak bisa terbang lagi? Yang hanya bisa bertengker diam. Apa yang bisa kulakukan untuk mu burung kecil?
Makan dan minum pun, kau tak bisa, hanya bisa bertengker dengan mata tertutup. Tiadakah yang bisa kulakukan untuk mu? Hanya bisa diam menunggumu kaku dan mendingin? Hanya bisa itu? Tidak ada kah?
(Jumat, 27 November 2009)
Bagaimana kabar burung kecil hari ini? Apakah ia telah menutup mata? Ataukah telah kembali terbang? Atau keadaannya masi sama seperti saat ia kutemukan? Hujan akan turun, apakah dia kedinginan? Apakah ia telah makan? Bagaimana kabar burung kecil di hari ini?
(Sabtu, 28 November 2009)
Saatku pulang, kutemukan si burung kecil terbujur kaku dalam posisi sayap yang mengembang. Apakah ia ingin terbang? Saat tahu ia tak bisa ia menyerah? Ataukah ia terbang menuju penciptanya?
Burung kecil, yang bisa kulakukan hanya membungkusmu dengan tisu dan menguburkanmu di depan rumahku. Hanya itu yang bisa kulakukan burung kecil.
Makan dan minum pun, kau tak bisa, hanya bisa bertengker dengan mata tertutup. Tiadakah yang bisa kulakukan untuk mu? Hanya bisa diam menunggumu kaku dan mendingin? Hanya bisa itu? Tidak ada kah?
(Jumat, 27 November 2009)
Bagaimana kabar burung kecil hari ini? Apakah ia telah menutup mata? Ataukah telah kembali terbang? Atau keadaannya masi sama seperti saat ia kutemukan? Hujan akan turun, apakah dia kedinginan? Apakah ia telah makan? Bagaimana kabar burung kecil di hari ini?
(Sabtu, 28 November 2009)
Saatku pulang, kutemukan si burung kecil terbujur kaku dalam posisi sayap yang mengembang. Apakah ia ingin terbang? Saat tahu ia tak bisa ia menyerah? Ataukah ia terbang menuju penciptanya?
Burung kecil, yang bisa kulakukan hanya membungkusmu dengan tisu dan menguburkanmu di depan rumahku. Hanya itu yang bisa kulakukan burung kecil.