1:19 pm




Tak heran buka ini mendapat banyak penghargaan dari seluruh dunia. Tahu tidak? Buku ini ditulis sewaktu Pramoedya masih mendekam dalam kamp karjapaksa tanpa proses hukum pengadilan di Pulau Buru .
Tetralogi ini mengambil latar kebangunan dan cikal bakal nasion bernama Indonesia di awal abad ke-20. Dengan membacanya, waktu kita dibalikkan sedemikian rupa dan hidup di era membibitnya pergerakan nasional mula-mula(Lentera Dipantara)
Tetralogi ini adalah roman dengan empat buku: “Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.”
Kalau roman bagian pertama, “Bumi Manusia”, merupakan periode penyemaian dan kegelisahan; roman kedua, “Anak Semua Bangsa”, adalah periode observasi atau turun ke bawah; roman ketiga, “Jejak Langkah”, adalah pengorganisasian perlawan; maka roman keempat, “Rumah Kaca”, adalah reaksi balik dari pemerintahan Hindia Belanda yang melihat kebangkitan perlawanan meluas ditanah jajahan mereka. (Lentera Dipantara)
Setelah membaca buku ini, aku jadi pengagum berat Pramoedya. Semua buku karangannya harus aku baca dan miliki. Makanya harus semangat memenejem keuangan agar bias beli buku lagi. Yeah… Ganbatte Kudasai!!!
1 komentar
ampunma saya klo sastra.
ReplyDeletekyanya lebi masuk kpalaku politik dripada sastra..
skrg lgi bca novel roman bhs.ing..hehhe. tmbah2 vocab dlu rong.
Terimakasih atas komentarnya :) Maaf untuk yang meninggalkan komen dengan link hidup, terpaksa saya hapus. Juga yang komennya dibaca brokenlink terpaksa saya hapus.